Bersatu untuk Tangan Bersih Sehat: Perempuan Berperan Penting dalam Pembudayaan Cuci Tangan Pakai Sabun

MUS • Monday, 17 Oct 2022 - 07:50 WIB

Jakarta - Perempuan atau ibu-ibu berdaya diharapkan dapat menjadi contoh atau role model pembudayaan perilaku cuci tangan pakai sabun (CTPS). CTPS terkait dengan perubahan perilaku, oleh karenanya memerlukan contoh. Contoh itu melalui sosok ibu sebagai pengambil keputusan di rumah dan lingkungannya.

“Tahun ini kita ingin menemukan role model bagaimana melakukan pembudayaan CTPS dengan tepat. Salah satunya melihat peran perempuan atau ibu-ibu. Perempuan menjadi salah satu pendukung terciptanya lingkungan pendukung atau enabling environment pembudayaan CTPS, karena perempuan menjadi pengambil keputusan,”ujar Direktur Penyehatan Lingkungan Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Anas Ma’ruf kepada media, Minggu (16/10).

Anas Ma’ruf menjelaskan, peringatan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun (HCTPS) Sedunia tahun ini mengambil tema “Unite for Universal Hand Hygiene”. Sedangkan tema peringatan HCTPS di Indonesia “Bersatu untuk Tangan Bersih Sehat” dan sub tema “Peran Perempuan dalam Penurunan Stunting melalui Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS) dan CTPS”. Peringatan puncak hari Cuci Tangan Pakai Sabun ini diperingati pada hari Senin, tanggal 17 Oktober 2022 di Jakarta. 

Anas mengatakan, perempuan yang berdaya diharapkan mempercepat pembudayaan perilaku CTPS di masyarakat. Menurutnya, poin penting peringatan HCTPS adalah menguatkan kebutuhan (demand creation) masyarakat pada perilaku CTPS sehingga menjadi budaya perilaku masyarakat.

“Pada saat pandemi covid 19 kesadaran perilaku masyarakat pada CTPS meningkat. Nah dengan selalu mengingatkan pentingnya CTPS, misalnya dengan peringatan HCTPS ini, kita ingin agar perilaku itu terus dipertahankan dan bahkan ditingkatkan,” tandasnya.

Disampaikan pula, CTPS dikenal luas sebagai teknik dasar terpenting pencegahan penyebaran penyakit pernafasan akut, diare, dan COVID-19. Pemerintah Indonesia telah menjadikan CTPS sebagai salah satu prioritas pembangunan utama yang sejalan dengan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) 6.2, di mana salah satu indikator 6.2.1 menyatakan, perlunya dicapai akses secara universal ke fasilitas CTPS dengan air dan sabun. 

Perwujudan visi ini membutuhkan kolaborasi yang kuat dari berbagai pihak, seperti pemerintah, pihak swasta, mitra pembangunan, akademisi, media, dan seluruh lapisan masyarakat guna menjawab tantangan kompleks dalam mencapai target akses universal kebersihan tangan dari sisi pemenuhan layanan (supply of service), penguatan kebutuhan (demand creation), dan ekosistem pendukung (enabling environment). 

Peringatan Hari CTPS menjadi momen penting untuk memperkuat komitmen Pemerintah Indonesia dan kolaborasi dari berbagai pihak dalam mendukung pencapaian target CTPS di Indonesia. Hal ini juga sejalan dengan komitmen pemerintah Indonesia, dimana CTPS saat ini merupakan salah satu fokus utama dari Program Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), dan telah terintegrasi pada beberapa program atau kampanye lainnya seperti Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) dan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).

Terkait dengan peringatan puncak Hari CTPS, kegiatan akan diawali peluncuran Rencana Aksi Nasional (Roadmap) SBS (Stop Buang Air Besar Sembarangan) dan CTPS 2022-2030. Dua dokumen ini merupakan bukti komitmen kuat Pemerintah Indonesia dalam dalam rangka pencapaian akses CTPS dan 100% SBS untuk semua di tahun 2030. Peluncuran dokumen ini menjadi media advokasi kepada pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota serta swasta dan pihak lainnya mengenai percepatan pencapaian target nasional CTPS dan SBS. 

Selain itu, peluncuran ini menjadi momen untuk mensosialisasikan dokumen rencana aksi nasional sebagai dokumen rujukan bagi seluruh pihak untuk pencapaian target CTPS dan SBS nasional tercapai. 

Dalam acara puncak dilaksanakan sesi diskusi “Peran Perempuan dalam Penurunan Stunting melalui SBS dan CTPS” yang diisi oleh para tokoh perempuan. Mereka adalah Wakil Gubernur NTB, Ketua Umum Bhayangkari, Ketua Umum Persit KCK, Ketua Umum PIA Ardhya Garini, Ketua Umum Jalasenastri, Ketua Umum Muslimat NU dan Ketua Umum Aisyiyah Muhammadiyah. 

Di samping para tokoh perempuan tersebut, perempuan penggerak PKK di tingkat daerah yang diwakili oleh para istri bupati walikota yang telah mewujudkan keberhasilan praktik CTPS dan SBS, untuk sharing pengalaman dalam peran mereka sebagai garda terdepan dalam memperkuat intervensi perubahan perilaku CTPS dan SBS di masyarakat berkelanjutan yang akan berdampak terhadap penurunan penyakit berbasis infeksi dan stunting dengan penguatan melalui komitmen “Bunda Sanitasi”

Selain kontribusi dan komitmen para tokoh perempuan yang menjadi penggerak CTPS dan SBS di seluruh jajaran dan masyarakat, sejumlah pihak dari sektor swasta dan mitra pembangunan turut serta membagikan praktik baik dalam mendukung Pemerintah Indonesia dalam mewujudkan visi tersebut melalui pemutaran ajakan praktik baik dalam bentuk video yang dapat menjadi bahan edukasi dan sosialisasi keseluruh masyarakat luas. 

Selanjutnya dilaksanakan penguatan kembali kolaborasi kontribusi Kemitraan Pemerintah-Swasta untuk Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (KPS-STBM) dan dialog dari perwakilan pihak swasta dan mitra pembangunan guna mensosialisasikan pengesahan Kemitraan Pemerintah Swasta-Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (KPS-STBM) sebagai bentuk kolaborasi yang kuat antara pemangku kepentingan dalam mencapai target CTPS dan pilar STBM lainnya secara nasional.  Serta penyampaian penguatan peran Tenaga Sanitasi Lingkungan dalam STBM untuk Stunting oleh Ketua PP HAKLI

Kegiatan ini dihadiri Wury Estu Handayani (istri Wakil Presiden RI), sebagai Keynote Speaker serta dibuka oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin dengan disertai sambutan dari Maniza Zaman (UNICEF Representative). 

Acara yang dilaksanakan secara hybrid ini diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan, bekerja sama dengan Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI), UNICEF Indonesia, USAID IUWASH Tangguh, pihak swasta seperti KAO Indonesia, Reckitt, dan Unilever, serta organisasi mitra pembangunan lainnya seperti Save The Children.

Keterlibatan para pihak merupakan bentuk komitmen kolaboratif untuk pembudayaan CTPS di seluruh Indonesia melalui gerakan bersama pembudayaan CTPS melalui GERTAK CTPS atau Gerakan Serentak CTPS untuk Indonesia.