PKS Minta Pemerintah Ganti Investor Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung

MUS • Friday, 29 Jul 2022 - 09:01 WIB

Jakarta - Anggota Fraksi PKS DPR RI dari Fraksi PKS, Toriq Hidayat sependapat dengan Direktur Utama PT KAI bahwa masalah proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) ini bermula dari kontraktor.

Kemudian, pada 2019 proyek kereta cepat ini terhambat karena pembebasan tanah.

“Saya berpendapat Investor China juga berpikir hal yang sama. Terjadi molornya jadwal dan over run cost diakibatkan oleh kontraktor yang tidak cakap dan mafia tanah. Tidak heran jika China meminta pemerintah Indonesia menanggung biaya pembengkakannya,” ujar Politisi yang berada di Komisi V ini.

Menurut Toriq Pemerintah telah melakukan blunder dengan menyuntikan dana ke KCJB pada November lalu. Lewat Perpres 93 tahun 2021, PT KAI kereta api menjadi lead sponsor. Dengan demikian, kesepakatan yang awalnya proyek ini murni business to business (b to b) dan tak ada dana APBN sepeser pun, menjadi batal.

“Tidak heran jika pihak China menjadi besar kepala dan berani untuk meminta penambahan dana ke pihak Indonesia kembali. Fraksi PKS sudah mengingatkan untuk tidak tergesa-gesa menyuntikkan dana. Akibatnya saat ini diperkirakan cast flow KCIC itu hanya akan bertahan sampai September tahun ini,” tambahnya.

Dalam kondisi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih dibawah target harusnya Pemerintah lebih waspada. Toriq meminta pemerintah harus lebih cerdas dalam menempatkan anggaran belanjanya. Jangan lagi dana APBN digunakan untuk proyek ini.

“China yang berstatus ekonomi terbesar kedua yang hanya mengalami kontraksi pertumbuhan ekonomi tahun ini hingga hanya 3,3%. Bukan berarti mereka dalam kondisi sulit. Buktinya Pemerintah China menambah anggaran pertahanan menjadi US$ 230,16 miliar atau setara Rp 3.315,24 triliun. Lebih besar dari total keseluruhan Anggaran kita,” sebutnya.

Toriq berharap Pemerintah menolak permintaan pihak China. Sebaliknya, resiko pembengkakan biaya proyek KCJB harus ditanggung oleh mereka.

“Strategi lainnya supaya dana APBN tidak digunakan, sebaiknya pemerintah mencari Investor lain untuk proyek ini,” tutup Toriq.