Menkumham RI Yasonna Laoly, Ajak Generasi Muda Indonesia Miliki Ideologi Pancasila

FAZ • Sunday, 23 Jul 2023 - 14:30 WIB

Jakarta - World Student Christian Federation (WSCF) dan Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) mengadakan seminar internasional yang membahas isu global "Human Rights and Fundamentalisms" di Universitas Kristen Indonesia, Jakarta, pada Senin (17/7/2023).

Seminar ini melibatkan perwakilan Federasi Mahasiswa Kristen Dunia dari Amerika Latin, Amerika Utara, Eropa, serta delegasi Asia-Pasifik. Hadir juga Menteri Hukum dan HAM, Yasonna H Laoly.

Isu hak asasi manusia dan fundamentalisme diangkat karena tak terlepas dari masih banyaknya konflik-konflik yang terjadi di dunia. Pembahasan ini pun diharapkan dapat mendorong para pemuda untuk semakin menyerukan suara-suara perdamaian dunia. Lebih jauh, WSCF berharap suara ini didengar oleh pengambil-pengambil kebijakan di berbagai negara dari seluruh dunia.

"Saya kira tema ini menjadi sangat penting diangkat oleh World Student Christian Federation sebagai suatu isu global dan barangkali melihat negara Indonesia sebagai negara yang sangat heterogen dengan penduduk mayoritas Muslim kita bisa hidup berdampingan dengan baik. Terlepas bahwa ada persoalan-persoalan yang kadang mengemuka, ini barangkali merupakan contoh yang bisa diambil bagaimana pendekatan-pendekatan kita dalam kondisi ini," ujar Yasonna.

Berbicara mengenai hak asasi manusia dan fundamentalisme, Yasonna mengatakan bahwa ini berkaitan erat dengan kekerasan dan ekstremisme yang realitanya marak terjadi di seluruh dunia. Isu ini pun sangat serius diperhatikan oleh pemerintah Indonesia.

"Pemerintah Indonesia, dalam hal ini, saya sebagai Menteri Hukum dan HAM kami telah melakukan program-program yang berkaitan dengan mempertahankan ideologi kita Pancasila pada tataran lokal, dan harus juga ada penegakan hukum rule of law, dalam pendekatan menangani ekstremisme, kekerasan, dan lain-lain," tuturnya.

Yasonna pun mendorong pemuda sebagai pewaris generasi bangsa untuk memahami dan kemudian mengatasi pikiran-pikiran esktrem dan yang tidak sesuai dengan ideologi Pancasila karena para pemuda yang akan mengisi estafet kepemimpinan bangsa.

WSCF General Secretary, Marcelo Leites Martinez mengatakan pemuda juga memegang peran kunci khususnya dalam penegakan HAM, terlebih dengan adanya internet.

"Anda melihat manusia di seluruh dunia saling terhubung ke internet, teknologi baru, dan perangkat yang memungkinkan setiap masyarakat terhubung. Tidak masalah jika itu anak muda di negara saya Argentina dan Indonesia atau Eropa, mereka terhubung. Ujaran kebencian datang melalui media sosial, datang melalui internet. Akan tetapi, juga ada narasi baru tentang hak asasi manusia. Betapa kerennya melindungi hak asasi manusia dan betapa hidupnya merasakan melindungi hak asasi manusia. Bisa juga posisi di media sosial, kita bisa punya pengaruh dan kita bisa punya banyak alat media sosial untuk mempromosikan hak asasi manusia," ucap Marcelo.

Sementara itu, Ketua Umum GMKI, Jefri Gultom, mengatakan bahwa dirinya dan seluruh mahasiswa Kristen di Indonesia terus berkomitmen untuk mengatasi persoalan HAM.

Wakil Rektor UKI bidang Sumber Daya Manusia dan Hukum, Dr. Lisa Gracia Kailola, S.Sos., M.Pd. berharap Seminar Internasional tentang Hak Asasi Manusia dan Fundamentalisme, memungkinkan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang akar penyebab, manifestasi, dan konsekuensi dari fundamentalisme terhadap hak asasi manusia.

Doktor Lisa menjelaskan UKI selalu menjadi yang terdepan dalam memajukan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat berdasarkan nilai-nilai Kristiani dan Pancasila.

“Oleh karena itu, melalui kolaborasi ini, kami bertujuan untuk memperluas wawasan, memanfaatkan pengetahuan kami, untuk memberikan dampak yang lebih besar dalam pelayanan kepada masyarakat,” kata Lisa