15 Negara Islam Belajar KB dan Penanganan Stunting di Surabaya

LAN • Wednesday, 7 Jun 2023 - 10:21 WIB

Surabaya - Sebanyak 15 Negara Islam akan berkunjung dan belajar tentang keberhasilan Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting di Indonesia. Untuk itu, BKKBN RI menetapkan Kota Surabaya sebagai tuan rumah untuk ke-15 negara islam tersebut mengingat Kota Surabaya memiliki angka stunting terendah. 

Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan (Lalitbang) BKKBN RI, Prof. drh. Muhammad Rizal Martua Damanik menjelaskan Advance Mission pada SAAT Offline Training on Strategic Partnership between Government and Moslem Religious Leaders (MRLs) in Reproductive Health, Family Planning, Prevention of Gender-based Violence, Child Marriage and Stunting Reductiob (Pelatihan Luring Kemitraan Strategis antara Pemerintah dan Tokoh Agama Islam dalam Kesehatan Reproduksi, KB, Pernikahan Dini dan Penurunan Stunting) akan dilaksanakan di Kota Surabaya pada bulan Juli mendatang. 

"Mengapa Indonesia menjadi pilihan? Karena Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar namun program KB-nya berhasil," jelas Prof Damanik saat melakukan audensi dengan Walikota Surabaya yang diwakili oleh Asisten Administrasi Umum Kota Surabaya, drg. Febria Rachmanita di Ruang Sidang Walikota Surabaya, yang juga dihadiri Perencana Ahli Muda di Analis dari Direktorat Pelatihan dan Kerjasama Internasional BKKBN RI, Fajar Dwi Heryudha Iryawan, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jatim, Dra. Maria Ernawati, dan Periset dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Dr. Iswari Hariastuti, Kepala DP3APPKB Kota Surabaya Ida Widayati. 

Prof. Damanik menjelaskan mereka mengetahui bahwa di Indonesia ada dua organisasi keagamaan terbesar yaitu NU dan Muhammadyah yang sangat mendukung program KB. Sementara di negara-negara tersebut tokoh-tokoh agama memiliki perbedaan pandangan dan saling menghambat. 

"Provisni Jawa Timur menjadi salah satu pusat unggulan BKKBN RI dan memilih Kota Surabaya sebagai tuan rumah bagi ke-15 negara tersebut untuk belajar karena Angka Stunting di Surabaya sangat rendah juga penurunan stunting yang sangat signifikan," ungkap Prof. Damanik. 

Ditempat yang sama, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, Maria Ernawati menjelaskan pelatihan akan dilakukan dengan dua metode, yang pertama adalah materi yang diberikan di dalam kelas dan kunjungan lapangan. Untuk kunjungan lapangan antara lain RS. Haji, SMA Muhammadiyah 2 Surabaya, Muslimat NU, Pondok Pesantren dan KUA. 

"Mohon dukungan Pemkot Surabaya khususnya kultural visit, juga dukungan bis heritage karena mereka senang keliling wisata heritage dengan menggunakan atribut lokal Surabaya. Kami bisa diberikan informasi terkait hal itu" kata Erna. 

Selain itu, ungkap Erna, pihaknya juga berharap agar Walikota Surabaya bisa berkenan hadir dan menyapa para tamu tersebut pada saat ceremony pembukaan atau pada gala dinner. 

"Kami juga mengharapkan Pemkot Surabaya bisa menjelaskan tentang aplikasi sapa warga dan berbagai kiat dan tips menurunkan angka stunting," ungkapnya. 

Asisten Administrasi Umum Kota Surabaya, drg. Febria Rachmanita menjelaskan Pemerintah Kota Surabaya sangat memperhatikan stunting. Dengan melibatkan semua unsur dan terus dilakukan pengawasan dan pendampingan kepada keluarga stunting atau keluarga beresiko stunting. 

"Kami masih pantau hingga anak pasca terbebas dari stunting jangan sampai anak tersebut kembali mengalami stunting," tuturnya. 

Sementara itu, Dra. Ida Widayati, MM, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana menyampaikan dukungan penuh pada Juli 2023 mendatang, dimana Kota Surabaya akan menjadi tempat belajar bagi 15 negara Islam untuk belajar KB dan penurunan angka stunting.

"Tentu kami senang dan akan mempersiapkan diri sebaik mungkin" ujarnya