Ekonomi DIY Alami Pertumbuhan Positif

Mus • Friday, 6 Nov 2020 - 12:55 WIB

Yogya - Berdasarkan data yang dirilis oleh BPS, pada triwulan III 2020 ekonomi DIY menunjukkan pemulihan. Realisasi pertumbuhan PDRB DIY naik 9,24% (qtq), setelah dua triwulan berturut-turut mengalami kontraksi. Namun demikian bila melihat secara tahunan, ekonomi DIY triwulan III masih mencatat kontraksi 2,84% (yoy). "

Kinerja perekonomian DIY ini, lebih tinggi jika dibandingkan nasional dan Jawa, masing-masing kontraksi 3,49 (yoy) dan 4,00% (yoy)," ujar Hilman Tisnawan Kepala Perwakilan BI DIY

Berdasarkan Lapangan Usaha (LU), beberapa sektor utama di DIY masih mengalami pertumbuhan positif, antara lain LU Pertanian dan Informasi Komunikasi. Sektor pertanian pada triwulan III masih melanjutkan masa panen utamanya untuk komoditas bawang merah, aneka cabai, dan tembakau. 

"Sementara itu aktivitas ekonomi yang mulai bergerak dan reaktivasi sektor pariwisata menyebabkan serapan komoditas pangan mulai perlahan meningkat. Dari sektor Informasi dan Komunikasi terus melanjutkan peningkatan, seiring dengan pola pembelajaran jarah jauh secara daring sejak awal bulan Maret 2020. Bahkan sejak bulan September 2020," lanjut Hilman di Yogyakarta Jumat (6/11).

Pemerintah menyalurkan bantuan kuota internet untuk menunjang kegiatan pendidikan. Meningkatnya animo masyarakat untuk melakukan belanja daring di masa pandemi juga turut mendukung pertumbuhan informasi dan komunikasi di DIY. Selain itu penyediaan jaringan telekomunikasi di lokasi wisata pantai, embung, desa wisata, dan destinasi wisata lainnya di Kabupaten Gunungkidul memberikan pengaruh peningkatan aktivitas telekomunikasi dan informasi.

Hilman juga mengatakan, beberapa LU seperti Industri Pengolahan, Akomodasi Makanan Minuman, serta Konstruksi mengalami perbaikan dibanding triwulan sebelumnya, walaupun secara tahunan masih mencatatkan pertumbuhan negatif. 

Naiknya kinerja LU industri pengolahan sejalan dengan aktivitas industri yang mulai meningkat, utamanya pada kelompok makanan dan minuman, tekstil, industri kayu dan furnitur, hingga industri barang galian bukan logam. Sementara itu, LU Akomodasi Makan Minum mulai meningkat sejak dibukanya kembali pembatasan arus lalu lintas di perbatasan wilayah DIY pada awal bulan Juli dan dibukanya beberapa objek wisata di DIY. 

LU Konstruksi juga mengalami kenaikan sejalan dengan progres pembangunan KA Bandara YIA maupun pembebasan lahan tol yang terus berjalan.

"Ke depan, kami memperkirakan kinerja pertumbuhan ekonomi DIY pada Triwulan IV 2020 akan kembali melanjutkan tren peningkatan. Berdasarkan hasil survei, optimisme pelaku usaha dan masyarakat saat ini semakin meningkat," tambahnya.

Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) menunjukkan kegiatan usaha pada Triwulan IV 2020 memiliki Saldo Bersih Tertimbang (SBT) 4,64%, lebih tinggi dibandingkan realisasi SBT pada Triwulan III 2020, yaitu sebesar 1,39%. Dari Survei Konsumen pada Oktober 2020 menunjukkan optimisme masyarakat semakin meningkat, di mana Indeks Kondisi Ekonomi di DIY berada pada level 61,83, lebih tinggi dari level 60,33 pada bulan sebelumnya.

Lanjut Hilman, sebagai upaya menopang pertumbuhan ekonomi di DIY di tengah pandemi Covid-19, masih diperlukan gotong royong seluruh lapisan masyarakat. Yaitu Recovery ekonomi tidak bisa terlepas dari aspek kesehatan. Seluruh pihak harus terus fokus, karena upaya memutus rantai penyebaran Covid-19 belum berakhir. Optimalisasi belanja pemerintah sebagai daya ungkit roda perekonomian. 

Secara siklus belanja pemerintah di akhir tahun akan cenderung besar. Upaya recovery ekonomi memerlukan biaya yang tidak sedikit, untuk memberikan stimulus kepada masyarakat miskin, UMKM, hingga pelaku usaha. Mengambil momentum dari pandemi untuk mempercepat transformasi digital. Penting bagi seluruh pihak untuk berkolaborasi agar memastikan tidak ada masyarakat yang tertinggal dalam perubahan menuju peradaban baru ini. (ron)