KGSB Ajak Tenaga Pendidik Bangun Personal Branding

MUS • Monday, 31 Oct 2022 - 14:17 WIB

Jakarta - Guru adalah pendidik yang fitrahnya mengajar dan mendidik. Tentu image baik akan selalu melekat pada diri seorang guru, sebagai sosok yang digugu dan ditiru serta menjadi salah satu agen perubahan yang ada di masyarakat.  

Personal branding sangat diperlukan oleh tenaga pendidik, khususnya guru, bagaimana ia ingin dikenal di hadapan publik atau anak didiknya. Misalkan ingin dikenal sebagai guru yang ramah atau pintar, tegas, dan sebagainya. Reputasi inilah yang akan selalu diingat oleh anak didiknya.

Personal branding bagi seorang guru dimaknai sebagai sesuatu yang dibangun oleh seorang guru secara pribadi untuk menciptakan image yang baik.

Citra atau image yang dibangun berguna untuk menciptakan ciri khas terkait kompetensi yang dimiliki oleh guru tersebut. Seorang guru yang professional tentu perlu menunjukkan citra dirinya sebaik mungkin agar publik khususnya murid dapat mengenal gurunya melalui citra positif yang sudah dibangun.

Menurut Marietta Gentles Crawford, penulis dan Personal Brand Strategist dari Amerika Serikat, tenaga pendidik memiliki potensi personal branding yang besar karena mengajar merupakan ketrampilan alami mereka. Personal branding bukan hanya tentang promosi diri, tapi juga mengenai layanan yang diberikan.

Menyadari pentingnya membangun personal branding bagi guru, KGSB (Komunitas Guru Satkaara Berbagi) mengadakan Webinar “Membangun Personal Branding untuk Tenaga Pendidik” pada Sabtu 29 Oktober 2022 yang diikuti oleh tenaga pendidik anggota KGSB.

Diikuti oleh ratusan guru dan pengajar dari tingkat PAUD hingga perguruan tinggi di Indonesia serta Timor Leste,  webinar ini menghadirkan narasumber yakni Fashion Designer, CEO PT Nina Nugroho Internasional serta Inisiator Gerakan #AkuBerdaya, Nina Septiana Nugroho, dan Founder Rumah Guru BK dan WidyaiswaraBalai Besar Guru Penggerak Provinsi Jawa Barat Kemendikbud Ristek RI, Ana Susanti. 

Founder KGSB, Ruth Andriani mengatakan bahwa guru adalah fasilitator utama dalam proses pembelajaran peserta didik. Proses pembelajaran akan berjalan efektif apabila dibarengi dengan teladan yang baik dari seorang guru yang merupakan role model untuk peserta didiknya.

“Cara bersikap dan kemampuan komunikasi menjadi hal yang penting. Melalui komunikasi yang baik akan terbentuk lingkungan yang nyaman dan hubungan erat dengan peserta didik sehingga membuat pembelajaran yang menyenangkan,” ujar Ruth Andriani.

Personal branding bagi seorang guru adalah proses sepanjang masa yang terus diupayakan sebagai bagian dari upaya pembelajar sepanjang hayat untuk dapat menerjemahkan dan mengimplementasikan secara nyata kebermaknaan belajar. Para guru perlu melakukan self-assesment atau mengenali diri sendiri seperti kemampuan yang dimiliki, bagaimana cara bersikap dan berkomunikasi sebelum membangun personal branding dirinya

Founder Rumah Guru BK, Ana Susanti, mengungkapkan tujuan personal branding terlihat menjadi lebih baik, citra yang baik, jika murid meraih prestasi. Prestasi seorang guru adalah mencetak murid-murid yang dapat mengadopsi dan memahami pelajaran yang disampaikan baik akademik maupun non-akademik.

 “Terdapat beberapa manfaat personal branding bagi guru antara lain mengembangkan kepercayaan diri, membangun koneksi, membangun kredibilitas, keyakinan yang meningkat, memiliki authenticity, fokus mencapai tujuan dan sebagai kontrol diri,” jelas Ana Susanti.

Fashion Desainer serta Inisiator Gerakan #AkuBerdaya, Nina Septiana, dalam paparannya menyampaikan proses personal branding merupakan proses menuju keberdayaan diri. Bahwa seseorang mampu berdaya selama dia memiliki daya ungkit.

"Bagaimana caranya? Diawali dengan tentukan siapa diri kita, mengenai kelebihan dan kekuatan serta fokus mengembangan skill dan kekuatan. Kemudian membangun kepercayaan orang lain, memiliki kepribadian dan konsisten, "ujar Nina Septiana.

Terakhir kita perlu membangun relasi serta bijak menggunakan media sosial sebagai media untuk personal branding. (Fan)