Strategi CIMB Niaga Sambut Kebangkitan UKM

MUS • Friday, 28 Jan 2022 - 11:41 WIB

Jakarta - Sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) diyakini akan terus bangkit sejalan dengan kembali pulihnya aktivitas perekonomian setelah hampir dua tahun menghadapi pandemi COVID-19. Menyambut optimisme kebangkitan UKM tersebut, PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) telah menyiapkan sejumlah strategi dan layanan untuk para pelaku UKM agar laju bisnisnya semakin meningkat. 

Bagi bank swasta nasional terbesar kedua di Indonesia ini, segmen UKM bukanlah bisnis baru. Pembiayaan kepada segmen UKM telah menjadi keahlian utama CIMB Niaga sejak lama dan akan terus menjadi fokus pertumbuhan bisnis ke depan. Hal ini sejalan dengan lima pilar strategi CIMB Niaga, yaitu fokus pada keahlian utama, peningkatan CASA, disiplin dalam pengelolaan biaya, penjagaan modal dan keseimbangan budaya risiko, serta pemanfaatan teknologi informasi.

Head of Emerging Business Banking (EBB) CIMB Niaga Tony Tardjo menyatakan, setidaknya terdapat lima strategi yang telah disiapkan untuk mendukung bisnis UKM tahun ini agar dapat kembali bangkit seperti kondisi sebelum pandemi. Pertama, digitalisasi untuk mempercepat proses bisnis dan layanan kepada nasabah. Di tengah kondisi saat ini, adaptasi perusahaan terhadap layanan digital menjadi sebuah keharusan. Perusahaan-perusahaan yang dapat beradaptasi dan bertransformasi digital terbukti lebih siap menghadapi tantangan pandemi. 

Dalam hal digitalisasi, CIMB Niaga menyediakan akses yang mudah untuk nasabah UKM lewat internet banking BizChannel@CIMB dan mobile banking BizChannel@CIMB Mobile, maupun melalui website dan Layanan Contact Center. Dengan layanan tersebut, nasabah bisa mengelola beragam transaksi bisnis secara sehat dan aman. Selain itu, di level internal, CIMB Niaga mendigitalisasi tools untuk mempercepat proses internal sehingga layanan kepada nasabah lebih optimal.

“Keberadaan layanan digital yang lengkap sangat penting bagi para pelaku UKM. Dukungan ini memberikan keleluasaan dalam mengelola transaksi bisnis, sehingga dapat lebih produktif mengembangkan usahanya, tanpa direpotkan dengan masalah finansial. Karena itulah, CIMB Niaga menjadikan digitalisasi sebagai salah satu strategi utama dalam melayani nasabah UKM,” kata Tony di Jakarta, Jumat (28/1/2022).

Strategi kedua, lanjut Tony, mempercepat proses kredit. Sejalan dengan digitalisasi yang terus dikembangkan, proses persetujuan kredit juga semakin cepat. CIMB Niaga menyadari, waktu sangat berharga bagi nasabah, karena itu perseroan terus mengembangkan layanan yang dapat mempersingkat waktu penilaian dan persetujuan kredit dengan tetap menjaga prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit.

Ketiga, yaitu memberikan suku bunga yang kompetitif agar nasabah dapat memacu pertumbuhan bisnisnya. “Bagaimanapun suku bunga yang menarik menjadi salah satu pertimbangan nasabah dalam mengakses kredit perbankan. Karena itu, kami juga menawarkan suku bunga yang tidak memberatkan bagi nasabah dengan program-program menarik,” kata Tony.

Keempat, mengembangkan ekosistem partnership, salah satunya dengan perusahaan financial technology (fintech). Kerja sama dengan fintech memberikan manfaat yang saling menguntungkan. Di antaranya, meningkatkan pertumbuhan kredit UKM sesuai arahan dari pemerintah, sehingga dapat menjangkau nasabah yang selama ini belum dilayani oleh bank (inklusi keuangan). 

Selain itu, melalui sinergi dengan fintech, CIMB Niaga maupun partner  dapat saling belajar dan melengkapi sesuai keahlian utama masing-masing dan meningkatkan efisiensi. Tentu hasilnya adalah layanan yang lebih baik dari perbankan dan fintech kepada nasabah. Lebih dari itu, kemitraan ini diharapkan dapat menjawab momentum kebangkitan ekonomi Indonesia tahun ini.

Adapun strategi kelima, menghadirkan produk pembiayaan dan program-program yang menarik seperti bundling dengan produk CIMB Niaga lainnya serta kolaborasi antar unit bisnis CIMB Niaga melalui program referral dan cross selling. Dengan begitu, nasabah bisa mengoptimalkan pengembangan bisnisnya bersama CIMB Niaga. Di sisi lain, CIMB Niaga juga dapat menjaga fungsi intermediasinya di segmen ini. Per 30 September 2021, total penyaluran kredit EBB/UKM CIMB Niaga telah mencapai Rp20,67 triliun.

Pilihan produk yang lengkap

Tony menjelaskan, bagi para pelaku usaha UKM yang ingin mengembangkan bisnisnya bersama CIMB Niaga, dapat memilih beragam produk pembiayaan, baik konvensional maupun Syariah, sesuai kebutuhan dengan limit hingga Rp15 miliar. Mulai dari Pembiayaan Modal Kerja yang dapat digunakan sesuai kebutuhan operasional bisnis secara fleksibel dengan jangka waktu satu tahun.

Selain itu, nasabah juga dapat memanfaatkan fasilitas Pembiayaan Investasi untuk memenuhi kebutuhan investasi seperti membiayai barang-barang modal dan barang pendukung produksi/usaha, ekspansi bisnis, maupun proyek baru. Pembiayaan Investasi dapat digunakan dengan jangka waktu hingga 10 tahun.

Tak hanya itu, terdapat pula Pembiayaan Supply Chain untuk kebutuhan bisnis sebagai salah satu solusi finansial yang efektif dalam membantu pemasok atau supplier untuk menjaga keseimbangan dan kelancaran arus kas dengan jangka waktu pembiayaan yang lebih fleksibel.

Tony menambahkan, atas komitmen dan konsistensi CIMB Niaga dalam membantu nasabah untuk terus tumbuh melalui berbagai layanan yang diberikan, CIMB Niaga berhasil meraih penghargaan Digital Banking Initiative of the Year-Indonesia dalam ajang Asian Banking and Finance (ABF) Retail Banking Awards 2021. Apresiasi tersebut diberikan atas inisiatif Emerging Business Banking CIMB Niaga dalam menghadirkan terobosan berbasis digital yang memudahkan pelayanan bagi nasabah UKM melalui aplikasi digital OCTO Smart.

“Penghargaan tersebut menunjukkan bahwa inisiatif digital yang kami kembangkan untuk mempercepat proses bisnis mendapatkan pengakuan dari lembaga independen berskala internasional. Di tahun yang baru ini, kami akan terus meningkatkan customer experience kepada nasabah, sehingga CIMB Niaga dapat terus menjadi bank pilihan nasabah segmen bisnis termasuk UKM,” ujar Tony.