Perpaduan Teknologi dan Sains, Jurusan Bioinformatika Jadi Solusi Hadapi Masalah di Masa Depan

AKM • Friday, 25 Mar 2022 - 13:47 WIB

Jakarta -  Perkembangan teknologi menjadi kunci utama dalam menghadapi berbagai persoalan yang terjadi di masa depan. Perpaduan teknologi dan sains menjadi bagian dalam  memecahkan sekaligus solusi atas berbagai permasalahan yang kompleks. 

Jurusan ilmu Bioinformatika menjadi salah satu program studi yang menjajikan untuk masa depan. Ini tidak terlepas dari kehadiran Revolusi Industri 5.0, dalam menciptakan keseimbangan antara kemajuan teknologi digital, kemajuan ekonomi paralel dengan penyelesaian masalah sosial.

Vice Rector II Director of Research and Industry Collaboration Indonesia International Institute for Life Science (i3L) Dr.rer.nat. Arli Aditya Parikesit, S.Si., M.Si. menyatakan Bioinformatika sendiri merupakan penerapan sains data (data science) di bidang biologi atau biosains. Yang pada umumnya sebagai aplikasi dari alat komputasi dan analisa untuk menangkap dan menginterpretasikan data-data biologi. Ilmu ini merupakan ilmu baru yang merangkup berbagai disiplin ilmu termasuk ilmu komputer, matematika dan fisika, biologi, dan ilmu kedokteran, dimana kesemuanya saling menunjang dan saling bermanfaat satu sama lainnya.

“Bioinformatika diprediksi menjadi salah satu jurusan yang paling digemari di masa depan, hal ini dapat dilihat dari Low supply dan high demand. Terbukti alumni jurusan Bioinformatika sangat cepat dapat kerja ataupun dapat lanjut ke jenjang S2 atau S3,” ungkap Arli dalam keterangannya, Jakarta, Jum'at (25/3).

Bidang ilmu multidisiplin akan semakin populer karena banyak permasalahan kompleks yang membutuhkan solusi multidisiplin yang akan muncul di masa depan. Antara tahun 2020 dan 2027 pasar bioinformatika global akan meningkat sebesar 13,4% setiap tahun karena institusi bisnis biologis dan klinis berusaha memberikan layanan berbasis data yang lebih efektif dan efisien.

“Kontribusi bioinformatika saat ini sudah dapat kita rasakan, contohnya dalam penanganan pandemi COVID-19. Teknologi termutakhir seperti vaksin mRNA dan obat anti-covid seperti remdesivir (r) dikembangkan dengan bantuan ilmu bioinformatika. Kemudian, penemuan varian baru COVID-19 seperti omicron dan delta dilakukan dengan whole genome sequencing berbasis bioinformatika. Pengembangan obat dan vaksin modern tidak dapat dilakukan tanpa bioinformatika,”jelasnya.

Selain itu, Pengembangan ilmu robotika yg berbasis pada ilmu biologi (bio-inspired robot) sangat maju. Teknologi kesehatan/molekuler Biologi seperti Next Generation Sequencing (NGS) yang mulai banyak digunakan di Indonesia, seperti genetic testing atau analisis mikroba kulit, yang tentunya membutuhkan banyak lulusan Bioinformatika .

Prospek kerja dari Bioinfromatika sendiri sangat bagus, Pengembangan kecerdasan buatan (AI) dalam ranah kesehatan akan semakin penting kedepannya. Data rumah sakit, klinik, maupun pemerintah terkait kesehatan jumlahnya bertambah secara eksponensial, dan memerlukan pakar bioinformatika untuk mengelolanya. Pakar bioinformatika memiliki kelebihan untuk mengelola data tersebut, karena memiliki pemahaman mengenai biosains.

Adapun perkembangan riset-riset yang mengarah kepada bioinformatika juga telah dilaksanakan, seperti riset bioinformatika protein yg dilaksanakan sebagai bagian dari aktivitas riset rekayasa protein pada Laboratorium Rekayasa Protein.Ahli analisa data omic atau pengembang peralatan lunak analisa data omic,Bioinformatic ResearcherBioinformatic Software Engineer.