ISODEL 2021 Hasilkan 11 Rekomendasi Belajar Digital

AKM • Sunday, 5 Dec 2021 - 17:32 WIB

Jakarta -- Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi (Kapusdatin), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), M. Hasan Chabibie menyampaikan bahwa dalam mewujudkan pembelajaran digital, tak hanya sekadar infrastruktur yang perlu dibangun namun juga aspek kemanusiaan yang akan mengembangkan inovasi. Hasan meminta pendidik untuk mengawal pendidikan karakter dan nilai-nilai budaya yang perlu diketahui anak-anak bangsa. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) bisa menjadi alat bagi pendidik untuk mewujudkan itu.

Berdasarkan pengamatan Hasan Chabibie, dinamika yang terjadi dalam ISODEL 2021 yang berakhir pada Jumat (3/12). sangat menarik terkait karya inovatif dan media pembelajaran yang dikembangkan oleh individu, baik pemerintah maupun dunia industri.

“ISODEL 2021 membuktikan, saat ini kolaborasi begitu sangat mudah untuk melengkapi satu sama lain untuk menghasilkan karya yang optimal,” ujar Hasan yang disampaikan secara daring di Jakarta, Jumat (3/12).

Oleh karena itu, ia berharap setelah pelaksanaan kegiatan ini masyarakat semakin tertarik untuk mengeksplor pembelajaran digital dalam mendukung metode pembelajaran hibrida.

“Pendidikan karakter yang juga menjadi sorotan di pembelajaran digital juga perlu disikapi dengan bijak. Di saat sebagian orang tua meragukan pembelajaran daring dan sebagian guru mengkhawatirkan berkurangnya karakter peserta didik kita, jangan lupa bahwa TIK menyediakan peluang untuk membagikan nilai-nilai positif,” tambah Hasan.

Berikut adalah sebelas rekomendasi ISODEL 2021. (1) Tidak dapat disangkal bahwa disrupsi teknologi membawa perubahan sistemik yang cepat dalam pendidikan yang perlu disikapi secara strategis. Hal ini dapat dihadapi dengan mengupayakan solusi yang inovatif untuk mendukung lingkungan belajar yang adaptif dan transformatif.

(2) Di era new normal, kolaborasi sudah menjadi suatu kebutuhan. Kolaborasi adalah lebih dari sekadar kerja sama yang saling menguntungkan karena kolaborasi adalah tentang kesadaran untuk berbagi dan saling melengkapi demi mencapai kesuksesan yang optimal. Iklim bekerja secara kolaboratif perlu dikembangkan, tidak hanya lintas wilayah geografis tetapi juga lintas profesi. Di bidang pendidikan, pendekatan kolaboratif adalah dasar untuk pedagogi yang efektif.

(3) Para penggiat dan pakar teknologi pembelajaran senantiasa menggali berbagai peluang dan pendekatan untuk merancang arsitektur pembelajaran yang mencerahkan dan memberdayakan. Mengadopsi teknologi baru dengan inovasi yang berbasis kebutuhan untuk mengatasi tantangan dan masalah lokal tidak hanya terbatas pada aspek teknologi saja tetapi juga harus menjangkau aspek sosial budaya dan humanistik.

(4) Dalam mengembangkan inovasi, kita tidak boleh melupakan pentingnya pedagogi. Di era kenormalan baru meskipun Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sudah menjadi suatu kebutuhan, namun hal tersebut tidak semata menjadi tujuan mutlak. Teknologi pembelajaran adalah tentang memberikan solusi untuk membantu siswa belajar secara optimal dalam berbagai kondisi yang lebih menitikberatkan pada teknologi yang tepat guna.

(5) Salah satu isu penting terkait daerah terpencil di Indonesia terutama di daerah 3T adalah sulitnya aksesibilitas. Oleh karena itu, infrastruktur dan jaringan TIK untuk daerah tersebut harus menjadi prioritas. Dengan tersedianya dan lebih terjangkaunya akses teknologi digital seperti internet di daerah-daerah terpencil dan 3T, diharapkan dapat mempercepat perekonomian dan mendukung peningkatan kualitas pendidikan. Nantinya, diharapkan daerah 3T mampu sejajar dengan daerah-daerah maju dan berkembang.

