Google AI Berikan Solusi dan Ikut Atasi Perubahan Iklim Di Dunia!

ITK • Thursday, 4 Apr 2024 - 13:41 WIB

Mengatasi perubahan iklim memerlukan solusi cukup besar tidak hanya untuk masa depan, namun juga untuk dunia saat ini. Dan Google AI saat ini membuktikan ikut serta membantu memberikan solusi dalam jangka waktu yang sangat singkat. Lalu apa saja proyek tersebut? Berikut projek Google AI yang memberi manfaat bagi masyarakat, dunia usaha bahkan bagi pemerintah dalam mengakses informasi untuk mengatasi perubahan iklim dalam skala besar baik di tanah, laut dan udara!

TANAH

AnthroKrishi:
Proyek pertanian yang menggunakan citra AI dan satelit, yang memetakan informasi penting tentang seputar penanaman tanaman yang efektif di berbagai pertanian. 
Dengan peta yang mengidentifikasi elemen lanskap pertanian seperti perairan, pepohonan, bangunan, dan lainnya, akan lebih mudah untuk memahami dimana tempat yang paling ideal untuk menanam tanaman tertentu untuk mengoptimalkan hasil panen. Dengan menyediakan teknologi pemetaan ini, mitra pemerintah dan perusahaan dapat lebih berbasis data dalam mengambil keputusan yang lebih baik.

 

Project Green Light:
Memanfaatkan AI untuk membantu kota mengoptimalkan lampu lalu lintas, mengurangi emisi, dan menjadikan arus lalu lintas lebih efisien. Data yang terkumpul pada awal projek menunjukkan potensi pengurangan jumlah pemberhentian hingga 30% dan pengurangan emisi di persimpangan hingga 10%.

Lalu lintas yang macet tidak hanya membuat pengemudi frustrasi, tetapi juga berdampak buruk bagi iklim karena mobil di persimpangan kota menghasilkan emisi 29 kali lebih banyak dibandingkan mobil di jalan terbuka. Project Green Light kini digunakan di 12 kota di seluruh dunia termasuk Bali, Hyderabad, Jakarta dan Kolkata di APAC. Sistem ini hanya membutuhkan penerapan dalam 5 menit dengan menggunakan kebijakan dan alat yang sudah tersedia sebelumnya. Di persimpangan dimana lampu hijau sudah menyala, hal ini dapat menghemat bahan bakar dan menurunkan emisi hingga 30 juta perjalanan mobil setiap bulannya. Project Green Light ini rencananya akan lebih diperluas di berbagai kota pada tahun 2024.

Wildfires, Boundary Tracking:
Menggunakan citra AI dan satelit untuk memetakan kebakaran besar hampir secara real-time dan diperbarui setiap 15 menit.

Banyak wilayah di dunia yang terkena dampak kebakaran hutan, dan alat ini dapat melacak batas kebakaran hutan untuk membantu masyarakat menemukan informasi yang diperlukan agar tetap aman. Alat ini saat ini tersedia di Google Search dan Maps di wilayah rawan kebakaran di AS, Kanada, Meksiko, dan Australia, akan diperluas cakupannya.


Wildfires:
Memanfaatkan AI untuk memodelkan lebih banyak dinamika kebakaran dan membantu otoritas pemadam kebakaran melatih petugas pemadam kebakaran, merencanakan penanganan bahan bakar yang efektif, dan memadamkan kebakaran skala besar dengan lebih aman dan efektif saat berada di lapangan.

Petugas pemadam kebakaran perlu mengantisipasi ke mana mereka akan pergi dan bagaimana cara memitigasi kebakaran hutan dengan baik sebelum terjadi. Informasi ini saat ini ditampilkan untuk kebakaran besar di benua Amerika, Meksiko, dan sebagian besar Kanada dan Australia.


Fuel-efficient routing: Maps
Maps menggunakan AI yang memberikan pilihan kepada wisatawan untuk memilih rute yang paling hemat bahan bakar jika belum bisa menjadi rute paling cepat.

Pemilihan rute yang hemat bahan bakar diperkirakan telah membantu mencegah lebih dari 2,4 juta metrik ton emisi setara karbon sejak peluncurannya pada tahun 2021: setara dengan menghilangkan sekitar 500.000 mobil berbahan bakar bahan bakar dari jalan raya selama setahun. Di APAC, fitur ini saat ini tersedia di India dan india dan diharapkan akan tersedia di lebih banyak negara pada akhir tahun ini.

Tree Canopy:
menggabungkan citra AI dan udara sehingga kota-kota dapat memahami cakupan pohon mereka saat ini dan merencanakan inisiatif hutan kota dengan lebih baik agar dapat memerangi efek panas perkotaan.
Data Tree Canopy tersedia untuk ribuan kota di seluruh dunia termasuk beberapa lokasi di Australia, Jepang, dan Filipina.

Tapestry:
Membantu operator jaringan listrik memetakan jaringan mereka dan membuat rencana yang lebih baik untuk masa depan dekarbonisasi dengan menggunakan AI untuk memodelkan skenario yang lebih baik, seperti mematikan pembangkit listrik tenaga batu bara, atau memprediksi bagaimana sumber energi bersih dapat terkena dampak peristiwa cuaca ekstrem.

Tapestry dikembangkan bersama operator sistem nasional Chile, yang memiliki tujuan untuk mengoperasikan 100% jaringan listrik terbarukan pada tahun 2030. 


