Google Kembangkan Program Bangkit 2024 dengan Penambahan Kurikulum AI

ITK • Wednesday, 22 Nov 2023 - 10:39 WIB

Jakarta -- Google Indonesia dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengumumkan bahwa program Bangkit 2024 akan dilengkapi dengan kurikulum Artificial Intelligence (AI) di tiga jalur pembelajarannya yaitu Cloud, Android, dan Machine Learning. Bangkit akan semakin relevan dengan materi seputar pengantar AI, terapan machine learning, dan AI Generatif. 

“Kami bangga dengan perkembangan Bangkit dalam tiga tahun terakhir. Sejak kami memulai program ini pada 2020, program ini telah berkembang 30 kali lipat. Hingga saat ini, kami telah melatih lebih dari 15.000 siswa dari seluruh Indonesia, dengan lebih dari setengahnya berasal dari daerah, dan sepertiganya adalah perempuan. Kami terus berupaya untuk meningkatkan keberagaman peserta. Program ini memberikan pelatihan berkualitas tinggi yang relevan dengan industri dalam machine learning, mobile development, dan cloud computing, semuanya merupakan keterampilan digital yang berharga. Kami sangat gembira dengan penambahan pelatihan AI ke dalam kurikulum Bangkit 2024 untuk membekali peserta didik dengan dasar-dasar AI. AI merupakan salah satu teknologi paling transformatif di zaman kita, dan mempersiapkan sumber daya manusia lokal yang berbakat adalah kunci untuk membuka peluang-peluang tersebut. Dengan Kementerian sebagai mitra, kami berkomitmen untuk membangun keahlian ini, sambil mengedepankan tanggung jawab” jelas Managing Director Google Indonesia, Randy Jusuf.

Pelaksana tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Nizam turut menyambut baik dibukanya peluang yang lebih luas bagi mahasiswa untuk mengikuti program Bangkit sebagai bagian dari Kampus Merdeka. Terlebih, dengan adanya penambahan kurikulum AI yang akan semakin menunjang kompetensi mahasiswa di bidang teknologi digital. “Kami mengapresiasi adanya penambahan kurikulum AI dalam program Bangkit ini. Hal ini sejalan dengan visi pemerintah untuk menyiapkan talenta digital yang unggul di masa depan. Sumber daya manusia dengan kompetensi Artificial Intelligence sangat penting dan dibutuhkan oleh industri,” ujar Nizam. 

Tidak hanya mengikuti 900 jam pelajaran teknologi, peserta Bangkit juga mendapatkan pelatihan soft skill dan bahasa Inggris. Perpaduan teori dan praktik dalam kurikulum Bangkit diharapkan akan menghasilkan talenta-talenta unggul yang mempercepat transformasi digital Indonesia ke masa depan.

Selain itu, salah satu keuntungan bagi lulusan Bangkit adalah kesempatan untuk mengikuti pameran karir bersama lebih dari 100 mitra perekrutan. Tahun ini, Career Fair telah membuka lebih dari 2.200 kesempatan kerja. Sembilan puluh persen (90%) lulusan Bangkit yang telah bekerja menyatakan bahwa pengalaman mereka mengikuti program Bangkit telah membuka pintu karir pertama mereka.

Jessica Zerlina Sarwono (21), mahasiswa Statistika Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS), terinspirasi mengikuti program Bangkit 2023 setelah melihat banyak seniornya mendapatkan berbagai kesempatan magang di perusahaan teknologi ternama. Jessica, yang bercita-cita menjadi seorang ahli data, memilih jalur pembelajaran machine learning agar dapat mengetahui lebih lanjut tentang eksplorasi data.

“Saya mendapatkan pengalaman belajar yang menyenangkan di Bangkit karena para mentor yang suportif dan teman-teman mahasiswa yang saling menyemangati. Program ini adalah tempat yang aman untuk belajar, saya bisa lebih disiplin karena metode pembelajarannya yang mandiri,” jelas Jessica.

Kerja keras Jessica, membuatnya lulus dengan nilai bagus. Pengetahuan soft skill seperti personal branding dan komunikasi juga membantunya lolos seleksi wawancara ketat dari Traveloka. Ia pun berhasil magang sebagai Data Analyst di perusahaan tersebut.

Amini Dwi Puspita Sari (21), yang lahir dan besar di pedesaan di Sumatera Selatan, menyadari betapa teknologi memberikan dampak yang signifikan dalam memajukan daerahnya. Hal inilah yang membuatnya gigih meyakinkan orang tuanya untuk merantau dan mengambil jurusan Teknik Informatika di Institut Teknologi Perusahaan Listrik Negara (ITPLN) di Jakarta.

Meski tidak diterima di angkatan 2021, Amini tak putus asa hingga akhirnya diterima di program Bangkit 2022 untuk mempelajari machine learning. Baginya, kurikulum Bangkit dapat melengkapi materi yang diajarkan di kampus. Program Bangkit dan sertifikasi TensorFlow Developer (TFD) yang ia terima, juga membuka kesempatan untuk magang di Vidio.com sebagai Data Engineer.

Setelah menyelesaikan masa magang di Vidio.com, ia berhasil diterima di perusahaan lain untuk memulai karir penuh sebagai Junior Data Analyst, meski belum resmi lulus kuliah. Prestasi yang diraih Amini menunjukkan bahwa anak-anak dari kota kecil di pedesaan Indonesia, juga bisa mendapatkan kesempatan yang sama untuk memiliki masa depan cerah.

Sejak mengenal AI, lulusan Bangkit 2021, Adhi Setiawan sudah bermimpi ingin memiliki karir yang bisa memberikan kesempatan baginya mendalami AI. Namun, lulusan dari Universitas Brawijaya Malang ini, awalnya tidak percaya diri dengan kemampuannya. Salah satu faktornya karena mobilitas Adhi yang terbatas.

“Sebagai mahasiswa jurusan IT, saya sudah memiliki dasar untuk paham tentang coding dan programming. Namun, program Bangkit memberikan peluang untuk melihat kembali apa saja yang sudah dipahami dan apakah ada ilmu baru yang bisa dipelajari. Mempelajari machine learning membuat saya lebih paham tentang dasar AI” jelasnya.

Kini, perjuangan dan kegigihan Adhi mempelajari machine learning dan AI telah membuka kesempatan berkarir sebagai AI Engineer untuk melakukan riset dan mengembangkan model AI yang berfokus pada layanan kesehatan.

“Kami berharap dapat terus bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, khususnya Direktorat Pendidikan Tinggi, untuk terus mengembangkan dan memperluas program Bangkit, serta berkontribusi dalam membangun talenta digital Indonesia” tutup Randy.

Pendaftaran sekarang dibuka untuk 9.000 siswa g.co/Bangkit hingga Desember 2023. (*ITK)