UNICEF Apresiasi Kota Surabaya Berikan Ruang Partisipasi Anak

MUS • Tuesday, 31 Jan 2023 - 10:46 WIB

Surabaya – UNICEF memuji langkah berani Pemerintah Kota Surabaya yang menggelar jumpa pers dengan empat remaja putri sebagai juru bicara utama. Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka menyongsong Kelas Inspirasi Walikota.

Kepala perwakilan UNICEF di Jawa, Arie Rukmantara menyampaikan,  bahwa peran Neerzara, pelajar SMKN 20 Surabaya, Tanaya (SMPN 22 Surabaya), Hesty (SMA Muhammadiyah 1 Surabaya), Asysyifa Carissa (SMPN 4 Surabaya), dan Djasmine (SMAN 22 Surabaya) sebagai juru bicara utama dalam Konferensi Pers yang membahas tema Perlindungan Diri terhadap Kekerasan dan Perwakinan Anak merupakan pernyataan tegas bahwa anak-anak adalah aktor kunci dan solusi paling penting dalam memecahkan permasalahan anak. 

“Di tengah maraknya tajuk utama yang berkaitan dengan kondisi anak: isu perkawinan anak, dan berita terkini tentang stunting, Kota Surabaya, telah memastikan suara anak merespon berita-berita tersebut didengar masyarakat,” terang Arie. 

Arie menambahkan,  Pemerintah Kota Surabaya telah memberikan anak-anak ‘pengeras suara’ untuk menggaungkan solusi maslaah anak dari anak-anak. Suara mereka kini menggema di seluruh kota, bukan hanya di kamar, di tempat bermain dan di ruang kelas.

Arie menambahkan, apabila Kota Surabaya serius menjadi salah satu kota CFCI (Child Friendly Cities Initiatives), maka partisipasi anak dan suara anak adalah keunggulan yang patut disebarluaskan. 

“Ini adalah competitive advantage, keunggulan Surabaya dalam menjadi kota yang bersahabat bagi anak tingkat dunia,” tambahnya.

Sementara itu Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) dan Forum Anak Surabaya (FAS) menyatakan bahwa berdasarkan data DP3APPKB Kota Surabaya, 30 persen warga Surabaya adalah anak-anak.

Salah satu juru bicara pada jumpa pers tersebut, Neerzara atau akrab disapa Caca, menyatakan bahwa kekerasan dan perkawinan anak dapat dihentikan. Caca menyampaikan harapannya agar setiap anak dapat menikmati masa belajar, nyaman beraktivitas di kota dan memiliki saluran menyampaikan pendapat mereka. Caca menegaskan bahwa tidak boleh ada yang tertinggal dalam menikmati pelayanan kota.

“Anak membutuhkan kasih sayang, perhatian lebih dari orang dewasa seperti guru, organisasi perangkat daerah (OPD) terkait. Juga pemimpin kota.” pungkas Caca. (Her)