Situasi Dunia Mengkhawatirkan, Indonesia Dinilai Tidak Ada Ancaman Resesi

AKM • Friday, 24 Feb 2023 - 09:56 WIB

Jakarta - Situasi ekonomi global saat ini dalam kondisi mengkhawatirkan diantaranya  akibat perang Rusia - Ukraina. Banyak negara yang saat ini mengalami resesi atau kebangkrutan ekonomi dan menjadi pengawasan IMF.

Anggota Komisi XI DPR RI, Kamrussamad mengatakan seiiring meredanya pandemi Covid-19, maka tidak perlu ada rasa kekhawatiran terjadinya resesi. Kecuali terjadi sesuatu yang di luar prediksi.

“Hari ini kita sudah mulai adaptif terhadap perang (Perang Rusia-Ukraina yang diluar prediksi-red). Apa artinya? Supply dan demand sudah jauh lebih lancar sekarang ini,” ujarnya dalam diskusi Dialektika Demokrasi dengan tema “Membedah Target Pertumbuhan Ekonomi di Tengah Isu Resesi” di Gedung Parlemen, Jakarta, Kamis (23/2).

Menurut Kamrussamad,  Masyarakat Indonesia tidak perlu lagi khawatir terjadinya resesi pada tahun 2023 ini.

“Sehingga tidak ada kekhawatiran lagi seharusnya di tahun ini tentang resesi kecuali sesuatu yang di luar prediksi kita unpredictibel itu bisa terjadi. Apa itu? Nggak ada yang bisa tahu,” tutur Kamrussamad.

Kemudian bagaimana target pertumbuhan tahun 2023, Kamrussamad mengatakan target pertumbuhan ekonomi 2023 sebesar 5,3 persen yang ditetapkan pemerintah dan dpr bisa tercapai.

“ Target pertumbuhan ekonomi yang disepakati pemerintah dan DPR, sebagai target realistis dan akan akan mudah dicapai,” jelasnya.

Sementara itu, Anggota DPR yang duduk sebagai Wakil Ketua MPR RI, Syarifuddin Hasan (Syarif Hasan) menekankan pentingnya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.

Oleh karena itu, ia mengingatkan agar kebijakan fiskal jangan sampai terulang lagi seperti tahun lalu, yaitu belanja APBN baru terealisasi di kuartal ketiga, bahkan ada yang baru dimulai di kuartal keempat tahun berjalan.

“Harusnya kuartal kedua semuanya sudah mulai action di lapangan, sehingga terjadi pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru,” ucap politisi Partai Demokrat ini.

Pengamat Ekonomi, Drajad Wibowo mengatakan ada sejumlah indikasi berdasarkan definisi dari resesi itu sendiri yang bisa menjadi tolok ukur semua pihak memprediksi apakah suatu negara akan mengalami resesi sebagai imbas dari adanya resesi global.

“Jadi resesi itu definisinya dua periode berturut-turut tumbuh negatif. Kita nggak ada tanda-tanda seperti itu. Itu datanya saya sampaikan untuk wilayah Asean. Bisa kita lihat data trennya dari 2020, 2021, 2022 dari otoritas statistik masing-masing negara,” ucap Drajad Wibowo.

Drajad mengatakan dari trend perekonomian yang terjadi negara-negara di dunia, masih dalam trend ke atas, sebagian lagi trend ke stabilisasi normal, seperrti Singapura.

“Jadi kalau dilihat dari trendnya, kemudian dilihat dari perkembangan harga minyak dunia, sekarang, walaupun perang Rusia-Ukraina masih agak panjang tapi rasa-rasanya insyaAllah Indonesia tidak ada ancaman resesi,” ujar Drajad.