Tema Bangkit Bersama, Kemendikbudristek Gelar Bulan Bahasa dan Sastra 2022

AKM • Monday, 3 Oct 2022 - 21:39 WIB

Bogor - Menjaga kelestarian bahasa Indonesia untuk tetap hidup dikalangan generasi penerus menjadi fokus dan upaya yang terus dilakukan secara berkesinambungan oleh pemerintah.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui menyelenggarakan Bulan Bahasa dan Sastra 2022 dengan mengusung tema “Bangkit Bersama".

“Melalui tema ini, kami mengajak seluruh elemen masyarakat untuk melestarikan semangat Sumpah Pemuda serta bahu-membahu bangkit dari pandemi,” ujar Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek, Prof E Aminuddin Aziz, di Bogor, Minggu (2/0).

Prof Amin menjelaskan semangat bangkit bersama itu tercermin dalam berbagai kegiatan Bulan Bahasa dan Sastra sebagai ajang mengapresiasi, berdiskusi, berkompetisi, dan berbagi informasi.

Bulan Bahasa dan Sastra 2022, lanjut dia, bertujuan untuk memelihara semangat persatuan yang digagas para pemuda dalam peristiwa Sumpah Pemuda.

“Juga meningkatkan peran serta masyarakat luas dalam menangani masalah bahasa dan sastra, serta membina dan mengembangkan bahasa dan sastra Indonesia,” terang dia lagi.

Sementara sasaran kegiatan Bulan Bahasa dan Sastra Tahun 2022 yang akan digelar penuh seama bulan Oktober ini merupakan seluruh masyarakat pengguna, pemerhati, dan pencinta bahasa dan sastra Indonesia.

Sejumlah kegiatan yang diselenggarakan pada Bulan Bahasa dan Sastra 2022 diantaranya pemberian penghargaan yakni penghargaan sastra Kemendikbudristek, perlombaan diantaranya lomba mendongeng dengan bahasa isyarat, lomba cerdas mengulas buku, festival video padanan istilah, kuis pelita bahasa, festival digital musikalisasi puisi tingkat nasional, pemilihan duta bahasa tingkat nasional, dan festival handai Indonesia.

Selanjutnya, ada pementasan yakni pementasan grup teater sekolah. Juga ada diskus, penginformasian melalui program Menjalin Indonesia.

“Bulan Bahasa dan Sastra ini juga dirayakan di seluruh wilayah Indonesia melalui balai atau kantor bahasa serta sekolah, universitas, dan masyarakat pemerhati bahasa dan sastra dengan caranya masing-masing,” terang dia lagi.

Prof Amn menjelaskan, untuk program literasi, badan bahasa menyediakan buku untuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Sekolah Dasar (SD). Program buku bacaan tersebut diperuntukkan mereka yang berada di daerah 3T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal).

"Kami mengirim 12,7 juta buku untuk 26 ribu sekolah (PAUD dan SD) di daerah 3T," bebernya.

Ia menjelaskan, masing-masing sekolah untuk PAUD berhak menerima 80 hingga 120 judul. Sementara untuk SD 1567 buku.

"Kalau anak-anak senang membaca akan memperkaya sekali wawasan mereka," ungkapnya.