Akademisi Hukum UKI, Ingatkan Pancasila sebagai Dasar Kuat dalam Membangun Kehidupan Bangsa Indonesia

ANP • Thursday, 14 Jul 2022 - 10:45 WIB

Jakarta - “Pancasila itu sebagai groundnorm itulah dasar yang paling kuat dan kokoh untuk membangun dan mengatur kehidupan bangsa Indonesia yang majemuk. Lima sila itu termasuk kristalisasi nilai nilai yang interinsik. Tidak ada dasar lain atau fondasi lain untuk membangun dan mengatur bangsa Indonesia,” ujar Kaprodi  Program Doktor Hukum UKI,  Prof. John Pieris dalam Seminar ‘Pancasila dan Keindonesiaan Kita’ yang diselenggarakan  secara hybrid oleh Program Doktor Hukum Universitas Kristen Indonesia bekerja sama dengan Majelis Pendidikan Kristen di Indonesia (MPK) dan Persekutuan Inteligensia Kristen Sinar Kasih (PISKA), pada hari Selasa 12 Juli 2022 di Aula Kampus Program Pascasarjana UKI, Jakarta.

Prof. John Pieris menjelaskan Pancasila harus tetap di pertahankan sebagai groundnorm dengan cara mengamalkan semua sila dalam pancasila secara konsisten dan konsekuen dalam seluruh aspek kehidupan bangsa dan negara. Terkait dengan itu maka pembangunan nasional sebagai pengamalan pancasila harus terus dilaksanakan di dalam semua norma hukum di Indonesia

"Hukum sebagai alat untuk mencapai Tujuan Negara, selain berpijak pada lima dasar (Pancasila), juga harus berfungsi dan selalu berpijak pada empat prinsip cita hukum (rechtsidee), yakni melindungi semua unsur bangsa (nation) demi keutuhan (integrasi), mewujudkan keadilan sosial dalam bidang ekonomi dan kemasyarakatan, mewujudkan kedaulatan rakyat (demokrasi) dan negara hukum (nomokrasi), dan menciptakan toleransi atas dasar kemanusiaan dan berkeadaban dalam hidup beragama," katanya.

Dalam seminar ini, Akademisi UKI, Dr. Aartje Tehupeiory, S.H., M.H. mengatakan bahwa Guru Pendidikan Agama Kristen (PAK) dapat membangun Pancasila sebagai paradigma intregrasi bangsa terhadap peserta didik era milenial.

“Pahami bahwa ada degradasi moral era milenial yang terus meningkat. Guru PAK mampu menumbuhkan iman peserta didik yang semakin dewasa yang tidak bertentangan dengan pandangan hidup dan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila,” ujar Dr. Aartje Tehupeiory. 

“Ajarkan untuk saling mengasihi dan membuang segala perundungan serta perilaku yang tidak benar peserta didik dalam menghormati pemimpin bangsanya. Memberikan keteladanan dalam menggunakan sosial media dan segala yang berhubungan dengan internet of think,” ujar Dr. Aartje

“Para Guru dan Pengajar mempunyai sikap terbuka adil memiliki peran penting dalam hal memberikan edukasi tentang pentingnya nilai-nilai kebangsaan di dalam praksis, masyarakat yaitu toleransi antar umat beragama, menghargai perbedaan, memberikan pemahaman, toleransi antar umat beragama, menghargai perbedaan, memberikan  pemahaman  yang mendalam mengenai ciri khas  keIndonesiaan seperti  Bhineka Tunggal Ika, Pancasila, UUD 1945 dan NKRI agar supaya  perselisihan antar kelompok agama,  antar golongan dan antar  etnis dapat dihindari,” tambahnya.

Dosen Fisipol UKI, Angel Damayanti, S.IP., M.Si., M.Sc., Ph.D, menjelaskan potensi dan ancaman intoleransi, eksrimisme dan terorisme di tengah melemahnya Ideologi Pancasila di Indonesia.

“Pancasila harus dipertahankan untuk menjaga keutuhan NKRI dan mencegah penyebaran ideologi radikal, dengan cara penguatan nilai-nilai dan butir- butir Pancasila melalui pendidikan di semua lini. Pemanfaatan media sosial untuk penanaman nilai-nilai Pancasila. Lembaga pendidikan Kristen dan gereja perlu terlibat dalam penguatan nilai-nilai Pancasila kepada umat Kristiani,” ujar Angel Damayanti

Turut hadir secara daring narasumber dalam seminar ini ialah Prof. Dr. H. Ermaya Suryadinata, S.H., M.H., M.S. (Dewan Pakar Badan Pembinaan Ideologi Pancasila RI) menjelaskan roadmap dan blueprint pemerintah dalam penanaman ideologi Pancasila kepada penyelenggaraan negara dan masyarakat Indonesia. Serta Dr. Nelson Simajuntak, S.H., M.Si (Kementerian Dalam Negeri RI) menerangkan sikap pemerintah dalam menangani aturan perundangan dan peraturan daerah yang tidak Pancasilais. 

Webinar dibuka secara resmi oleh Wakil Direktur Program Pascasarjana, Dr. A. Dan Kia, M.Th, dan Ketua Panitia Dr. Wiwik Sri Widiarty, S.H., M.H., dan kata sambutan dari Dr. Drs. Jopie J.A. Rory, S.H., M.H (Sekretariat Umum Majelis Pendidikan Kristen di Indonesia) dan Prof. Dr. Mompang Panggabean, S.H., M.Hum (Ketua Umum Persekutuan Intelegensia Sinar Kasih). (ANP)