DPD RI Minta Pemerintah Tegas Terapkan Larangan Mudik 

AKM • Wednesday, 28 Apr 2021 - 21:18 WIB

Jakarta - Ketua Panitia Perancangan Undang-Undang (PPUU) DPD RI, Badikenita Br Sitepu mengatakan, pemerintah harus tegas dalam peneraoan larangan mudik Idul Fitri Tahun 2021.Nita mengatakan kebijakan larangan tersebut dapat ikut diterapkan oleh pemerintah daerah (Pemda).

“Kalau terkait dengan larangan mudik ini sebenarnya sangat dibutuhkan ketegasan dari pemerintah. Pemerintah setelah mengeluarkan larangan, inikan harus diikuti oleh provinsi, kabupaten/kota,” kata Nita dalam diskusi bertema ‘Peran Daerah Antisipasi Larangan Mudik Lebaran 2021’, di Komplek Parlemen, Senayan, Rabu (28/4/2021).

Selain harus adanya kordinasi, Nita berpandangan, diperlukan juga sikap bijak dalam menghadapi situasi mudik di tengah pandemi covid-19 ini.

“Karena apa? kita bisa lihatlah apa yang terjadi di India. India karena upacara keagamaan, itu beramai-ramai ke sungai Gangga, lalu akhirnya ribuan orang setiap hari meninggal dan 200 ribu per-hari penambahan covid dan kita juga dengan nanti evoria (mudik) karena ini kan sudah berbudaya, setahun sekali kita mudik, masa kita nggak bisa begini (menahan),” ucapnya.

Di sisi lain, Nita meminta Pemda untuk ikut membuat aturan turunan soal larangan mudik tahun 2021 ini.

Hal-hal itu penting dibuat melalui Pergub, Perbup dan Perwali. Ini kan terkait dengan covid, harus langsung turunan dari peraturan pemerintah untuk larangan mudik itu harus dibuat langsung dan harus bisa diikuti,” jelasnya.

Terakhir, Senator dari Sumatera Utara (Sumut) itu pun mengimbau agar masyarakat bisa menumbuhkan kesadaran bersama dalam menghadapi libur mudik di tengah pandemi ini.

“Jangan merasa mungkin di daerah kami zero, kalau daerah lain masuk kemudian menjadi cluster baru covid di situ. Nah, ini kan akhirnya akan mengakibatkan, mungkin ada kematian atau ada hal-hal lain yang tidak siap,”paparnya.

Menurut Nita, Indonesia tidak boleh seperti India, yang kelurangan okesigen dalam penangan pasien Covid 19.

“Jangan sampai kita juga nanti kekurangan oksigen, seperti di India hanya bertahan beberapa jam,” pungkas Nita.