NSS 2023 Jadi Forum Tingkatkan Produksi Tebu Nasional

FAZ • Thursday, 14 Dec 2023 - 10:07 WIB

Jakarta  - Pemerintah bersama para pemangku kepentingan terus berkolaborasi mendorong peningkatan produksi gula di tengah sejumlah tantangan yang saat ini dihadapi. Langkah penguatan tersebut di antaranya melalui penyusunan regulasi dan target swasembada, penerapan teknologi inovasi dalam proses on fram dan off farm, serta kolaborasi lintas sektor.

Hal tersebut terungkap dalam National Sugar Summit (NSS) 2023, Rabu, (13/12/2023), di Waskita Rajawali Tower (WRT), Jakarta. Konferensi pergulaan terbesar di Indonesia tahun ini diselenggarakan atas kolaborasi Asosiasi Gula Indonesia (AGI), Ikatan Ahli Gula Indonesia (IKAGI), dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero)/Holding BUMN Pangan ID FOOD.

Direktur Utama ID FOOD Frans Marganda Tambunan mengatakan, gula merupakan komoditas pangan strategis yang tingkat konsumsinya terus mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun. Peningkatan dan efektifitas produksi gula, menurutnya, menjadi poin penting dalam mendukung program swasembada gula pada 2028 yang telah dicanangkan pemerintah.

“Peningkatan produksi gula masih menjadi PR bersama. Di mana faktor yang mempengaruhi produktivitas gula bukan hanya semata permasalahan iklim, tetapi juga karena beberapa aspek lainnya termasuk inovasi teknologi di industri gula yang belum banyak terimplementasi di Indonesia,” ujarnya.

Frans menegaskan, pemanfaatan teknologi di industri gula mutlak sangat dibutuhkan. Ia menyebutkan, keberhasilan sejumlah negara produsen gula terbesar dunia seperti Brazil dan India tidak terlepas dari inovasi di bidang teknologi.

“Sebagai contoh negara Brazil, berfokus pada inovasi pengembangan teknologi mesin, sedangkan India berfokus pada pengembangan tanaman tebu. Inovasi teknologi on farm dan off farm. Hal ini mutlak dibutuhkan jika kita mengharapkan keberhasilan dalam peningkatan produksi tebu,” tuturnya.

Pihaknya optimis, NSS 2023 dapat menjadi forum untuk mengonsolidasikan komitmen dan semangat para pelaku industri gula nasional untuk meningkatkan produktivitas melalui pengembangan dan pemanfaatan teknologi di setiap proses yang dijalankan di dalam industri gula.

“NSS 2023 menjadi momen yang baik untuk mendapatkan insight terbaru terkait peningkatan produksi gula. Bersama para stakeholder kita suarakan dan dukung keputusan-keputusan konkrit yang dapat membawa perubahan transformatif bagi industri gula, penguatan sinergisitas, serta peran pelaku usaha termasuk BUMN Pangan dalam mendukung swasembada gula,” terangnya.

Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir menyinggung terkait urgensi swasembada gula di tengah pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin meningkat. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi akan meningkatkan daya beli masyarakat dan mendorong kompleksitas industri makanan. Kondisi tersebut akan berdampak pada semakin besarnya pasar komoditas gula.

Menurutnya, dalam hal ini Presiden RI sudah mengambil posisi dengan mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 40 tahun 2023 tentang Percepatan Swasembada Gula Nasional dan Penyediaan Bioetanol Sebagai Bahan Bakar Nabati (Biofuel). Kebijakan ini menunjukkan komitmen dari pemerintah untuk serius mewujudkan swasembada.

Dalam kebijakan tersebut, secara jelas pemerintah menetapkan target yang harus dicapai. Dari mulai jumlah lahan yang harus terus meningkat, rendemen yang terus naik dihitung dari 7, 8, dan 11 persen. Selanjutnya, Menteri Erick mengajak seluruh stakeholder gula nasional saling berkolaborasi mewujudkan swasembada gula di tahun 2030, dengan roadmap telah disepakati bersama.