Menata Langkah Perlindungan dan Rehabilitasi Mangrove Nasional

AKM • Monday, 5 Apr 2021 - 09:52 WIB

Kutai -,Menteri LHK, Siti Nurbaya mengunjungi 
Pusat Informasi Mangrove (PIM) Delta Mahakam yang berlokasi di Desa Saliki, Kecamatan Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Kunjungan kerja hari kedua di Kalimantan Timur ini untuk melihat kesiapan PIM yang dicalonkan menjadi lokasi pembangunan Persemaian Modern Mangrove Kalimantan Timur, Minggu, (4/4/2021).

Sehari sebelumnya ketika mengunjungi areal  calon Ibukota Negara (IKN) Menteri Siti berujar bahwa Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama-sama Kemenkomarves dan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Bappenas, serta Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) sedang terus menata persoalan perlindungan dan rehabilitasi mangrove secara nasional termasuk di Kalimantan Timur. 

"Terkait mangrove, saya kira Kalimantan Timur terus ke pantai timur sampai ke utara tutupan mangrovenya banyak sekali, belum lagi di delta-delta sungai sampai ke dalam, juga yang dekat wilayah IKN itu semua sedang kita tata," ucapnya.

Oleh karena itu sebagai salah satu langkah untuk percepatan perlindungan dan rehabilitasi mangrove nasional yang menjadi instruksi langsung Presiden Jokowi, maka ketersediaan persemaian mangrove modern dan berkapasitas besar perlu disiapkan.

Persemaian modern mangrove di PIM Delta Mahakam dirancang dengan luas 25 hektare. Kapasitas produksi bibit mangrove dirancang mencapai 10 juta bibit per tahun dengan siklus produksi 2-3 kali per tahun. PIM Delta Mahakam yang terletak kurang lebih 1 jam dari Bandara APT Pranoto Samarinda cukup potensial jadi lokasi persemaian modern mangrove karena telah terdapat beberapa infrastruktur terbangun seperti Kantor, mess karyawan, dermaga, aula dan rumah. 

Dari pembangunan Persemaian Modern Mangrove di PIM Delta Mahakam diperkirakan akan mampu menyerap tenaga kerja setara 10.000 Hari Orang Kerja (HOK) per bulan atau 120.000 HOK per tahun.

 "Kegiatan rehabilitasi mangrove merupakan bentuk tugas dan tanggung jawab pemulihan ekosistem mangrove, diharapkan kegiatan Padat Karya Penanaman Mangrove dapat meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar ekosistem mangrove dan juga menjadi ekosistem mangrove semakin lestari," pungkas Menteri Siti.

Indonesia sendiri memiliki areal mengrove seluas 3,31 juta, namun 19 persen diantaranya ada dalam kondisi rusak dan perlu segera rehabilitasi. Pemerintah telah menargetkan luasan rehabilitasi mangrove seluas 483 ribu ha yang mulai dikerjakan tahun 2021 -2024 di sembilan provinsi prioritas, yaitu Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Papua, dan Papua Barat.

Rehabilitasi mangrove di Provinsi Kalimantan Timur ditargetkan seluas 27.244 hektare dengan periode waktu selama 4 tahun, yaitu tahun 2021-2024. Rincian rehabilitasinya adalah tahun 2021 seluas 6.634 hektare, tahun 2022 seluas 6.870 hektare, tahun 2023 seluas 6.870 hektare, dan tahun 2024 seluas 6.870 hektare.

Sebelum mengunjungi PIM Delta Mahakam, Menteri LHK dan rombongan sempat berkunjung ke Arboretum Sempaja di areal komplek kantor Balai Besar Litbang Ekosistem Hutan Dipterocarpa (B2P2EHD) KLHK di Samarinda. Dalam kunjungan itu Menteri Siti kagum dengan koleksi pohon jenis Dipterocarpa di Arboretum tersebut, bahkan ia meminta agar Arboretum tersebut diperbagus dan diupayakan agar menjadi ikon di kota Samarinda.

Hadir mendampingi Menteri LHK dalam kunjungan kerja hari kedua ini Gubernur Kalimantan Timur, Kepala Badan Restorasi Gambut dan Mangrove, Sekretaris Jenderal KLHK, Dirjen PPI KLHK sekaligus PLT. Dirjen PKTL KLHK, Kepala BP2SDM KLHK sekaligus PLT. Dirjen PDASRH, Kepala BLI KLHK, Deputi Bidang Kemaritiman dan SDA Bappenas, Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kemenkomarves, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur, Jajaran Eselon II KLHK dan UPT KLHK Kalimantan Timur.