Kemensos dan Bank Indonesia Kerjasama Atasi Miskin Ekstrem di Malang Raya

ANP • Wednesday, 28 Dec 2022 - 23:30 WIB
Mensos Risma berdialog dengan KPM Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Subsisten (Pahlawan Ekonomi Nusantara - PENA) dan Pengentasan Kemiskinan Ekstrem diMalang, Jawa Timur, Jum'at (23/12/2022).

MALANG – Kementerian Sosial dan Bank Indonesia bekerja sama dalam upaya pengentasan kemiskinan ekstrem di Malang Raya yang meliputi Kota Malang, Kota Batu, dan Kabupaten Malang, Jawa Timur. Program tersebut merupakan pilot project untuk diterapkan di seluruh Indonesia.

Menteri Sosial, Tri Rismaharini menegaskan, program pengentasan kemiskinanan merupakan arahan langsung Presiden RI, Joko Widodo melalui Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2022 tentang Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem.

"Ini adalah perintah dari Bapak Presiden, bahwa pada 2024 akan menghapus kemiskinan ekstrem," kata Risma dalam acara Serah Terima Tahap I Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Subsisten (Pahlawan Ekonomi Nusantara - PENA) dan Pengentasan Kemiskinan Ekstrem di Pendopo Agung Malang, Jawa Timur, Jum'at (23/12/2022).

Menurut Risma, pihaknya melakukan dua pendekatan untuk mengeluarkan masyarakat dari kemiskinan ekstrem. Pertama, menfasilitasi agar KPM memiliki pendapatan di luar bansos melalui PENA. Kedua, dengan memperbaiki rumah tidak layak huni melalui program Rumah Sejahtera Terpadu (RST).

PENA merupakan program terobosan Mensos untuk menumbuhkan kemandirian ekonomi. Dengan demikian, KPM tidak terus bergantung pada bantuan sosial. Program ini menyasar KPM dengan rentang usia produktif di bawah 40 tahun.

PENA menargetkan 8.500 penerima di seluruh Indonesia dengan bantuan modal usaha senilai Rp6 juta per KPM. Terdapat lima Kluster usaha dalam PENA yaitu makanan, kerajinan, jasa, pertanian dan peternakan.

Untuk wilayah di Malang Raya, terdapat 443 KPM, dengan rincian 21 orang KPM kategori kemiskinan ekstrem yang mendapat bantuan PENA dan RST, beserta isi perabotan rumah, dan 422 KPM penerima PENA. Adapun, Kemensos bekerja sama dengan BI dalam pendanaan PENA di Malang Raya dengan bantuan Rp10 juta per KPM.

Bantuan diserahkan secara simbolis oleh Deputi BI, Doni Primanto Joewono kepada empat perwakilan KPM yang hadir di Pendopo Agung Kabupaten Malang.

Mensos bersama Bupati Malang HM Sanusi dan Anggota Komisi XI Andreas Eddy Susetyo mengunjungi langsung KPM dengan kemiskinan ekstrem di Desa Pandansari, Kecamatan Poncokusomo, Kabupaten Malang. Mereka mengecek rumah yang selesai dibangun dan mencoba usaha cilok.

Ia mengatakan, KPM tersebut adalah salah satu contoh keluarga muda kategori miskin ekstrem yang menerima PENA dan RST. Menurut Risma, mereka sudah keluar sebagai penerima bantuan sosial, seperti PKH dan BPNT.

"Tadi, dia menyatakan sudah keluar, sudah graduasi, jadi mereka sudah keluar. Rumahnya sudah bagus, sudah punya usaha. Artinya, kemiskinan ekstremnya hilang. Itu yang kita lakukan," kata mantan Walikota Surabaya ini.

KPM penerima RST dan PENA, Rohimah, tidak mampu menahan rasa harunya. "Alhamdulillah bersyukur sekali. Saya tidak menyangka dapat bantuan sebanyak ini," dengan suara terisak.

Rumah yang ditempati Rohimah, sebelumnya, jauh dari kata layak. Dia beserta suami dan dua anaknya, menempati rumah beralaskan tanah dengan dinding dari anyaman bambu. Setelah mendapatkan RST, kini rumah yang ia sebut gubuk itu, telah dibangun menjadi rumah permanen yang sangat layak dihuni.

Selain rumah, suami Rohimah, Muhammad Samsul juga mendapatkan PENA untuk usaha cilok. "Kita mau usaha cilok frozen. Tapi, terkendala tidak ada kulkasnya. Alhamdulillah, udah dikasih kulkas, kompor, sama bahan-bahan buat cilok lainnya," ujarnya.