Langkah Revitalisasi, Kemendikbudristek Pentaskan Kembali Wayang Beber di Gunung Kidul 

AKM • Tuesday, 26 Oct 2021 - 21:02 WIB

Jakarta - Seni wayang merupakan salah satu seni budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, termasuk masyarakat Jawa. Pada saat ini, pertunjukan wayang masih banyak dikenal oleh masyarakat di Indonesia, seperti wayang kulit dan wayang orang dengan mengambil cerita Ramayana dan Mahabarata. Namun, sebenarnya masih ada jenis pertunjukan wayang yang sudah tidak begitu dikenal oleh masyarakat, yaitu wayang beber yang mengambil cerita Panji.

Cara pementasan wayang beber berbeda dengan wayang kulit karena unsur pedalangannya memiliki kekhasan. Wayang disajikan dalam lembaran kain yang bergambar lakon-lakon wayang dengan cerita Panji. Lembaran tersebut dibentangkan atau dibeber dalam bahasa Jawa (semula digulung) supaya penonton dapat melihat gambar dalam cerita Panji itu dan Dalang kemudian menceritakan gambar-gambar tersebut sambil menunjuk gambar dengan sebilah kayu kecil.

Kepala Balai Bahasa Daerah Istimewa Yogyakarta -DIY Imam Budi Utomo mengatakan saat ini Wayang Beber dipercaya masih ada dan mempertahankan bentuk pedalangan serta cerita asli Panji terdapat dan tersimpan di dua tempat di Jawa Tengah dan DIY.

“Di Desa Kedombol, Karang Talun, Pacitan, Jawa Tengah (Jaka Kembang Kuning) dan Dusun Gelaran, Bejiharjo, Karangmojo, Gunungkidul, DIY (Remeng Mangunjaya),” ungkap Imam Budi dalam laporan kinerja program prioritas 2021 yang diterima MNCTrijaya.com, Jakarta, Selasa (26/10).

Imam menjelaskan Balai Bahasa Provinsi DIY memilih untuk melakukan kegiatan Pelindungan Bahasa dan Sastra: Revitalisasi Wayang Beber di Gunungkidul karena daerah ini masuk wilayah kerja Balai Bahasa Provinsi DIY. 

Menurut Imam, saat ini orang yang memiliki kemampuan untuk mementaskan wayang beber makin terbatas jumlahnya. Oleh sebab itu, perlu dilakukan upaya pelindungan terhadap seni wayang beber.

“ Upaya pelindungan ini, antara lain, dilakukan melalui revitalisasi sastra lisan dengan mefokuskan kajian pada wayang beber yang mengangkat cerita Panji,” tuturnya.

Imam mengatakan kegiatan ini  dilaksanakan melalui tiga tahap, yakni:

a. memetakan dan menguji vitalitas seni-seni budaya di DIY dengan menentukan Wayang Beber Remeng Mangunjaya, Gunungkidul, sebagai kesenian yang di dalamnya terdapat Bahasa dan sastra Jawa sebagai kesenian yang mempunyai nilai vitalitas kritis sehingga perlu dikonservasi dan direvitalisasi);

b. Mengonservasi  dengan cara merekam pentas wayang beber versi asli; dan

c. merevitalisasi dengan melaksanakan pelatihan mendalang wayang beber versi Remeng Mangunjaya untuk generasi muda di DIY.

“Dari  rangkaian seuruh kegiatan diatas kemendikbudtistek berhasil menggelar pementasan wayang beber pada 23 September 2021, di Dusun Gelaran, Bejiharjo, Karangmojo, Wonosari, Gunungkidul, DIY,”  katanya. 

Imam mengharapkan  kegiatan ini diantranya dapat  melakukan pelindungan terhadap wayang beber agar tidak punah dan revitalisask memiliki peran penting diantaranya menjaga sastra daerah tetap hidup. Memperoleh kembali hubungan antara bahasa dan seni wayang beber melalui cara penutur mempertahankannya.

“Dan yang terpenting memunculkan generasi baru yang mampu memainkan wayang beber secara baik,” pungkasnya.