FILM Barbie Sarat Pesan dalam Kemasan Ceria

LAN • Wednesday, 19 Jul 2023 - 16:27 WIB

Genre: Fantasi komedi musikal

Sutradara: Greta Gerwig

Pemeran: Margot Robbie, Ryan Gosling, America Ferrera, Kate McKinnon, Simu Liu

Durasi: Hampir 2 jam

Distributor: Warner Bros. Pictures

Mulai tayang di bioskop Indonesia: 19 Juli 2023

Barbie dibuka dengan narasi Helen Mirren, seperti dalam teaser pertama yang memancing kita pada akhir tahun 2022.

Bergaya parodi “2001: A Space Odyssey,” narator berkata: “Sejak dahulu kala, sejak gadis kecil pertama ada, sudah ada boneka. Tetapi boneka itu selalu dan selamanya boneka bayi. Sampai …"

Sampai bocah-bocah perempuan melempar, menghancurkan, menyingkirkan boneka bayi, dan muncul Barbie, sosok meyakinkan dan secara sangat pas diperankan aktris Margot Robbie. 

Setelahnya, rangkaian gurauan segar yang cocok diikuti penonton remaja sampai dewasa, tak henti menghiasi sepanjang komedi musikal ini. 

Kita akan berkenalan dengan Barbie, yang hidup sempurna di tempat terindah serba pink, Barbie Land. Sebagian besar penduduknya perempuan dan semua disapa Barbie. Mereka menguasai dunia tersebut, ada yang menjadi presiden, hakim agung, sampai pekerja sehari-hari. 

Namun keadaan berubah ketika stereotip Barbie yang biasanya cantik sempurna, mulai mengalami krisis eksistensi. 

Pencarian jati diri pun dimulai ditambah kegalauan Ken yang selalu menjadi pendamping Barbie. 

Elemen kesegaran dan sindiran-sindiran tentang Barbie pun makin terasa, ketika Barbie dan Ken berkelana ke dunia nyata. 

Kritik yang telah berkali-kali terdengar tentang Barbie, yang terlalu sempurna, tidak mendidik dan tidak mewakili realita kehidupan; hampir seluruhnya diangkat. 

Ketika seluruh laki-laki yang disapa Ken mulai berubah dan ingin menguasai Barbie Land, dipimpin Ken yang diperankan Ryan Gosling; maka film ini seolah dengan kuat digeser ke sajian hiburan dewasa, dengan kritik yang makin kencang. 

Ide-ide tentang patriarki, feminisme, sampai kesehatan mental; disajikan secara santai tetapi serius menjawab tanpa kesan menggurui. 

Sampai akhir, Barbie berhasil mengajak seluruh fans bernostalgia, mengagumi, memainkan pada masa kanak-kanak, sampai mengabaikan, bahkan merusakkannya ketika beranjak dewasa. 

Sementara penonton awam yang tidak terlalu dekat dengan boneka karya salah satu pendiri Mattel, Ruth Handler tersebut, ikut menertawai beragam pesan maupun kritiknya, dan terbawa dalam pesan mendalam sampai akhir. 

Di bawah arahan sineas Greta Gerwig, sebagai sutradara, penulis, dan produser eksekutif; Barbie dihidupkan ke layar lebar dalam kemasan serba pink terkesan ringan namun dengan pesan-pesan kuat, seserius karya sebelumnya Greta "Lady Bird" dan "Little Women". 

Dalam pernyataan resmi, Greta menyebut Barbie memiliki begitu banyak pengakuan, begitu banyak cinta, dan tentu saja sejarah lebih dari 60 tahun, yang sangat menyenangkan baginya. 

"Sebagai penulis dan sutradara, saya selalu mencari tantangan yang menyenangkan. Seperti Little Women, Barbie adalah properti yang kita semua tahu, tetapi bagi saya, dia merasa seperti karakter dengan cerita untuk diceritakan, yang saya dapat menemukan cara baru tidak terduga, menghormati warisannya sambil membuat dunianya terasa segar dan hidup, dan modern,” kata Greta. 

Kinerja tersebut turut disoroti bintang utama Margot Robie. "Greta menjembatani dunia antara pembuatan film jadul dan pemahaman serta hasratnya, dengan sudut pandang yang sangat modern tentang menjadi manusia di dunia ini," puji Margot.

Apresiasi serupa dilontarkan pemeran utama Ken, Ryan Gosling. Menurut Greta, karakter Ken secara khusus ditulis untuk dimainkan bintang "La La Land" itu. 

“Naskahnya mengingatkan saya pada semua yang saya sukai saat tumbuh dewasa, tetapi entah bagaimana masih belum pernah saya lihat sebelumnya. Lucu sekaligus tragis. Ini sama konyolnya dengan mendalam,'' kata Ryan. 

Mengusung kesan Barbie yang selalu dianggap sebelah mata, versi live action terbaru ini akan meninggalkan kesan berbeda tetapi makin menyenangkan.

Dilengkapi tampilan serba pink, ceria, dan deretan bintang serta adegan lucu di dalamnya, visualisasinya terkesan makin mengkilap di antara dialog-dialog mendalam sarat pesan pemberdayaan.