LAUT

Kelp:
Menggunakan Al untuk membuat peta hutan rumput laut raksasa pertama di Australia agar lebih mudah memantau hutan yang tersisa dan akhirnya menumbuhkannya kembali.
Dengan meningkatnya suhu laut, hanya 5% hutan rumput laut raksasa di Tasmania yang masih bertahan hingga saat ini. Google Australia dan mitra lokalnya bekerja sama untuk memetakan rumput laut raksasa dan menganalisis sampelnya menggunakan AI untuk memahami genetika dari rumput laut yang tahan panas. Dengan wawasan ini, ilmuwan lokal akan mampu membiakkan secara selektif dan memulihkan hutan rumput laut raksasa.

Calling in Corals:
Sebuah proyek sains warga yang bersumber dari banyak orang untuk membantu para ilmuwan menganalisis ratusan jam audio bawah air untuk lebih memahami ekosistem terumbu karang.
Bersama ahli biologi kelautan, Google Arts & Culture (GA&C) menciptakan eksperimen berbasis AI yang memungkinkan siapa saja membantu upaya pelestarian terumbu karang. AI digunakan untuk menganalisis rekaman audio terumbu karang berdurasi ratusan jam dari Australia, Indonesia, dan Filipina. Data ini dapat digunakan untuk memahami kesehatan, keanekaragaman hayati, dan aktivitas hewan di habitat tersebut, yang kemudian menentukan di mana fokus upaya pelestarian terumbu karang. Melalui eksperimen GA&C, pengguna dapat mendengarkan beberapa audio dan membantu mengidentifikasi suara untuk melatih model AI dengan lebih baik.

Blue Carbon:
Menerapkan AI untuk mengukur dengan efisiensi dan akurasi yang lebih tinggi kapasitas ekosistem seagrass dalam menyerap karbon.

Seagrass sangat penting bagi lingkungan, mendukung keanekaragaman hayati dan komunitas lokal. Seagrass juga berperan penting dalam memerangi perubahan iklim, bahkan seagrass juga merupakan salah satu pembangkit tenaga penyimpanan karbon yang paling efektif di dunia serta dan dapat menyimpan karbon 35 kali lebih cepat dibandingkan hutan hujan tropis. Untuk lebih memahami hal ini, proyek 'Blue Carbon'adalah sebuah upaya bersama antara ilmuwan, peneliti dan insinyur dari Fiji, Indonesia, CSIRO, Google dan Tidal yang menggunakan AI untuk mengukur secara efisien kapasitas penyimpanan karbon ekosistem seagrass di Indo-Pasifik Fiji, Indonesia dan sepanjang garis pantai Australia.

LANGIT

Contrails:
Menggunakan AI untuk membantu maskapai penerbangan mengurangi dampak contrail terhadap iklim.
Awan yang diciptakan dari jejak uap air terkondensasi yang muncul dari sisa pembakaran mesin pesawat atau disebut contrails menyumbang sekitar 35% dampak pemanasan global pada dunia penerbangan, atau lebih dari separuh dampak bahan bakar jet dunia. Google Research bekerja sama dengan American Airlines dan Breakthrough Energy mengumpulkan sejumlah besar data seperti citra satelit, data cuaca dan jalur penerbangan, serta menggunakan AI untuk mengembangkan peta prakiraan contrail untuk menguji apakah pilot dapat memilih rute yang menghindari pembuatan jejak kondensasi ini. Setelah uji terbang, terdapat analisa citra satelit dan menemukan bahwa pilot mampu mengurangi contrails sebesar 54% pada ketinggian terbang tertentu. Solusi ini sedang diuji coba di Eropa Barat yang merupakan wilayah udara tersibuk di dunia penerbangan bekerja sama dengan Eurocontrol.

MethaneSAT:
Menggabungkan data satelit dengan Google AI dan pemetaan infrastruktur untuk menciptakan pemahaman yang lebih baik tentang cara mengurangi emisi metana.

Google bermitra dengan EDF untuk mengidentifikasi kebocoran dan emisi metana melalui penginderaan satelit. MethaneSAT dan satelit EDF, akan memetakan, mengukur, dan melacak metana untuk memberikan gambaran komprehensif tentang emisi metana. Fitur ini akan tersedia pada akhir tahun sekarang di Google Earth Engine untuk mendukung penelitian ilmiah dan solusi iklim baru.

Solar API:
Membantu bisnis memperkirakan potensi penempatan alat tenaga surya di atap rumah dan penghematan energi melalui data yang terperinci.
Solar API menggunakan AI untuk membantu pemasang alat tenaga surya dengan cepat  bahkan dapat membuat prototipe desain tenaga surya untuk pelanggan, dan kemudian memperkirakan berapa banyak pelanggan dapat menghemat dengan menggunakan tenaga surya tersebut. Solar API memiliki informasi yang tersedia untuk 470 juta lebih bangunan di seluruh dunia dan terus bertambah serta dapat digunakan secara luas oleh pemasang tenaga surya untuk menjelaskan manfaatnya kepada konsumen.

Google AI sejauh ini masih terus berkembang untuk dapat memberikan solusi tidak hanya dari masalah iklim dunia tapi juga di berbagai bidang. Nantikan terus update menarik dari berbagai program dan projeknya! (*)