Summit Kota Sehat 2022 di Kota Semarang Targetkan Rekomendasi Pembentukan Forum Kota Sehat Nasional

MUS • Friday, 18 Mar 2022 - 22:46 WIB

Semarang – Kota Semarang dipastikan bakal menjadi tuan rumah penyelenggaraan Summit Kota Sehat 2022, setelah sebelumnya tertunda dua tahun akibat pandemi pada 2020. Kegiatan yang digelar dua tahun sekali ini akhirnya kembali dapat dilaksanakan.

Ketua Panitia Penyelenggaraan Summit Kota Sehat 2022 dr. Mochamad Hakam mengatakan kesiapan Kota Semarang selaku tuan rumah penyelenggaraan Summit Kota Sehat 2022 yang akan berlangsung 27-30 Maret 2022 mendatang sudah sangat matang.

Berbagai kesiapan acara yang akan digelar meliputi kesiapan personil, agenda acara, keamanan, tenaga medis hingga protokol kesehatan ketat yang memadukan teknologi informasi.

“Saya penyelenggara Summit Kota Sehat bersama seluruh jajaran Pemerintah Kota Semarang sedang melakukan persiapan maksimal agar Summit Kota Sehat dapat berjalan dengan sehat, lancar dan sukses. Karena kota sehat merupakan bagian penting bagi pembangunan manusia Indonesia,” ujarnya saat dialog Trijaya Hot Topic yang berlangsung di studio Trijaya FM Semarang, Jumat sore (18/3).

Dialog live Semarang Summit Kota Sehat 2022 yang dipandu oleh penyiar Trijaya FM Semarang Advianto Prasetyobudi itu, merupakan dialog interaktif pendengarpun bisa langsung bertanya melalui saluran telpon dan Whatsapp.

Summit Kota Semarang 2022 periode kelima ini mengambil tema “Healthy Cities for All” dengan melibatkan perwakilan Kementerian/Lembaga dengtan melibatkan 34 Provinsi serta 514 Kabupaten/Kota, baik dari Pemerintahan maupun Forum Provinsi/Kabupaten/Kota Sehat se-Indonesia.

Forum ini akan melibatkan 649 peserta menjadi bukti sekaligus memotivasi penyelenggaraan kegiatan dengan penerapan protokol kesehatan didukung Smart city pada era new normal,” tuturnya.

Dibutuhkan dukungan dari seluruh pihak termasuk masyarakat untuk dapat bergerak bersama menyukseskan Forum Summit Kota Sehat 2022 di Kota Semarang.

Menurut Hakam, Summit Kota Sehat 2022 ini akan mengagendakan sejumlah seminar dengan narasumber tokoh penting yang berkomitmen dalam perwujudan tata kelola Kota Sehat.

Kegiatan Kota Sehat, lanjutnya, bukan merupakan suatu lomba, namun kabupaten/kota bisa mengaplikasikan tata kelola kota sehat, bahkan seluruh komponen ikut terlibat untuk mendukung seperti sekolah sehat, pasar sehat, kantor sehat, tatanan sosial masyarakat sehat, sarana prasarana sehat dan ketahanan pangan yang sehat bisa terwujud dangan baik, sehingga kabupaten/kota bisa dinamakan kota sehat .

Dia menambahkan pada 27 hingga 30 Maret kegiatan itu, selain seminar yang menghadirkan nara sumber pakar kesehatan dari Australia, Korea dan WHO serta para walikota/bupati yang telah sukses mewujudkan wilayahnya menjadi kota sehat itu, juga akan digelar pula expo dari sejumlah stand unggulan Kota Sehat perwakilan kota/kabupaten dan provinsi se-Indonesia dan peninjauan langsung ke lokasi-lokasi yang menjadi tatanan sehat.

“Yang menarik ada juga site visit ke lokasi tatanan sehat di Kota Semarang, para perwakilan kabupaten/kota tidak hanya memperoleh terori dari dari nara sumber yang kompteten, tetap serta sharing sesión dan parallel event yang diikuti wali kota dan direktur rumah sakit se-Indonesia,” tutur Hakam yang juga sebagai Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang.

Lokasi yang akan ditinjau, tutur Hakam, di antaranya sarana transportasi yang sehat di kawasan Lamper, sarana dan prasarana kehidupan masyarakat yang sehat dan pariwisata yang sehat serta lokasi UMKM sehat di kawasan kampung Batik.

Kegiatan ini menargetkan adanya rekomendasi, pembentukan fórum komunikasi Kota Sehat Nasional serta pemilihan tuan rumah untuk ajang Kota Sehat selanjutnya.

Menurutnya, untuk mencegah penyebaran Covid, berbagai proses mulai dari pendaftaran peserta, koordinasi panitia dilakukan secara online melalui website, WA helpdesk 081327707711 serta koordinasi melalui 24 Liason Officer (LO) atau petugas penghubung

Sedangkan untuk mencegah penyebaran Covid, berbagai proses mulai dari pendaftaran peserta, koordinasi panitia dilakukan secara online melalui website www.kotasehat.semarangkota.go.id, WA help desk 081327707711 serta koordinasi melalui 24 Liason Officer (LO) atau petugas penghubung. Dalam website tersebut, para peserta bahkan dimudahkan dengan adanya menu yang menyajikan informasi mengenai tempat penginapan, sarana transportasi yang bisa digunakan, destinasi wisata maupun tempat belanja kuliner atau oleh-oleh di Kota Semarang.

Penerapan protokol kesehatan yang ketat pun menjadi prioritas panitia dalam penyelenggaraan Summit Kota Sehat, di antaranya dilakukan dengan penggunaan barcode untuk registrasi peserta, scan aplikasi Pedulilindungi, serta hasil swab antigen negatif dari peserta. Panitia juga memfasilitasi swab antigen di lokasi untuk registrasi peserta dan akomodasi kepulangan peserta pada hari terakhir kegiatan, 30 Maret mendatang.

“Forum ini juga diharapankan dapat menjadi bukti sekaligus memotivasi penyelenggaraan kegiatan dengan penerapan protokol kesehatan didukung Smart city pada era new normal,” ujar Hakam.

Selain itu, lanjutnya, juga diharapkan kegiatan yang mengtusung “Healthy Cities for All” ini bisa memberikan dorongan bagi kabupaten/kota untuk ikut mewujudkan kota sehat di masing-masing daerahnya, mengingat belum semua kaputen/kota di Indonesia sudah ikut dalam bimbingan untuk memahami untuk menuju kota sehat.

Hakam menuturkan bagi kabupaten/kota dengan ikut bimbingan ke depan, mereka bisa menyiapkan untuk memenuhi persyaratan yang ditentukan baik diwajibkan hanya enam syarat tatanan atau 10 tatanan pada tahun-tahun mendatang

Kegiatan ini sejumlah nama dan tokoh penting sudah terkonfirmasi hadir menjadi narasumber dalam seminar offline Summit Kota Sehat 2022, di antaranya, Menteri Dalam Negeri, Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Tito Karnavian, Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, Ketua Apeksi, Bima Arya Sugiarto, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, serta perwakilan Walikota dan Bupati se-Indonesia.

Tak hanya itu, pembicara internasional pun akan meramaikan acara. Diantaranya adalah Prof. Cordia Chu, dari Griffith University (Australia), Prof. Eun Woo Nam, dari Yonsei University (Korea Selatan) dan Dr. Suvajee Good RA. dari World Health Organization (WHO) South East Regional Office. (APb)