Kekerasan Anak Makin Meningkat, KPAI Soroti Pengaruh Media Digital

MUS • Monday, 13 Mar 2023 - 17:02 WIB

Jakarta – Belakangan ini, kasus kekerasan yang terjadi pada anak dan remaja semakin meningkat. Kasus terbaru yang sampai saat ini masih menjadi buah bibir masyarakat adalah penganiayaan David Ozora, anak dari pengurus GP Ansor, oleh Mario Dandy, putra dari eks pejabat Direktorat Jenderal Pajak Kemenkeu RI.

Menurut Ketua KPAI, Ai Maryati Solihah, kasus kekerasan anak saat ini memang sudah menempati angka tertinggi selama satu tahun sebelum 2022. 

Secara keseluruhan, dalam kasus-kasus ini anak tidak hanya menjadi korban, melainkan juga sebagai pelaku kekerasan atau disebut sebagai Anak yang Berhadapan dengan Hukum (ABH). 

“Di tahun 2022, ABH meningkat dari 140an menjadi 182. Kategorinya seperti tawuran, penganiayaan fisik atau psikis, perundungan, pemilik senjata tajam, pencabulan dll,” kata Ai Maryati Solihah kepada Radio MNC Trijaya dalam program Trijaya Hot Topik Pagi, Senin (13/3/2023)

Eskalasi ini dapat terjadi karena berkembangnya pemikiran anak yang tidak lagi hanya sekadar memikirkan eksistensi, melainkan juga ambisi untuk menguasai kelompok tertentu. Hal ini tidak terlepas dari peran media digital yang memiliki pengaruh paling besar pada perilaku anak dan remaja. Misalnya berbagai tontonan atau konten dewasa yang sangat mudah diakses oleh anak, sehingga mereka berpikir bahwa kekerasan merupakan hal yang keren dan patut ditiru.

“Kalau dulu, kasus kekerasan biasanya terjadi karena adanya keinginan untuk mendapatkan eksistensi. Sekarang ini berkembang pemikiran bahwa mereka ingin menguasai kelompok atau wilayah tertentu. Kita tidak bisa menutup mata bahwa semua kasus ini bisa terjadi akibat dari berkembang pesatnya arus media digital,” tambah Ai.

Menurutnya, saat ini hal-hal yang bisa dilakukan untuk mencegah bertambahnya kasus kekerasan pada anak dan remaja adalah menyeleksi atau bahkan menutup akses ruang kekerasan berbasis digital. (Atha)