Pandemi Covid Momen Reformasi Sistem Kesehatan Indonesia

ANP • Friday, 21 Oct 2022 - 19:53 WIB

Jakarta - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa Indonesia sudah berhasil menangani pandemi Covid lebih baik jika 19 dibanding negara lain. Meski demikian, masih ada tantangan ke depan  karena varian baru masih akan tumbuh.

"Pada saat pandemi ini terjadi, puncak kasusnya kan pernah mencapai 600 ribu per hari. Sekarang sudah turun menjadi 2 ribu per hari. Kemudian juga pe rnah masuk rumah sakit 100 ribu per hari. Sekarang yang masuk rumah sakit 3.100 orang. Kita pada hari puncak yang meninggal 1.800 orang per hari. Kini 17 orang per hari. Jadi itu pencapaian yang kita raih selama pandemi d an 19 seluruh dunia mengakui bahw a pencapaian ini termasuk yang paling baik. Khususnya di gelombang terakhir yaitu varian mikron BA 4 dan BA 5," tegas Menkes Budi dalam laporan capaian pemerintah tahun 2022 yang digelar FMB9, Jumat (22/10/2022).

Menkes menyampaikan bahwa varian baru namanya XBI sudah ada di Singapura.

"Singapura sekarang kasusnya naik lagi ke 6.000 per hari karena ada varian baru namanya XBI. Varian ini juga sudah masuk ke Indonesia. Artinya Indonesia sudah berhasil menangani pandemi dengan angka yang lebih baik," ujarnya.

Menurutnya, varian baru Covid19 di Indonesia bisa dikendalikan karena masyarakat masih patuh pada protokol kesehatan. Singapura yang tadinya cuma ratusan kasus, naik menjadi 6.000 kasus per hari, lebih tinggi dari Indonesia yang cuma 2.000 kasus per ha ri. Padahal penduduk Singapura itu 5 juta, penduduk Indonesia 270 juta.

"Kita beruntung karena vaksinasi kita sangat baik karena sudah 440 juta dosis disuntikkan lebih dari 204 juta total populasi kita. Sehingga imunitas dari masyarakat kita baik, dan yang kuat," imbuh menteri. Kedua juga protokol kesehatan kita terlatih lebih "Ya Bapak Presiden Jokowi juga pernah menyuruh kita agar memakai masker dan sampai sekarang masyarakat masih terbiasa memakai masker," tambahnya.

Tetap Patuhi Protokol Kesehatan

Sementara negara-negara lain, kurang patuh terhadap protokol kesehatan

"Negara-negara lain kan sudah pede sekali untuk membuka maskernya. Itu sebabnya, tinggi," pungkasnya.

Dia berharap kenapa terjadi di Singapura sekarang yang naik cukup rap tahun depan, pandemi masih bisa terkendali.

"Mudah nanti di Januari-- mudahan Februari kita bisa menghadapi potensi kenaikan dengan baik seperti Agustus ini. Sehingga, dunia yang mengalami Indonesia menjadi salah satu dari sedikit negara di penurunan dan tidak terlihat ada lonjakan," harapnya.  

Untuk itu, tambahnya, pemerintah membutuhkan dukungan dari semua elemen bangsa. "Ini membutuhkan bantuan dari temanteman sekalian, agar kita bisa disiplin ketat protokol kesehatan pakai masker, jag belum booster segera dibooster," ujarnya.

"Kita juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak Presiden Jokowi khususnya yang dulu tuh meetingnya tidak pernah absen setiap minggu memimpin sendiri (rapat) sehingga kita bisa berkoord inasi secara kompak mengatasi masalah ini bersama, terimakasih," tuturnya.

Reformasi Sistem Kesehatan

Menurut Menkes,  pandemi menciptakan banyak kesempatan untuk melakukan reformasi. Pandemi telah mendorong lembaganya untuk melakukan beberapa reformasi u ntuk memastikan penanganan ke depan lebih baik.

"Jadi memang Bapak Presiden Jokowi meminta saya personally harus dilakukan reformasi dan kami sudah canangkan 6 reformasi," ujarnya

Pertama adalah reformasi layanan primer.  Itu basisnya di Puskesmas dan Pos yandu. Akan kita revitalisasi dan yang dan kedua ada reformasi layanan rumah sakit. Kita akan lengkapi perbanyak perbaiki rumah sakit baik alat maupun dokternya. Ketiga, reformasi sistem pertahanan kesehatan. Jadi produksi vaksin, obat obatan dan alat kese hatan akan kita dorong," beber Menkes.

Keempat, lanjutnya, adalah reformasi sistem pembiayaan kesehatan. Bila terjadi lagi kita nggak panik sumber uangnya dari mana dan itu harus cukup," pungkasnya. Kelima yang juga pasti adalah reformasi sumber daya manusia (SDM). Saat ini, Indonesia kekurangan 70.000 dokter, dokter spesialis kekurangan puluhan ribu. 

"Jadi produksi dokter kita jauh lebih rendah. Dan banyak masyarakat kita tidak mendapatkan akses kesehatan," katanya. Keenam adalah reformasi dari sekto r teknologi kesehatan baik di bidang information technology maupun bio technologi.

"Enam reformasi itu Bapak Presiden Jokowi minta harus segera diselesaikan sebelum akhir masa jabatan beliau di tahun 2024," tutupnya.