PM Belanda Minta Maaf Atas Perbudakan dan Perdagangan Manusia di Negara Jajahan

MUS • Tuesday, 20 Dec 2022 - 09:21 WIB

Jakarta - Perdana Menteri Belanda Mark Rutte, hari Senin meminta maaf mewakili pemerintahnya atas peran Belanda dalam perbudakan dan perdagangan budak di masa lalu.

“Hari ini saya minta maaf,” kata Rutte dalam pidato 20 menit yang disambut dengan hening oleh hadirin yang diundang di Arsip Nasional.

"Permohonan ini ditujukan kepada semua orang yang diperbudak di seluruh dunia yang telah menderita akibat tindakan tersebut, kepada putri dan putra mereka, dan kepada semua keturunan mereka hingga saat ini," kata Rutte, dikutip dari AP News, Selasa (20/12/12). 

Di masa lalu, pemerintahan kolonial Belanda bertanggungjawab atas perbudakan di Suriname, pulau-pulau seperti Curacao, Aruba di Karibia, dan Indonesia bagian Timur.

Menggambarkan bagaimana lebih dari 600.000 pria, wanita, dan anak-anak Afrika dikirim, “seperti ternak” sebagian besar ke bekas koloni Suriname, oleh pedagang budak Belanda, Rutte mengatakan bahwa sejarah seringkali “jelek, menyakitkan, dan bahkan benar-benar memalukan”. 

Rutte tetap menyampaikan permintaan maafnya meskipun beberapa kelompok aktivis di Belanda dan bekas jajahannya telah mendesak dia untuk menunggu hingga 1 Juli tahun depan, saat peringatan penghapusan perbudakan 150 tahun lalu. 

Namun Rutte dalam pidatonya mengatakan memilih momen yang tepat untuk meminta maaf adalah masalah rumit.

"Tidak ada satu waktu yang tepat untuk semua orang, tidak satu kata yang tepat untuk semua orang, tidak satu tempat yang tepat untuk semua orang," tegasnya.