DPRD Kota Semarang Minta Pemkot Edukasikan Pencegahan Hepatitis Hingga Masyarakat Lapisan Bawah

MUS • Monday, 30 May 2022 - 16:59 WIB

Semarang – DPRD Kota Semarang meminta Dinas Kesehatan setempat dapat mengoptimalkan sosialisasi pencegahan Hepatitis akut di seluruh lapisan masyarakat mulai dari lingkungan sekolah, kelurahan hingga masyarakat umum. 

Wakil Ketua Komisi D DPRD Kota Semarang Rahmulyo Adi Wibowo mengatakan, Dinas Kesehatan Kota Semarang harus tetap mengantisipasi mengenai kasus hepatitis akut pasca pandemi.

“Tidak hanya mengantisipasi di tingkat Puskesmas, namun perlu disosialisasikan pencegahan virus hepatitis akut yang masih mesterius itu hingga tingkat masyarakat lapisan bawah,” ujarnya dalam dialog Prime Topic yang digelar di Lobby Gets Hotel Semarang, Senin (30/5).

Dialog yang mengusung tema “Upaya Menangkal Hepatitis Mesterius’, selain Wakil Ketua Komisi D DPRD Kota Semarang Rahmulyo Adi Wibowo juga menghadirkan nara sumber Kabid Sumber Daya Kesehatan DKK Semarang Noegroho Edy Rijanto dan Ketua Tim Penggerak PKK Kota Semarang Krisseptiana Hendrar Prihadi. Dialog dipandu oleh moderator Advianto Prasetyobudi dari MNC Trijaya FM Semarang.  

Rahmulyo menuturkan Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang melalui Dinas Kesehatan diminta tidak lengah dengan munculnya kasus Hepatitis akut, mengingat pemerintah kini sedang berupaya melaksanakan recovery (pemulihan) kondisi pasca pandemi Covid-19. 

Dia menambahkan koordinasi dengan kecamatan, kelurahan, Puskemas, rumah sakit dan institusi terkait tetap diperlukan. Langkah awal, disarankan pemerintah meminta kepada masyarkat supaya tidak panik. Di samping itu obat-obatan di fasilitas kesehatan untuk tetap dilengkapi

Menurutnya, langkah awal sekarang ini adalah memberikan edukasi kepada masyarakat supaya bisa mencegah hepatitis. Anak-anak pun diminta diberikan penjelasan supaya tidak mudah jajan disembarang tempat.

“Selain Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan pun juga melakukan sosialisasi kepada guru dan siswa agar mengantisipasi Hepatitis akut yang belum jelas obatnya,” tutur Rahmulyo.

Dia mengatakan di wilayah Kota Semarang ada Forum Kesehatan Kota (FKK) yang telah disupport anggaran dari Pemkot Semarang dan Tim Penggerak PKK, sehingga diharapkan dapat bersinergi dengan baik, untuk memberikan edukasi pencegahan Hepatitis kepada masyarakat hingga tingkat bawah.    

Sementara itu, Kabid Sumber Daya Kesehatan DKK Semarang Noegroho Edy Rijanto memastikan sampai saat ini, di wilayah Kota Semarang belum ada temuan kasus aktif Hepatitis akut. Pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan instansi terkait serta fasilitas kesehatan yang dimiliki agar tetap antisipasi dengan Hepatitis akut.

DKK Kota Semarang, lanjutnya, berupaya mengoptimalkan sosialisasi pencegahan Hepatitis akut di seluruh lapisan masyarakat mulai dari lingkungan sekolah, penggerak PKK dan jajaran kelurahan, bahkan juga melalui berbagai media sosial (medsos) maupun Whashap (WA).

Pihaknya telah mengumpulkan seluruh tenaga kesehatan di tingkat Puskesmas untuk membantu melakukan sosialisasi virus Hepatitis akut kepada seluruh lapisan masyarakat.

“Saat ini kami sudah turun dan bergerak ke semua wilayah. Kami juga menyiapkan labotarium di Puskesmas untuk mendeteksi virus Hepatitis. Jadi apabila ada gejala yang mengarah ke hepatitis bisa segera ditangani,” ujarnya 

Menurutnya, untuk mewaspadai potensi kasus Hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya, terdapat beberapa gejala awal seperti mual, muntah, diare berat, dan demam ringan. 

Dari gejala awal tersebut, lanjtnya, orang tua diharapkan bisa langsung membawa anaknya ke fasilitas kesehatan terdekat sebelum mengalami menjadi gejala lanjut.

“Gejala lanjut ini ditandai dengan air kencing berwarna pekat seperti teh dan BAB (buang air besar) berwarna putih pucat, warna mata dan kulit menguning, kesadaran menurun, gangguan pembekuan darah, dan kejang,” tutur Noegroho.

Senada Ketua Tim Penggerak PKK Kota Semarang Krisseptiana Hendrar Prihadi mengatakan melalui Pokja PKK telah mengajak warga agar tetap tenang dalam merepons ancaman penyakit Hepatitis.

Dia menghimbau warga agar tetap tenang dan berharap bijak, sebab kepanikan hanya akan menimbulkan kegelisahan saja. Walau demikian, bentuk pencegahan yang harus dilakukan di antaranya dengan terus menerapkan pola hidup sehat. 

Kepada anak-anak, tutur Krisseptiana, diminta membiasakan diri mencuci tangan, tetap memakai masker dan tidak bergantian alat makan dengan orang lain dan menghindari kontak dengan orang sakit, meski Covid telah mereda.

Dia yakin eksekutif, legislatif dan lembaga terkait bisa bersinergi untuk melakukan edukasi pencegahan hepatitis hingga masyarakat dapat memahami.

“Yang paling penting, peran pemerintah, legislatif dan masyarakat secara bersama melakukan edukasi melalui kegiatan masing-masing seperti kegiatan Posyandu, Posyandi Balita, Posyandu Lansia dan Posyandu Produktif, sehingga sosialisasi pencegahan Hepatitis sangat efektif dapat cepat dipahami masyarakat,” ujar Tia panggilan akrab Krisseptiana Hendrar Prihadi itu.

Menurutnya, orang tua juga bisa ikut mengajak anak-anak yang diharapkan dapat mengurangi mobilitas, selalu menggunakan masker jika berpergian, menjaga jarak dengan orang lain, dan menghindari keramaian atau kerumunan.

“Oleh karena itu, kami menghimbau masyarakat untuk selalu waspada mengenali gejala awal Hepatitis akut dengan tidak panik dan segera membawa pasien ke Puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk memperoleh pertolongan. Jangan sampai menunggu gejala lanjutan muncul,” tutur Tia. 

Sebelumnya Kemenkes menyebutkan kasus Hepatitis akut terdeteksi di lima provinsi meliputi DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Barat dan Bangka Belitung. Dengan perincian 11 orang DKI Jakarta, Sumatera Barat (1), Jawa Timur (1), Bangka Belitung (1) dan Jawa Barat (1).

Surat Edaran Kementrian Kesehatan melalui Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalia Penyakit Nomor. HK.02.02/C/2515/2022 tentang Kewaspadaan Terhadap Penemuan Kasus Hepatitis itu yang tidak diketahui penyebabnya. Hingga kasus Hepatitis ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).  (APb)