Pileg 2024, Persaingan Semakin Tidak Sehat

AKM • Saturday, 13 Jan 2024 - 09:32 WIB

Jakarta - Anggota DPRD DKI Jakarta Dr. dr. Gilbert Simanjuntak, Sp.M. , mengatakan pemilihan legislatif -Pileg pada tahun 2024 telah menciptakan persaingan tidak sehat.

“ Penggunaan bansos semakin banyak dilakukan oleh para caleg untuk meraih dukungan masyarakat, yang saat ini masih terdampak akibat covid 19,” ungkap Gilbert kepada Media, Jakarta Jum’at (12/1).

Gilbert menuturkan masyarakat kalangan menegah bawah menjadi terbiasa menerima bansos dari pemerintah dan hingga kinipun hal tersebut menjadi ketergantungan termasuk dari para caleg.

“ Hal inilah yang membuat masyarakat lebih senang menerima bansos dari para caleng, dibanding dengan program dan rencana kerja yang disampaikan dari para caleg,” kata Gilbert yang juga kader PDI Perjuangan 

Gilbert menilai persaingan pileg 2024 menjadi tidak sehat, karena  para caleg saling bersaing untuk memberikan bansos berupa beras, minyak goreng hingga makanan instan yang lebih besar kepada masyarakat.

“ Mau tidak mau para caleg pun mengikuti arus dengan memperkuat pembagian bansos kepada masyarakat untuk mendapatkan dukungan suara, sehingga ongkos politik menjadi lebih mahal,” ungkapnya.

Gilbert mengakui merasakan fenomen tersebut dan membuat dirinya sebagai caleg incoumbent juga mengikuti pola tersebut dengan memberikan bansos berupa minyak goreng sekaligus tetap memberikan pendidikan politik.

“ Saya tetap memberikan komitmen dan program yang akan saya perjuangkan dan menambah bansos kepada konstituen yang masih membutuhkan bantuan,” sebutnya.

Gilbert berharap kedepan pendidikan politik dapat terus berlangsung kepada masyarakat.

“ Hal ini akan membuat masyarakt menjadi lebih paham politik dalam memilih pemimpin, bukan hanya memilih berdsarkan seberapa besar mereka menerima uang  dan bansos dalam pemilu 2024,” tambahnya.

Program untuk DKI Jakarta

Gilbert yang juga mengajukan diri kembali menjadi caleg mengungkap banyak masalah masih terjadi di Jakarta  yang harus diselesaikan secara bertahap.

Masalah itu terkait dengan perumahan, trransportasi , pendidikan, kemacetan dan banjir.

“ Saya akan perjuangkan pemingkatan subsidi perumahan berupa menambah bangunan Rumah susun Sewa (Rusunawa)  dengan harga sewa yang murah dan terjangkau bagi masyrakat dan berada pusat kota,” tegasnya.

Menurut Gilbert, hal ini akan membuat biaya pengeluaran untuk biaya rumah dan trransportasi dapat dikurangi dengan mempersingkat waktu dalam penggunaan transportasi. Pemerintah  juga perlu memberikan subsidi lainnya, untuk pendidikan dan akses pelayanan kesehatan.

“ Akses pendidikan termasuk pelayanan rumah sakit yang harus lebih dekat dengan msyarakat seperti di wilayah Tambora  yang belum memiliki rumah sakit padahal jumlah penduduknya sudah banyak,” tuturnya.