WSIS Forum 2023: Kemitraan Multi Stakeholder untuk Pemberdayaan Inisiatif Literasi Digital

AKM • Saturday, 25 Mar 2023 - 14:09 WIB

Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) berkolaborasi dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menyelenggarakan workshop dengan tema “Empowering the Multi-stakeholder Partnership to Strengthen Digital Literacy Initiatives” dalam WSIS Forum 2023. 

Kegiatan ini dilaksanakan di International Conference Centre Geneva (CICG) Kota Jenewa, Swiss pada Kamis, 16 Maret 2023. Workshop yang dilaksanakan secara hybrid ini menekankan pada peningkatan keterlibatan antara berbagai pemangku kepentingan dengan menggabungkan sumber daya dan pengetahuan untuk membahas isu-isu yang dihadapi oleh kelompok rentan, termasuk penyandang disabilitas, perempuan, dan orang paruh baya dalam mengakses dan menggunakan teknologi digital. 

Para pelaku multistakeholder literasi digital akan berdiskusi dan berbagi pengalaman pribadi serta pengetahuan tentang praktik terbaik dan strategi yang efektif untuk mendorong literasi digital.

Survei Indeks Literasi Digital Nasional yang dilakukan oleh Kemenkominfo dan Katadata Insight Center (KIC) pada tahun 2022 menunjukkan bahwa kapasitas literasi digital masyarakat Indonesia dinilai “sedang”, yaitu sebesar 3.54 dari 5.00. Berdasarkan hal tersebut, Kemenkominfo berkolaborasi dengan sejumlah komunitas dan kelompok masyarakat untuk melakukan literasi kepada masyarakat tentang materi yang didasarkan pada 4 Pilar Utama Literasi Digital, yaitu kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.

Kegiatan diskusi dibuka dengan pertanyaan yang ditujukan kepada Mei Lin Fung dari People-Centered Internet mengenai tantangan yang dihadapi oleh masyarakat terkait akses internet. Pada kesempatan tersebut, Mei Lin menjelaskan bahwa, hal yang penting bukan hanya berhenti pada pemberian akses internet kepada masyarakat, akan tetapi manfaat dari adanya internet tersebut terhadap peningkatan taraf kehidupan mereka. 

“Bagaimana kita bisa menjadi kreatif dan memproduksi hal-hal baru, karena kebanyakan di internet menjual hal yang sudah ada. Saya berharap Indonesia dapat menjadi pionir, karena Indonesia negara yang memiliki 17.000 pulau,” tutur Mei Lin dalam  keterangan tertulis, Jakarta, Sabtu (25/3).

Mei Lin menambahkan mengenai peran literasi digital untuk membentuk ketahanan masyarakat dalam menyelesaikan masalah mereka sendiri, seperti bagaimana masyarakat mencari informasi secara tepat, memperoleh pendidikan layak, dan lain sebagainya.

Pada kesempatan yang sama, Ida Ayu Prasasti selaku perwakilan dari ICT Watch turut menyampaikan inklusivitas digital dari sisi perempuan, utamanya mengenai tantangan-tantangan dari perempuan Indonesia di ruang digital, seperti menghadapi gender-based violence. 

“Perempuan Indonesia juga memiliki kesenjangan dengan laki-laki, sebab itu dibutuhkan friendly-training bagi perempuan. Ada juga kesenjangan penghasilan antara laki-laki dan perempuan, hal tersebut membuat perempuan kesusahan membeli akses internet, karena cenderung mengutamakan (penghasilan) untuk kehidupan sehari-hari,” jelas Ida.

Perwakilan World Benchmarking Alliance (WBA), Dio Herdiawan Tobing berpartisipasi dalam kegiatan tersebut untuk menjelaskan mengenai keterbatasan akses internet untuk pendidikan. Dio menjelaskan bahwa, sebagai organisasi, WBA mengharapkan bahwa semua masyarakat dapat mengambil peran dalam proses transformasi digital, hal tersebut bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah.

“Jadi tidak hanya pembuat kebijakan yang harus berperan dalam hal ini, namun perusahaan juga memiliki peran. Perusahaan juga harus berperan pada pemerintah dalam memberi masukan agar kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah bisa berdampak bagi semua pihak. Kami dari WBA juga masuk ke channel yang berbeda, kami masuk dalam pembicaraan dengan pemerintah di tingkat Asean untuk kebutuhan ini,” tutup Dio.

Workshop WSIS Forum 2023 merupakan salah satu upaya Kemenkominfo melalui Direktorat Pemberdayaan Informatika untuk berpartisipasi dalam mewujudkan inklusi digital bagi masyarakat di semua kalangan tanpa terkecuali. Program ini merupakan rangkaian kegiatan program Indonesia Makin Cakap Digital yang bertujuan untuk memberikan literasi tentang teknologi digital kepada 50 juta masyarakat Indonesia hingga tahun 2024.