Menjaga Kebersihan Pantai dan Kemanfaatannya

MUS • Tuesday, 18 Oct 2022 - 06:21 WIB

Labuan Bajo - Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat atas bahaya membuang sampah plastik di laut, kegiatan bersih-bersih dilaksanakan di Pantai Gorontalo, Labuan Bajo, NTT, Minggu (16/10/2022). 

Tanpa ragu di bawah sinar matahari pagi, puluhan peserta tua muda antusias mengumpulkan sampah plastik maupun residu selama 30 menit. Sejumlah tokoh ikut turun langsung, berjalan di pesisir pantai, mencari dan memungut sampah. 

Para pejabat di antaranya Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alue Dohong, perwakilan perusahaan swasta, manajemen hotel, dan United Nations Development Programme (UNDP). Acara tersebut diapresiasi Direktur Regional UNDP untuk Asia Pasifik Kanni Wignaraja. 

BACA JUGA: Cerita Tsunami dari Jepang dan Srilanka untuk Masa Depan Bali

Dia merasa sangat senang dengan keterlibatan anak-anak karena menurutnya, generasi muda itulah, yang akan menyelamatkan kehidupan manusia. Apalagi, kegiatan bersih-bersih pantai bukanlah hal baru bagi petinggi PBB yang berasal dari Srilanka itu.

"Ketika masih kecil, setiap minggu di sekolah, saya terbiasa mengikuti bersih-bersih pantai. Jadi saya terbiasa. Itulah sebabnya, lumpur bukanlah masalah," ungkap Kanni. 

Bagi anak muda, Kanni memberikan alasan pentingnya menjaga kebersihan pantai. "Di berbagai platform media sosial ada banyak pengukuran, yang bertanya, apakah laut dan pantainya bersih atau kotor. Kita bisa tahu, turis gak akan datang kalau pantainya kotor," tambahnya. 

Penilaian netizen tersebut sangatlah berdampak bagi Labuan Bajo yang telah menjadi destinasi pariwisata super prioritas. Kalau pun masyarakat merasa tidak peduli dengan kehadiran wisatawan, Kanni memiliki alasan kuat lainnya agar anak muda mau menghentikan penggunaan plastik. 

"Di dalam tubuh, kita makan plastik, karena masuk melalui ikan. Anda bahkan bisa lihat dalam darah terdapat plastik microfiber. Jadi Anda harus peduli dengan kesehatan, menghentikan buang sampah sembarangan, dan bertanggung jawab atas kesehatan kita," kata Kanni. 

Kelestarian Hutan Mangrove
Selain tentang kebersihannya, sejumlah lokasi pesisir di Indonesia memiliki hutan mangrove, yang sangat kaya manfaat. Dengan luas total 3,36 juta hektare, Indonesia menjadi negara dengan hutan mangrove terbesar di Indonesia. 

"Kita sering tak memperhatikan mangrove, kita abaikan mangrove padahal inilah aset yang kaya yaitu 'blue carbon',  karbon yang disimpan oleh ekosistem pantai dan laut," tutur Kanni dalam wawancara media, Sabtu (15/10/2022).

Hutan mangrove dapat menyerap karbon 4 kali lebih banyak dibanding hutan hujan tropis, dengan luas yang lebih kecil.

Saat peninjauan ke pelatihan terkait gas rumah kaca dan mitigasi perubahan iklim dalam sektor kelautan (blue carbon), Minggu (16/10/2022) di pesisir Labuan Bajo, Kanni menyimak seksama tentng proses penyerapan karbon di hutan mangrove.

Pelatihan yang diadakan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Rakyat Jepang, dan UNDP, diisi oleh para 'trainer' dari BRIN, dan diikuti personel KKP yang mengurus hutan bakau dari seluruh Indonesia. Para peserta dilatih supaya mampu mengukur kandungan karbon yang diserap hutan tersebut.

Kanni pun mengingatkan untuk menambahkan nilai keekonomian dalam perlindungan hutan mangrove. "Dengan adanya nilai keekonomian, maka orang akan berpikir, ada nilai yang harus dilindungi dari hutan mangrove. Pada akhirnya nilai ekonomi juga diperlukan," tutupnya. (MAR)