Try Sutrisno: Pancasila Harus Menjiwai Penggunaan Teknologi Digital

MUS • Wednesday, 21 Sep 2022 - 17:15 WIB

Jakarta - Wakil Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Try Sutrisno mengatakan nilai-nilai Pancasila harus mendasari dan menjiwai penggunaan teknologi digital.

"Teknologi digital harus dimanfaatkan untuk hal-hal yang positif, bukan pemanfaatan yang negatif," kata Try dalam Seminar Pancasila 2022 Series 3 Semangat Pancasila untuk Dunia "Pemanfaatan Teknologi Digital dalam Optimasi Perekonomian Rakyat" di Auditorium Bhinneka Tunggal Ika Kampus UPNVJ Pondok Labu, Jakarta Selatan, Rabu (21/9/2022).

Wakil Presiden keenam Republik Indonesia itu mengatakan Di tengah perkembangan teknologi digital, muncul pertanyaan apakah penerapan nilai-nilai Pancasila masih relevan di tengah kemajuan pesat teknologi. Menurut Try, pengguna teknologi tetap manusia, semaju apa pun teknologi berkembang. Karena itu, nilai-nilai dasar Pancasila harus tetap menjiwai pengunaan teknologi digital.

Kemajuan teknologi digital harus diikuti pengembangan dan peningkatan mutu melalui pengembangan perangkat-perangkat lunak yang berkualitas dan strategis untuk aspek ekonomi dan politik. 

"UPNVJ dapat ikut mengambil peran dalam pengembangan teknologi digital yang mendukung ekonomi kerakyatan. Indonesia menganut ekonomi kerakyatan. Ekonomi kapitalisme tidak cocok untuk Indonesia. Tidak akan bisa menyejahterakan rakyat Indonesia," tuturnya. 

Rektor UPNVJ Prof. Erna Hernawati, mengatakan UPNVJ sebagai Kampus Bela Negara merasa relevan dengan Seminar Pancasila. Apalagi, bila Pancasila dikaitkan dengan pemanfaatan teknologi digital.

"Pandemi Covid-19 mendorong penggunaan teknologi digital yang masif. Teknologi dapat berdampak positif maupun negatif. Informasi tanpa batas yang diakses menggunakan teknologi digital dapat menggeser budaya luhur bangsa," katanya.

Rektor mengatakan perkembangan teknologi digital juga memerlukan kesiapan sumber daya manusia. Penggunaan teknologi digital untuk mendukung usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) misalnya; memerlukan kemampuan para pelaku usaha untuk menggunakan teknologi.

Isu lain terkait dengan perkembangan teknologi digital adalah tentang kejahatan siber, terutama yang saat ini sedang hangat dibicarakan, yaitu pencurian data pribadi.

"Mahasiswa dapat berkontribusi menyiapkan UMKM untuk memiliki kemampuan menggunakan teknologi digital. Mahasiswa juga harus mempersiapkan diri membantu menjaga data-data institusi dan negara sehingga tidak mudah dibobol," katanya.

Sementara itu, Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah mengatakan tidak ada bangsa di dunia yang bisa menjadi besar bila tidak memiliki falsafah bangsanya sendiri, sehingga Pancasila akan tetap relevan di tengah perkembang teknologi digital.

"Bila Pancasila digantikan dengan yang lain belum tentu cocok. Sudah ada contoh negara lain yang mengganti falsafah bangsanya, kemudian gagal," katanya.

Basarah mengatakan bila Indonesia ingin menjadi bangsa yang besar, maka harus terus memegang teguh Pancasila. Pancasila adalah falsafah bangsa Indonesia, bukan karangan atau ciptaan para pendiri bangsa.

"Bung Karno sendiri menolak disebut sebagai pencipta Pancasila. Menurut Bung Karno, dia hanya menggali karena Pancasila sudah hidup dalam pati sari bangsa Indonesia sejak lama," tuturnya.

Staf Khusus Bidang Hukum, Pengawasan Koperasi, dan Pembiayaan Kementerian Koperasi, Usaha, Kecil, dan Menengah Agus Santoso mengatakan perlu ada kehadiran negara untuk membuat kebijakan ekonomi kerakyatan yang sesuai dengan falsafah Pancasila.

Menurut Agus, UMKM di Indonesia sangat banyak. Agar usaha mereka dapat "naik kelas", negara harus hadir membuat kebijakan yang berpihak pada ekonomi kerakyatan.

"Kalau pelaku usaha dibiarkan berusaha sendiri tanpa ada dukungan dari negara, tentu akan perlu waktu lama bagi mereka untuk bisa 'naik kelas'. Usaha bersama, itu adalah prinsip Pancasila," katanya.

Figur publik yang juga pelaku UMKM Meisya Siregar mengaku bersyukur dengan kemajuan teknologi digital. Menurut dia, saat mengembangkan usahanya dulu, lokapasar atau marketplace seperti saat ini.

"Kita bersyukur saat ini teknologi digital sudah banyak kemajuan. Berusaha saat ini bisa menggunakan e-commerce yang sistemnya mudah dipelajari," katanya.

Meisya juga dibantu anaknya dalam memasarkan jualannya melalui media sosial. Anaknya yang memberikan saran untuk memasarkan produk memanfaatkan konten media sosial yang mudah viral.

"Kalau anggaran kita minim, kita harus melek teknologi. Itu modal awal untuk berusaha," ujarnya.

Contoh penggunaan teknologi digital untuk membantu UMKM adalah eTani, yang didirikan oleh Ikon Pancasila 2019 Davyn Sudirdjo. Platform eTani menghubungkan petani denga   supermarket sehingga mereka bisa mendapatkan keuntungan lebih banyak.

"Saya membangun eTani pada 2016. Mulanya saya menemukan petani sangat bergantung pada tengkulak. Rantai distribusi dari petani sampai ke produsen sangat panjang, sehingga petani hanya mendapatkan keuntungan yang sedikit,” katanya.