Terima Kunjungan Ketua Parlemen Malaysia, HNW Perjuangkan Aspirasi Pekerja Migran Indonesia

MUS • Thursday, 9 Jun 2022 - 17:37 WIB

Jakarta - Anggota DPR yang juga Wakil Ketua MPR-RI dari Fraksi PKS Hidayat Nur Wahid menerima kunjungan tamu kehormatan Speaker Dewan Undangan Negeri Trengganu Dato’ Haji Yahya bin Ali beserta delegasi.

Kunjungan tersebut, dalam rangka memperkuat hubungan antara parlemen Indonesia dengan parlemen Malaysia dan antara Pemerintah Indonesia dengan Kerajaan Malaysia sebagai dua Negara yang memegang peranan strategis untuk membawa kedamaian dan kesejahteraan bagi kawasan Asia Tenggara.

HNW sapaan akrabnya juga menguatkan kesepakatan bahwa jalan demokrasi merupakan jalan terbaik untuk mengatasi masalah yang ada dan menghadirkan kemajuan dan perdamaian di kawasan.

“Saya menyambut baik kunjungan beliau dan mendukung upaya membangun diplomasi Parlemen untuk menguatkan kedekatan di antara dua Negara dan Bangsa, bahkan bagi kawasan Asia Tenggara,” disampaikan Hidayat di Ruang Kerja MPR-RI pasca menerima kunjungan kehormatan, Rabu (08/06/2022).

Dalam kunjungan tersebut, Dato’ Yahya memberikan apresiasi terhadap perkembangan demokrasi di Indonesia dan berdialog tentang praktik-praktik demokrasi di antara kedua negara.

Dato’ Yahya juga mendukung gagasan HNW melalui MPR-RI dalam menginisiasi pembentukan Majelis Syura Dunia.

“Kami berdiskusi misalnya soal sistem dan praktek berdemokrasi, berkoalisi, serta soal batas usia minimal memilih, dimana Indonesia batasannya adalah 17 tahun dan di Malaysia adalah 18 tahun. Juga soal keterlibatan Perempuan dan generasi milenial. Saya juga sampaikan upaya yang sedang dibangun oleh MPR-RI untuk memperkuat lembaga Keparlemenan Majelis Syura di kancah organisasi Parlemen Internasional melalui pembentukan Forum Majelis Syura Dunia, dan Beliau sangat mendukung hal tersebut,” ujarnya.

Wakil Ketua Majelis Syura PKS ini menjelaskan, pengalaman berdemokrasi di kedua Negara dan kedua Partai Islam (PAS dan PKS) ini sangat penting untuk menguatkan pembuktian bahwa Islam dan demokrasi bukanlah dua hal yang bertentangan.

“Apalagi dalam konteks sebagai bangsa Melayu, demokrasi sejak awal sudah menjadi jati diri dengan suka bermusyawarah dan bergotong royong dalam menyelesaikan beragam permasalahan,” ungkapnya.

Hal itu juga turut disepakati oleh Dato’ Yahaya yang juga merupakan anggota Partai Islam se-Malaysia (PAS), bahwa sesungguhnya berbagai masalah keumatan dan hubungan antar Bangsa, bisa diselesaikan dengan baik melalui jalur demokrasi dan diplomasi Parlemen.

“Sehingga praktik demokrasi dari partai Islam baik PKS di Indonesia maupun PAS di Malaysia diharapkan menjadi bagian dari koreksi salah paham atas hubungan antara Islam dan Demokrasi, sekaligus mengoreksi pihak-pihak yang menggunakan maupun menuduhkan radikalisme dan terorisme dikaitkan dengan Islam,” sambung Hidayat.

Sampaikan Aspirasi PMI

HNW yang merupakan Anggota DPR-RI Daerah Pemilihan Jakarta II meliputi Luar Negeri tidak luput menyampaikan aspirasi para pekerja migran Indonesia (PMI) yang berada di Malaysia, dimana mereka mengeluhkan kesulitan mendapatkan fasilitas izin untuk menyelenggarakan lembaga pendidikan bagi anak-anak mereka, khususnya di wilayah Semenanjung Malaysia.

“Juga adanya permasalahan terkait dengan Pekerja Migran yang memerlukan bantuan dan kepedulian dari pihak Malaysia,” pungkasnya.

Dato’ Yahya prihatin dengan adanya masalah PMI tersebut, dan sangat mendukung untuk membantu penyelesaian masalah PMI tersebut, dan bersedia jumpa dengan perwakilan PKS atau PMI di Malaysia untuk mencarikan solusi melalui Parlemen Malaysia termasuk untuk menghadirkan kemudahan izin penyelenggaraan lembaga pendidikan bagi anak-anak PMI.

“Pentingnya parlemen menjadi bagian solusi atas masalah yang muncul diantara kedua bangsa, diantaranya masalah yang dialami oleh PMI di Malaysia. Saya akan terus mengawal agar PMI bisa mendapatkan hak-haknya dengan baik, termasuk hak pendidikan bagi anak-anak mereka, sebab bila tidak diatasi maka tentu akan merugikan semua pihak.

Dan berharap dampak positif dari kunjungan ini selain memperkuat hubungan antar Parlemen, juga hadirnya kontribusi parlemen untuk atasi masalah PMI di Malaysia,” pungkas Hidayat.