Dukung Pelaku UKM di Daerah 3T, Bakti Kominfo Beri Pelatihan dan Kembangkan Ekosistem Digital

MUS • Wednesday, 24 Nov 2021 - 14:55 WIB

Jakarta - Situasi pandemi saat ini menjadi momentum transformasi UMKM ke arah digital market atau e-commerce. Pembatasan aktivitas di luar rumah, membuat pola belanja masyarakat bergeser ke ranah digital. Imbas positifnya, transaksi e-commerce jadi melonjak. 

Sebagai gambaran, di tahun 2020 nilai transaksi e-commerce naik mendekati 30% menjadi Rp266,3 triliun dari Rp205,5 triliun pada tahun sebelumnya. 

Pada titik inilah, Bakti Kominfo menjalankan perannya membantu pelaku UKM, terutama di daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (3T). Tidak hanya fokus membangun infrastruktur, Bakti secara berkala juga mengembangkan ekosistem digital di daerah 3T. 

Dalam rencana strategis Kominfo 2020-2024 terkait Ekonomi Digital, Bumdes dan UMKM menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan ketahanan pangan di wilayah pedesaan. Untuk mewujudkannya, Bakti menggandeng beberapa pihak untuk berkolaborasi memajukan UMKM di daerah 3T, salah satunya dengan idEA (Asosiasi E-Commerce Indonesia). 

“Kita harus melihat bahwa pandemi ini memiliki hikmah tersendiri. Masyarakat di daerah 3T secara tidak langsung dipaksa oleh kondisi untuk beradaptasi secara cepat melakukan adopsi teknologi yang hadir di daerahnya akibat akselerasi jaringan telekomunikasi yang dilakukan pemerintah. Sehingga kebangkitan UMKM di kala pandemi ini menjadi momentum transformasi UMKM Indonesia menjadi lebih maju,” kata Direktur layanan Teknologi Informasi untuk Masyarakat dan pemerintah Bakti Kominfo, Danny Januar Ismawan, di Jakarta baru-baru ini. 

Melihat besarnya potensi digitalisasi UMKM, Bakti memandang UMKM di daerah 3T membutuhkan perhatian lebih, khususnya dalam mempersiapkan para pelaku UMKM lewat pelatihan dan pendampingan. Materi pembelajaran dimulai dari hal dasar, bertahap hingga ke tingkat mahir.

Sepanjang tahun 2020 sudah 4.000 peserta UMKM daerah 3T mengikuti pelatihan yang diselenggarakan Bakti. Untuk tahun 2021 ini, Bakti memperluas layanan dengan menjembatani akses pembiayaan, baik dari perbankan maupun institusi lain, untuk menyalurkan kredit dan permodalan bagi UMKM. 

Kurikulum dan materi pelatihan dapat diakses secara gratis oleh siapa saja di https://umkmdigital.kelasbakti.id. Ada 11 cluster topik pelatihan yang dapat diikuti, mulai dari Digital Mindset, Digital Presence, Digital Onboarding, Digital Marketing, hingga Digital Operation

Sementara itu Ketua Bidang Keanggotaan & Business Development idEA, Mohamad Rosihan, banyak tantangan di daerah 3T yang perlu direspon dengan evaluasi kurikulum pelatihan. Selama ini program pelatihan banyak berlangsung di pulau Jawa yang fasilitasnya jauh lebih baik. 

Lokasi usaha UMKM juga menentukan strategi online yang dipakai, sebab posisi menentukan daya saing produknya. Sedangkan, daya saing UMKM daerah tergantung daya saing digital per wilayah. Solusi yang diberikan pada para peserta juga berbeda-beda untuk tiap daerah, mengingat karakteristik lokasi dan permasalahannya juga berbeda.

Rosihan mengatakan, tantangan terbesar bagi pelaku UMKM di luar Jawa adalah masalah logistik. Dibutuhkan solusi khusus agar bisa bersaing dengan UMKM yang ada di Jawa. 

Salah satu caranya adalah memperkuat basis penjualan lokal, dengan mengoptimalkan penjualan produk yang karaktetistiknya lebih sesuai untuk konsumen di daerah masing-masing.

"Sebenarnya semua usaha lokal seperti toko, penyedia jasa, produk hasil pertanian, perternakan, perikanan dan lain sebagainya yang ada di sebuah wilayah dapat dijual secara online untuk pasar lokal, sehingga tidak ada hambatan logistik. Atau dapat memunculkan layanan logistik mandiri di tingkat kabupaten, provinsi atau antar pulau,” kata Rosihan. 

Onboarding bisa di e-commerce nasional tapi fokus pelanggan tetap di pasar lokal,” pungkas dia. (Mus)