Akademisi UKI Dampingi Siswa SMA Bruderan Belajar Biodiversitas Berwawasan Pengetahuan Adat di Desa Somongari

FAZ • Tuesday, 22 Aug 2023 - 16:18 WIB

Jakarta - Biodiversitas, keanekaragaman hayati di muka bumi, mengalami penurunan yang serius. Dampaknya, pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang biodiversitas, yang sering disebut sebagai literasi biodiversitas, juga rendah. Namun, di Desa Somongari, Kabupaten Purworejo, ada potensi besar dalam bentuk pengetahuan adat atau kearifan lokal yang dapat mendukung literasi biodiversitas.

Fajar Adinugraha, seorang dosen program studi Pendidikan Biologi FKIP-UKI dan mahasiswa program studi Doktor Pendidikan Biologi Universitas Negeri Malang (UM), telah merancang sebuah inovasi pembelajaran Biologi berwawasan indigenous knowledge Desa Somongari. Ini dilakukan dengan mengintegrasikan pengetahuan adat turun temurun dari masyarakat adat setempat ke dalam pembelajaran biologi, khususnya topik biodiversitas.

caption : Siswa belajar proses menderes atau mengambil getah kelapa (nira) untuk dibuat menjadi gula kelapa
caption : Siswa belajar proses menderes atau mengambil getah kelapa (nira) untuk dibuat menjadi gula kelapaCaption


Rancangan pembelajaran ini mengusung pendekatan Project-based learning yang memungkinkan siswa untuk belajar secara aktif dan berkolaborasi. Proyek ini dibimbing oleh dua dosen, yaitu Prof. Dr. Siti Zubaidah, M.Pd. dan Prof. Dr. Sri Rahayu Lestari, M.Si.

Pembelajaran ini tidak hanya terjadi di kelas, melainkan juga di Desa Somongari. Selama dua hari satu malam pada tanggal 19 hingga 20 Agustus 2023, siswa melakukan berbagai kegiatan di desa tersebut. Ini juga melibatkan Pokdarwis Desa Somongari yang mempromosikan kerja sama antara akademisi dan pemerintah desa.

Kegiatan di Desa Somongari mencakup kunjungan ke Memorial House W.R. Supratman, pahlawan yang lahir di Desa Somongari, serta eksplorasi tentang pembuatan gula kelapa tradisional dan pembuatan kerajinan tangan dari janur. Ini adalah langkah menuju pemanfaatan pengetahuan adat sebagai alternatif sumber belajar yang dapat mendukung pemahaman dan kesadaran tentang biodiversitas.

Pengetahuan adat Desa Somongari, bersama dengan kekayaan alam seperti curug silangit dan potensi buah-buahan, memiliki potensi besar untuk memberikan kontribusi terhadap pemenuhan tujuan pembangunan berkelanjutan, khususnya SDGs nomor 15 tentang ekosistem darat dan nomor 4 tentang pendidikan berkualitas. Dengan upaya seperti ini, harapannya literasi biodiversitas akan meningkat, dan kelestarian biodiversitas dapat lebih terjamin di masa depan.