Gerakan Nasional 1000 Startup, Kemenkoinfo Gelar Diskusi ‘Inovasi Digital dalam Membangun Sulut’

AKM • Wednesday, 17 May 2023 - 21:51 WIB

Manado, - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Republik Indonesia menggelar Roadshow Gerakan Nasional 1000 Startup Digital dengan tema “Inovasi Digital dalam Membangun Sulawesi Utara” di Gedung Mapalus, Kantor Gubernur Provinsi Sulawesi Utara, Kota Manado pada Kamis, 11 Mei 2023.

Program Gerakan Nasional 1000 Startup Digital tahun 2023 akan dilaksanakan di 13 hub di Indonesia yang mencakup seluruh provinsi di Indonesia. Provinsi Sulawesi Utara sendiri merupakan hub ke-12. 

Roadshow ini merupakan fase pengenalan program Gerakan Nasional 1000 Startup Digital, sebagai langkah awal dalam memperkenalkan definisi startup sekaligus menanamkan pola pikir kewirausahaan kepada masyarakat umum. Kegiatan ini dihadiri 700 peserta yang terdiri dari mahasiswa, fresh graduate, wirausaha, dan startup enthusiast.

Berdasarkan data milik Badan Pusat Statistik (BPS) Republik Indonesia, jumlah entrepreneur di Indonesia baru mencapai 3,47% dari total penduduk hingga tahun 2021 lalu. Oleh karena itu, sejalan pula dengan visi “Mendukung Akselerasi Transformasi Digital” yang telah dideklarasikan oleh Presiden Republik Indonesia untuk mendukung akselerasi transformasi digital di Indonesia, Kemenkominfo berkolaborasi dengan para penggerak ekosistem digital untuk menginisiasi Gerakan Nasional 1000 Startup Digital dengan tujuan meningkatkan jumlah kewirausahaan ekonomi digital di Indonesia.

Kegiatan Roadshow Gerakan Nasional 1000 Startup Digital dibuka secara resmi oleh Staff Ahli Gubernur Sulawesi Utara Bidang Pembangunan Ekonomi dan Keuangan, Drs. Edwin Laurensius Kindangen, M.Si. Edwin menekankan bahwa, tujuan dari penyelenggaraan Roadshow Gerakan Nasional 1000 Startup di Sulawesi Utara adalah untuk membangun adanya sinergitas antara transformasi digital dengan pengetahuan dan informasi mengenai Startup.

“Kita tahu kalau transformasi digital berperan besar bagi pertumbuhan ekonomi dalam menciptakan pekerjaan baru. Hal ini berpengaruh besar bagi calon startup digital di Sulawesi Utara. Mari kita sukseskan kegiatan yang bertujuan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) untuk kesejahteraan masyarakat,” tutur Edwin.

Pada kesempatan yang sama, Muhammad Faisal selaku Subkoordinator Kerja Sama Kegiatan Tim Startup Digital Kemenkominfo RI dalam sambutannya menyampaikan bahwa, Kemenkominfo tidak hanya berperan sebagai regulator, namun sekaligus sebagai fasilitator yang membantu untuk mengembangkan potensi-potensi digital di Indonesia, termasuk Sulawesi Utara. 

“Kami memiliki program utama untuk menyiapkan SDM yang ada, tidak hanya fokus pada pembangunan infrastruktur, tetapi menyiapkan bagaimana masyarakat bisa bertransformasi melalui program kami. Harapannya program ini bisa menciptakan jiwa entrepreneur digital guna melahirkan founder startup baru,” jelas Faisal.

Kegiatan dilanjutkan dengan keynote session oleh Steve Saerang, Senior Vice President Corporate Communication dari Indosat Ooredoo Hutchison dengan materi mengenai pengenalan Ekosistem Startup Indonesia. Steve menyampaikan bahwa memahami startup berkaitan dengan pola pikir. Startup tidak dibangun karena keinginan sesaat atau mengikuti trend yang ada, tetapi mengenai sebuah pola pikir. 

“Dasar pemikiran startup adalah menciptakan solusi dan inovasi untuk memecahkan masalah atau memenuhi kebutuhan pasar. Bukan hanya itu, terdapat resiko yang tidak mudah tetapi harus dihadapi untuk tetap grow,” jelas Steve.

Sesi terakhir dari kegiatan Roadshow ini adalah diskusi panel bertema “Inovasi Digital dalam Membangun Sulawesi Utara” yang dipandu oleh Devis Pinontoan selaku moderator. Selain Steve Saerang, hadir pula beberapa narasumber lain, yaitu Andry Prasmuko selaku Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulawesi Utara, Yaulie Rindengan S.T.,M.Sc.,M.M selaku Koordinator Pusat Pengembangan dan Pelatihan Teknologi Informasi Universitas Sam Ratulangi (UNSRAT), serta Patrice Sagay selaku CEO Satu Tampa.

Dalam diskusi panel, Steve Saerang berpendapat dalam membangun startup dibutuhkan dua keahlian yaitu kreativitas dan problem-solving. 

“Kreativitas anak muda di Sulawesi Utara tidak kalah dengan daerah lain. Maka dari itu, kreativitas itu dapat terus diasah. Tujuannya adalah untuk menyelesaikan masalah yang ada di masyarakat,” tutur Steve.

Sementara itu, Andry Prasmuko juga turut menyoroti potensi anak-anak muda di Sulawesi Utara. Terdapat dua sektor penting yang menjadi sumber penghasilan utama bagi masyarakat Sulawesi Utara, yaitu pertanian dan pariwisata. Andry menuturkan bahwa anak-anak muda perlu memanfaatkan digitalisasi untuk memajukan dua sektor tersebut. 

“Jika ingin berkecimpung di dunia startup, kira-kira apa hal dari pertanian dan pariwisata yang dapat dikembangkan. Teman-teman dapat berkolaborasi dengan pemerintah maupun industri untuk mengembangkannya. Saya optimis bahwa teman-teman bisa do something. Bank Indonesia juga siap memberikan support,” jelas Andry.

Selanjutnya, Yaulie Rindengan memberikan pendapat terkait perkembangan startup dari perspektif civitas akademika. Menurut Yaulie, banyak tugas akhir yang hanya berfungsi sebagai syarat kelulusan, hingga akhirnya dokumen penelitian tersebut berakhir menumpuk di perpustakaan. Padahal terdapat potensi-potensi bagus yang berasal dari penelitian tersebut apabila dimanfaatkan dengan baik.

“Tugas akhir mahasiswa dengan banyak ide yang baik bisa berpotensi menjadi startup. Apabila ada kerjasama yang baik dari pihak pemerintah dan industri yang suportif, ini akan menjadi hal baik. Ekosistem digitalisasi terbentuk salah satunya melalui ranah pendidikan. Motivasi, inisiasi, dan inovasi harus selalu dijaga agar bertahan dan meningkat dari tahun ke tahun,” ujar Yaulie.

Terakhir, dalam diskusi panel tersebut Patrice Sagay selaku CEO Coworking Satu Tampa menjelaskan tentang peran startup sebagai salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Untuk dapat bertahan di ranah startup, dibutuhkan beberapa keahlian penting yang harus dimiliki. 

“Pertama, koneksi adalah hal yang paling penting karena itu dapat membuka akses kita untuk bisa ke mana-mana. Kedua (ada) create, kita membuka pemahaman karena pengetahuan adalah kunci untuk hidup di lingkungan yang lebih luas, kita (juga) tambah skill dan mengikuti pelatihan. Kemudian yang ketiga catalyze, ini yang masih membutuhkan dorongan,” pungkas Patrice.