Perbankan Digital BSI Penuh Risiko, Bagaimana Cara Mencegahnya?

LAN • Friday, 12 May 2023 - 14:30 WIB

Jakarta - Gangguan layanan mobile banking (m-banking) Bank Syariah Indonesia (BSI) selama beberapa hari lalu membuat masyarakat kerepotan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Diduga gangguan tersebut disebabkan oleh adanya serangan cyber pada sistem keamanannya. Untuk menjamin kemanan sistem, pihak BSI kemudian memutuskan untuk melakukan switch off pada beberapa channel layanan di aplikasi perbankan BSI. 

Berdasarkan data lembaga riset Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), saat ini bank cenderung bertransformasi ke sistem digital karena angka penggunaan aplikasi perbankan oleh nasabah jauh lebih tinggi dibandingkan penggunaan ATM atau pergi ke kantor bank. Namun, digitalisasi perbankan memiliki banyak risiko. 

Nailul Huda, seorang ekonom digital di lembaga riset Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) mengatakan, sebuah sistem keamanan tidak ada yang yang sempurna. Maka dari itu, ia menekankan pentingnya infrastruktur digitalisasi perbankan. 

“Tentu dari sisi infrastruktur, itu perlu ditingkatkan. Mungkin secara pengamanan dari sistem block-nya dan Sumber Daya Manusia (SDM) juga penting,” ujar Nailul pada program Trijaya Hot Topic, Jumat (12/5/2023). 

Dalam menanggulangi masalah gangguan sistem keamanan tersebut, BSI telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp600 miliar. Nailul mengatakan anggaran tersebut dibutuhkan demi melakukan pengecekan keamanan sistem secara rutin.

“Dari ahli IT-nya itu harus mencari loophole-nya di mana. Bukan hanya sekali, itu harus rutin. Itu membutuhkan biaya rutin yang besar juga,” pungkas Nailul. (Salsa)