Politisi PKS Harap Larangan Ekspor Gandum Oleh India tak Pengaruhi Indonesia

MUS • Sunday, 15 May 2022 - 19:54 WIB

Jakarta - Anggota DPR RI dari Fraksi PKS asal Sulawesi Selatan, Andi Akmal Pasluddin, meminta pemerintah meyakinkan masyarakat tentang kondisi pangan di Indonesia, terkait dengan situasi yang terjadi secara global. 

Akmal mencontohkan, saat ini India sebagai produsen gandum, telah melarang ekspor komoditas ini disebabkan negara tersebut mengalami lonjakan inflasi makanan ritel hingga mencapai 8,38 persen.

“Saya yakin negara kita ini tidak akan berpengaruh signifikan pada situasi larangan ekspor gandum oleh India. Namun yang situasi sulit ini tidak saja terjadi pada satu dua negara. Pandemi covid-19 dan situasi perang Rusia – Ukraina, telah mempengaruhi juga hampir semua negara pada aktivitas perdagangan maupun berkomunikasi. Kondisi inilah yang mesti diwaspadai sehingga kita selalu siap siaga pada aktivitas penjagaan perekonomian dalam negeri," tutur Akmal.

Legislator asal Sulawesi Selatan II ini menjelaskan, Indonesia bermakanan pokok bukan dari bahan yang berasal dari gandum yang produk turunan berupa roti. Meski nilai importasi Indonesia sebagai negara pengimpor gandum tiap tahunnya mencapai US$3,45 miliar, namun jenis makanan ini dapat digantikan dengan komoditas lain.

“Masih banyak jenis makanan lain selain roti yang dapat kita konsumsi sehari-hari. Namun demikian, ini mesti menjadi tantangan pemerintah agar kedepannya, dapat memproduksi makanan yang bersumber dari tanaman lokal. Mengkonsumsi makanan yang ditanam dalam negeri akan memperkuat ketahanan pangan nasional," ungkap Akmal.

Akmal yang kini duduk di Komisi IV dengan salah satu mitranya Kementerian Pertanian  meyakini, larangan ekspor gandum India tidak akan berpengaruh drastis pada stabilitas pangan, asal Indonesia benar-benar fokus pada pengembangan diversifikasi pangan tanaman lokal.

"Masyarakat memang akan kesulitan untuk untuk membeli produk turunan gandum seperti roti, kue, mie dan lainnya. Namun masyarakat kita ini telah mengalami ujian dan cobaan begitu berat sehingga telah terbiasa kreatif menemukan alternatif makanan di sekitarnya. Kebetulan negara ini sangat subur untuk ditanami berbagai komoditas pangan sehingga menjadi salah satu kekuatan yang luar biasa untuk memperkuat kemandirian pangan nasional," ujarnya. 

“Yang nantinya akan menemui dampak larangan ekspor gandum India sebagai produsen gandum terbesar kedua di dunia, bagi masyarakat Indonesia adalah pada pelaku industri kecil menengah di bidang makanan yang mesti menemukan cara agar selamat dari guncangan tingginya harga bahan baku. Saya berharap, disinilah peran pemerintah hadir untuk memberikan solusi tingginya bahan baku pada pelaku industri makanan minuman dengan memberikan alternatif usaha yang berproduksi pada bahan baku lokal, bukan impor," tutup Andi Akmal Pasluddin.