Cerita Penyintas Kasus 01 Hadapi Tekanan Psikologis

• Wednesday, 29 Apr 2020 - 19:47 WIB
Kantor Staf Presiden (Youtube)

Jakarta - Penyintas kasus pertama Covid-19, Sita Tyasutami menceritakan pengalamannya saat terinfeksi virus corona. Ia sempat mengalami tekanan mental akibat maraknya pemberitaan tentang dirinya kala itu.

Hal itu dikatakan Sita saat mengikuti peluncuran layanan Psikologi untuk Sehat Jiwa (Sejiwa) oleh Kantor Staf Presiden (KSP) melalui telekonferensi, Rabu (29/4/2020), seperti ditulis Okezone.com.

"Saat itu, kami sekeluarga merasakan tekanan karena ada rasa syok dan takut, serta ada tekanan dari media dan rakyat. Jadi, saat itu dengan segala fakta yang diputar balikkan saya mengalami tekanan batin," ucapnya.

Tekanan mental yang dialami Sita berdampak pada kondisi fisiknya. Alhasil, gejala virus corona yang semula sudah hilang, akhirnya kembali muncul lagi. Pada tahap itulah kondisinya semakin drop karena melemahnya imunitas tubuh.

"Sampai-sampai gejala saya tersisa batuk kering saja, dan saat semua foto dan identitas saya terkuak akhirnya fisik saya drop lagi dan imun saya melemah. Semua gejala yang hilang akhirnya kembali lagi," katanya.

Sita berujar, kala itu dirinya telah mendapat dukungan dari keluarga dan temannya untuk meningkatkan imunitas tubuh. Bahkan, ia mendapatkan bantuan dari seorang psikolog agar mentalnya kembali seperti sedia kala.

"Setelah keluar rumah sakit pun saya sempat alami mental breakdown karena tekanan dari luar. Dan yang membantu saya saat itu adalah salah seorang psikolog kenalan teman saya yang selama sehari penuh saya menceritakan pengalaman saya dan akhirnya saya bisa tenang," jelasnya.

Sita menekankan, bahwa informasi bohong (hoaks) dan kepanikan dapat menurunkan imunitas tubuh. Jika imun turun, maka seseorang dapat dengan mudah terinfeksi corona. Atau, orang yang sudah terinfeksi akan lebih parah lagi sakitnya.

Oleh sebab itu, ketenangan mental menjadi faktor penentu kesembuhan seseorang dari Covid-19. Sita mengapresiasi pemerintah yang telah meluncurkan layanan Sejiwa 119 ekstension 8. "Saya senang ada layanan resmi pemerintah Sehat Jiwa ini karena sangat penting untuk kesehatan nasional," tutupnya.

(*)