Strategi Kebijakan Hilirisasi Migas dan Minerba yang Efektif untuk Indonesia

ANP • Tuesday, 2 Apr 2024 - 12:35 WIB

JAKARTA - Kebijakan hilirisasi minyak dan gas (migas) serta mineral batubara (minerba) menjadi salah satu fokus pemerintah untuk mengoptimalkan sumber daya alam. Selain dapat meningkatkan nilai tambah, hilirisasi migas dan minerba memiliki berbagai manfaat seperti diversifikasi ekonomi, peningkatan investasi, dan pengelolaan lingkungan yang lebih baik. Oleh karena itu, diperlukan strategi yang tepat dalam hilirisasi migas dan minerba di Indonesia.

Tim peneliti Purnomo Yusgiantoro Center (PYC), yaitu Akhmad Hanan (peneliti), Mayora Bunga Swastika (asisten peneliti), dan Hidayatul Mustafidah Rohmawati (staf peneliti) telah menyelesaikan laporan singkat  (brief report) dengan judul Strategi Kebijakan Hilirisasi Migas dan Minerba yang Efektif untuk Indonesia pada pertengahan bulan Maret 2024 ini. Laporan singkat ini mengevaluasi tahapan hilirisasi di sektor minyak bumi, gas alam, mineral, dan batubara menggunakan metodologi Political, Economic, Social, Technological, Environment, Legal (PESTEL) dan konsep ekonomi efek trickle down. Melalui kerangka PESTEL, laporan ini mengidentifikasi aspek politik, ekonomi, sosial, teknologi, lingkungan dan hukum yang mempengaruhi kebijakan hilirisasi. Sedangkan, efek trickle down dianalisis untuk memahami distribusi manfaat ekonomi.

Indonesia memiliki kesempatan besar untuk memanfaatkan sumber daya migas dan minerba melalui pendekatan hilirisasi sebagai strategi pembangunan nasional. Hilirisasi, yaitu pengolahan sumber daya alam sebelum diekspor, dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan berkelanjutan, tetapi membutuhkan kebijakan yang terintegrasi. Ini mencakup aspek politik, ekonomi, sosial, teknologi, lingkungan, dan regulasi. Hilirisasi tidak hanya meningkatkan nilai ekonomi, tetapi juga kemandirian sumber daya negara dan menciptakan lapangan kerja yang luas. Hal ini berdampak pada pembangunan berkelanjutan dan pengelolaan sumber daya alam yang bertanggung jawab. Dengan proses hilirisasi yang optimal, Indonesia dapat mengurangi eksploitasi berlebihan terhadap sumber daya alam dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal di sekitar wilayah eksploitasi. Hilirisasi juga dapat memperkuat daya saing Indonesia di pasar global melalui ekspor dan perluasan pasar internasional.

Secara garis besar, laporan ini menunjukkan bahwa:

1. Dalam konteks energi, diperlukan kebijakan yang mendukung investasi teknologi dan peningkatan kapasitas manusia.

2. Di sektor migas, eksplorasi dan eksploitasi sumber daya harus diimbangi dengan perlindungan lingkungan yang berkelanjutan.

3. Di sektor mineral, keterlibatan industri dan regulasi lingkungan perlu diperkuat.

4. Di sektor batubara, diversifikasi ekonomi dan penggunaan energi bersih merupakan kunci untuk mengurangi dampak lingkungan.

Dari brief report dihasilkan kesimpulan bahwa proses hilirisasi sumber daya migas dan minerba di Indonesia sudah dimulai dari sebelum kemerdekaan, khususnya untuk Migas, dengan dibangunnya Kilang Plaju pada 1904 oleh perusahaan Shell Belanda. Tahapan hilirisasi khususnya untuk Minerba hingga saat ini bisa dikatakan baru tahap awal menuju pengolahan produk tingkat lanjut, belum sampai pengguna akhir (end user). Dengan mempertimbangkan analisis PESTEL dan efek trickle-down, penting bagi pemerintah dan pemangku kepentingan industri untuk mengadopsi pendekatan yang berkelanjutan dan inklusif dalam pengembangan industri hilirisasi sumber daya migas dan minerba di Indonesia. Hal ini tidak hanya akan memperkuat kedudukan Indonesia dalam pasar global, tetapi juga akan memberikan manfaat ekonomi yang berkelanjutan bagi masyarakat Indonesia secara luas.

Dalam laporan ini juga diberikan beberapa rekomendasi strategi hilirisasi migas dan minerba, diantaranya seperti melanjutkan proses hilirisasi khususnya mineral hingga ke end user; mendorong konten lokal dalam hilirisasi migas dan minerba; meningkatkan pengawasan dan penegakan hukum terhadap industri;  menerapkan green energy untuk kegiatan hilirisasi minerba; dan meningkatkan kolaborasi antara pemerintah, swasta, akademisi, dan NGO (quadruple helix). Brief Report “Strategi Kebijakan Hilirisasi Migas dan Minerba yang Efektif untuk Indonesia” secara lengkap dapat diakses melalui tautan berikut:  https://www.purnomoyusgiantorocenter.org/id/strategi-kebijakan-hilirisasi-migas-dan-minerba-yang-efektif-untuk-indonesia/  .