Jakarta - Kabar membanggakan hadir dari industri perfilman Indonesia, kali ini sutradara muda Andrea Nirmala Widjajanto lewat film pendek yang berjudul Bawang Merah Bawang Putih terpilih tampil dalam San Diego Asian Film Festival (SDAFF) 2022. KJRI Los Angeles  turut hadir memberikan dukungan langsung kepada Nirmala dalam penayangan filmnya di UltraStar Cinemas, San Diego (5/11).

Film Bawang Merah Bawang Putih yang dalam versi Bahasa inggris menjadi Shallots & Garlic mendapatkan antusiasme yang cukup tinggi dari para penonton. Film ini merupakan film drama horror yang merupakan adaptasi pengalaman pribadi sang sutradara soal eating disorder atau gangguan makan.

Ini merupakan kali ketiga Bawang Merah Bawang Putih tampil dalam festival film internasional. Sebelumnya film ini pertama kali tayang di Get Reel Mental Health Film Festival di Toronto dan Sundance Film Festival Asia di Jakarta Agustus lalu. Film ini merupakan satu dari empat film yang terpilih untuk didanai oleh organisasi yang mendukung mental health awareness di kalangan anak muda.

Bawang Merah Bawang Putih sendiri bercerita tentang perayaan makan malam keluarga yang berubah menjadi bencana pertengkaran kakak beradik, gangguan makan hingga konflik antar generasi dalam keluarga. Nirmala banyak merepresentasikan budaya Indonesia dalam filmnya seperti, tradisi potong tumpeng, pakaian adat kebaya, hingga kiasan cerita rakyat seperti yang tertera pada judul filmnya sendiri.

Nirmala memang terkenal sering memasukkan unsur budaya Indonesia dalam filmnya. Film garapannya di tahun 2021 yaitu Srikandi juga bercerita soal budaya Indonesia yaitu Wayang. Lewat  film pendek Srikandi, nirmala berhasil mendapatkan gelar sutradara Indonesia termuda di Toronto International Film Festival pada tahun 2021.

Selain Bawang Merah Bawang Putih, Before Now and Then karya sutrada Kamila Andini juga tampil di festival ini.

San Diego Asian Film Festival (SDAFF) 2022 merupakan festival film tahunan yang diadakan di San Diego, Amerika Serikat. SDAFF 2022 diharapkan dapat memberikan ruang bagi produsen film minoritas dari negara asia seperti Indonesia, yang ceritanya belum banyak direpresentasikan di industri film internasional.