Angka Kecelakaan di Perlintasan Kereta Api Tinggi, Polda dan Pemprov Jatim Beri Atensi Khusus

MUS • Thursday, 5 Jan 2023 - 16:25 WIB

Surabaya  - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Toni Harmanto memberikan atensi khusus terhadap  kasus kecelakaan lalu lintas khususnya di perlintasan  kereta api.

Polda Jatim mencatat kejadian laka di Jawa Timur pada tahun 2022 melibatkan 42.286 orang. Jumlah ini meningkat dibanding tahun 2021 di mana korban laka berjumlah 30.857 jiwa.  Jumlah ini merupakan total laka di dalamnya termasuk di perlintasan kereta api.

Terkait hal itu, Gubernur Khofifah menegaskan pentingnya  peningkatan keamanan di sekitar rel kereta api yang juga  menyangkut kualitas hidup masyarakat.

"Kita diajak  rakor oleh Pak Kapolda untuk merencanakan hal yang sangat substantif ini  secara konkrit agar dapat memberikan perlindungan lebih baik dan lebih baik lagi. Kasus laka kereta api ini harus segera ditindaklanjuti secara solutif agar bisa ditekan seminim mungkin," ungkapnya.

Gubernur Khofifah juga menyarankan adanya sosialisasi keselamatan berlalu lintas di perlintasan rel kereta api untuk semua elemen masyarakat. 

"Apabila social awareness ini bisa ditingkatkan, maka  kita bisa menjaga agar perlintasan kereta api menjadi tempat yang aman untuk dilalui," ujarnya.

Saat ini di Jawa Timur terdapat 1.290 perlintasan kereta, dengan rincian 1.140 perlintasan sebidang dan 150 perlintasan tidak sebidang. Dari seluruh perlintasan itu, 72 perlintasan dijaga oleh Pemda, 280 dijaga KAI, 127 dijaga oleh relawan, dan 470 tidak dijaga.

Sementara itu Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Toni Harmanto mengimbau kepada Forkipimda untuk benar-benar memberi perhatian pada laka di perlintasan kereta ini. Ini adalah bagian untuk menjaga keamanan dan keselamatan bersama, baik di dunia dan nanti di akhirat.

"Nanti kitalah yang akan dimintai pertanggungjawaban mengenai nyawa-nyawa yang melayang di perlintasan kereta api ini. Karena itu kita harus dengan sebaik-baiknya mulai menindaklanjuti masalah ini, mulai dengan penerapan EWS dan pembangunan kesadaran sosial," sebutnya. (Her)