Jatim Siaga Hadapi Cuaca Ekstrem, Aktifkan Desa Tangguh Bencana 

MUS • Friday, 21 Oct 2022 - 09:54 WIB

Surabaya - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa terus memperkuat sinergi dan kolaborasi untuk kesiapsiagaan dan mitigasi bencana secara terstruktur dalam menghadapi cuaca ekstrem. Bersama Forkopimda Jatim, Gubernur Khofifah meminta seluruh elemen strategis khususnya pemerintah kabupaten/kota di Jatim dalam kondisi siap siaga.

Gubernur Khofifah menegaskan lima hal utama yang harus disiapkan. Di antaranya ialah rencana kontigensi, personel dan peralatan penanggulangan bencana, dan simulasi, gladi serta latihan-latihan secara terpadu. Khofifah juga berpesan agar pemerintah kabupaten/kota memperkuat koordinasi antar lembaga dan terakhir monitoring perkembangan cuaca secara intensif.

“Pemantauan kondisi alam dan aktivitas terhadap potensi bencana pada daerah-daerah yang memiliki resiko tinggi mohon dilakukan secara terus-menerus.  Termasuk semua desa tangguh bencana juga harus siap siaga," tegas Gubernur Khofifah.

Gubernur Khofifah  menjelaskan, rencana kontigensi perlu dipersiapkan kepala daerah sesuai dengan peta rawan bencana yang diterbitkan oleh BMKG.  Sehingga kerugian yang ditimbulkan bisa diminimalisir. Pihaknya juga berharap  kepala daerah bersama Forkopimda mengecek kesiapan personel dan peralatan penanggulangan bencana alam. Memastikan semua dalam kondisi siaga dan dapat digunakan dengan baik.

Lima arahan kesiapan tersebut menurut Khofifah juga harus diikuti dengan update data dan situasi dari BMKG. Khofifah juga mengatakan, Provinsi Jawa Timur memiliki kondisi geografis, geologis, hidrologis dan demografis yang berpotensi terjadinya bencana. Baik yang disebabkan faktor alam dan non alam maupun faktor kesalahan manusia yang menyebabkan kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.

“Kami menyampaikan terima kasih selain personil yang handal dan berpengalaman, juga berbagai peralatan penanggulangan bencana telah disiapkan dengan baik dari jajaran Kodam V Brawijaya, jajaran Koarmada II, jajaran Polda Jawa Timur, juga ajaran BPBD Jawa Timur,” katanya.

Lebih lanjut Khofifah mengatakan, ke depan, tantangan terhadap pelaksanaan tugas upaya penangulangan bencana akan semakin berat, mengingat bencana yang terjadi saat ini secara intensitas dari tahun ketahun mengalami peningkatan. 

“Oleh sebab itu kita harus mengubah paradigma penanggulangan bencana yang selama ini bersifat reaktif/responsif, beralih kepada penanggulangan bencana yang bersifat preventif yaitu dengan membuka ruang yang lebih luas terhadap kegiatan-kegiatan pengurangan risiko bencana,” katanya.
 
Khofifah juga mengimbau kepada seluruh masyarakat Jatim untuk melakukan penataan lingkungan dengan baik.Yakni dengan tidak membuang sampah sembarangan, membersihkn salurah irigasi/sungai-sungai, serta memangkas dahan dan ranting pohon yang rapuh/lapuk. 

“Saya mohon kepada seluruh warga Jawa Timur, ayo bergotong-royong pastikan di sekitar kita tidak ada sampah atau apa yang menjadi tersumbatnya aliran air. Kemudian tolong dimaksimalkan untuk dilakukan pengerukan. Kemudian tolong pintu pintu air dipastikan yang pintu manual maupun hidrolik pastikan bahwa semua berjalan dengan baik,” katanya. (Her)