Revitalisasi KCBN Muarajambi, Kemendikbudristek Libatkan Masyarakat Sebagai Perhatian Utama

AKM • Friday, 26 Apr 2024 - 20:09 WIB

Jambi — Dalam upaya untuk memperkuat dan melestarikan Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muarajambi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan (Ditjenbud), menempatkan masyarakat sebagai pusat perhatian utama. Strategi yang ditetapkan oleh Ditjenbud salah satunya dengan memperkuat ikatan sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat sebagai fondasi utama dalam proses revitalisasi.

Sekretaris Direktorat Jenderal Kebudayaan, Fitra Arda, menegaskan bahwa pendekatan dari bawah ke atas dalam merencanakan kebudayaan adalah hal yang sangat penting. Fitra juga menyoroti pentingnya mendengar aspirasi masyarakat sebagai langkah awal dalam penguatan ekosistem.

“Yang utama dari revitalisasi KCBN Muarajambi adalah masyarakatnya, karena merekalah rohnya. Oleh karena itu, Ditjenbud menaruh perhatian khusus untuk keberlangsungan dan peradaban KCBN Muarajambi,” ujarnya pada pembukaan Forum Diskusi Terpumpun di KCBN Muarajambi, Rabu (24/4). 

Pada kesempatan yang sama, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah V, Agus Widyatmoko, menggarisbawahi visi untuk membangun 8 desa budaya di sekitar Muarajambi. Menurutnya, pembangunan tersebut tidak hanya soal infrastruktur fisik, namun juga tentang memperkuat identitas dan kearifan lokal yang dimiliki oleh masyarakat setempat.

Selain itu, Tim Pendamping Desa Penyangga KCBN Muarajambi , Ibe Karyanto, memaparkan sejumlah langkah strategis yang telah diambil untuk mendukung potensi masyarakat dan memperkuat peran masyarakat dalam pelestarian dan pengembangan KCBN Muarajambi. "Kami merancang berbagai program pendampingan, riset partisipatif, dan pembuatan kelembagaan desa untuk memastikan partisipasi aktif dari masyarakat dalam proses ini," ucapnya.

Sebagai contoh konkret dalam upaya ini, Ibe menggambarkan bagaimana warga desa di sekitar KCBN Muarajambi telah mengidentifikasi potensi lokal mereka dan mencari cara untuk mengembangkannya. "Ini menunjukkan pentingnya mendengarkan suara masyarakat dan memberikan dukungan yang sesuai untuk mewujudkan visi bersama," ucap Ibe.

Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, tim pendamping juga akan melaksanakan serangkaian kegiatan, termasuk asesmen mendalam terhadap kondisi budaya di delapan desa sekitar Muarajambi dan pembuatan kalender kebudayaan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan budaya.

Dengan menekankan peran sentral masyarakat, Ditjenbud berkomitmen untuk memastikan keberlanjutan KCBN Muarajambi. Melalui kerja sama yang erat antara pemerintah dan masyarakat, Muarajambi diharapkan tetap menjadi mercusuar budaya yang menginspirasi dan membanggakan bagi bangsa Indonesia.