(6) Blended learning akan menjadi kenormalan baru (new normal) dalam dunia pendidikan. Hal ini tidak hanya berdampak pada metodologi pembelajaran tetapi juga pada strukturisasi dari kurikulum. Sumber belajar yang tersedia dan mudah diakses seperti beragam mata pelajaran/topik pembelajaran serta media pembelajarannya seyogyanya dapat langsung digunakan sesuai dengan kebutuhan. Hal ini memberikan pengaruh positif pada proses pembelajaran sehingga menjadi lebih efisien sehingga dapat mengurangi intensitas dari interaksi tatap muka.

(7) Waktu kerja guru akan lebih lama dari sekadar jam mengajar. Interaksi pembelajaran dapat berjalan sepanjang waktu, baik sinkronus maupun asinkronus. Untuk itu, perlu dilakukan pendefinisian kembali tugas dan jam pelatihan guru. Dalam konteks ini, guru akan lebih berfungsi sebagai fasilitator pembelajaran daripada hanya sekedar sosok yang memberikan perintah saja.

(8) Pada pendidikan vokasi, pengalaman belajar siswa secara daring melalui berbagai model pembelajaran yang inovatif yang dikombinasikan dengan media pembelajaran yang kreatif, dapat membantu memberikan pengalaman dan kesiapan siswa untuk memasuki dunia kerja digital di masa depan. Untuk itu, dalam pendidikan vokasi disarankan untuk memanfaatkan model-model pengembangan yang menumbuhkan kreativitas.

(9) Strategi untuk memajukan pendidikan kejuruan di era digitalisasi menawarkan tingkat keterampilan yang lebih tinggi serta fleksibel. Modularisasi dengan mengintegrasikan teknologi telah mengubah perspektif dalam pembelajaran sehingga semakin gesit, responsif, personalisasi. Hal ini berpengaruh terhadap cara meninjau dan memperbarui, memperbaiki atau bahkan mengembangkan kurikulum baru agar dapat lebih sesuai dengan perkembangan zaman terutama dalam menghadapi tuntutan profesi dan lingkungan kerja yang lebih kompleks, termasuk dalam profesi dan lingkungan di mana keseimbangan alam dapat terus senantiasa terjaga.

(10) Salah satu penyebab terjadinya kehilangan pembelajaran adalah ketidaksiapan guru di sekolah dalam menyelenggarakan pembelajaran daring. Untuk itu, peningkatan kompetensi guru khususnya dalam pemanfaatan TIK untuk pembelajaran harus terus ditingkatkan.

(11) Pendidikan karakter adalah salah satu hal yang penting dalam pembelajaran digital. Di satu sisi, banyak orang tua khawatir tentang kurangnya interaksi tatap muka dengan guru yang mengakibatkan lebih sedikitnya kesempatan untuk pembelajaran membangun karakter. Di sisi lain, TIK memiliki potensi yang sangat baik dalam menawarkan cara-cara baru dalam mengembangkan pendidikan karakter yang juga dapat memberikan pengaruh positif. 

Dengan demikian, teknologi dapat digunakan untuk mengembangkan model pembelajaran yang menekankan pada pembiasaan sikap dan perilaku baik dalam kehidupan sehari-hari yang menitikberatkan pada penanaman dan penguatan pendidikan karakter yang lebih optimal.

Sebelum mengakhiri, Kapusdatin berterima kasih kepada jajaran pihak yang terlibat mulai dari para anggota IDLN, sponsor panitia pelaksana yang terlibat, pembicara, periset serta moderator.

“Semoga ISODEL 2021 dapat memberikan kesan terhadap pembelajaran digital dan untuk ISODEL 2023 yang akan datang akan terjadi inovasi-inovasi baru yang dibuat peserta ISODEL 2021,” pungkas M. Hasan Chabibie.