Rusuh di Kanjuruhan Tewaskan 127 Orang, ini Kesaksian Korban Selamat

MUS • Sunday, 2 Oct 2022 - 07:41 WIB

Malang - Sebanyak 127 orang dinyatakan meninggal dunia akibat kerusuhan usai pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya. Salah seorang korban Septia mengaku mendapat semprotan gas air mata saat berada di tribun utama. Ia pun terpaksa dievakuasi ke lorong tribun VVIP Stadion Kanjuruhan Kepanjen.

"Saat semprotan gas air mata pertama kita itu panik. Mencoba mencari jalan keluar, karena kondisi gelap dan mata perih," ucap Septia, perempuan berusia 18 tahun ini.

BACA JUGA: Ratusan Penonton Tewas Imbas Kerusuhan Pasca Pertandingan Arema Malang Vs Persebaya

"Saya lemas mata perih. Sesak napas, terus kan keluar tadi rebutan," lanjutnya.

Ia beruntung bisa diselamatkan dan tak perlu mendapat bantuan di rumah sakit. Setelah beristirahat beberapa saat perempuan asal Pasuruan ini bisa melanjutkan perjalanan kendati matanya merah karena terkena semprotan gas air mata.

Sebelumnya, Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta menyebutkan korban kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang menyebabkan 127 orang tewas.

"Mereka pergi keluar ke satu titik di pintu keluar, kalau enggak salah itu 10 atau pintu 12. Kemudian terjadi penumpukan di dalam proses penumpukan itulah terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen, yang oleh tim medis dan tim pergabungan ini dilakukan upaya penolongan yang ada di dalam stadion," papar Nico Afinta saat memberikan keterangannya di Mapolres Malang pada Minggu pagi (2/10/2022).

Dari sanalah akhirnya para korban dievakuasi ke rumah sakit terdekat mulai RS Wava Husada, RS Teja Husada, RSUD Kanjuruhan, hingga ada yang dilarikan ke rumah sakit di Kota Malang.

"Dalam kejadian tersebut telah meninggal 127 orang, dua diantaranya anggota Polri, dan 125 yang meninggal di stadion ada 34 (orang)" ucapnya.

Korban yang meninggal di rumah sakit mayoritas nyawanya tak tertolong karena sudah dalam kondisi memburuk setelah kerusuhan yang terjadi. Mereka mayoritas menjalani sesak napas dan terjadi penumpukan sehingga terinjak-injak karena panik akibat tembakan gas air mata.