Gandeng OASE-KIM, Kemkominfo Dorong Kaum Perempuan Makin Cakap Digital

FAZ • Thursday, 17 Mar 2022 - 17:11 WIB

Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama dengan Siberkreasi dan Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE-KIM) menggelar webinar dengan tema “Cek Dulu, Cek Sekarang, Agar Terlindungi Dari Hoaks” yang ditujukan untuk perempuan #MakinCakapDigital.

Acara ini merupakan satu diantara rangkaian Program Nasional Literasi Digital yang bertujuan agar perempuan Indonesia lebih bisa  meng-eksplor dirinya dalam memanfaatkan teknologi digital. 

Dalam acara kali ini turut hadir juga memberikan sambutan secara langsung, Maria Anna Plate selaku Wakil Ketua Bidang 3 OASE Kabinet Indonesia Maju, serta Nur Asia Sandiaga Uno selaku Anggota Bidang 3 OASE Kabinet Indonesia Maju.

Selanjutnya Semuel Abrijani Pangerapan, Dirjen Aplikasi Informatika Kominfo, dan tentunya para narasumber yang pakar dibidangnya, yaitu Nicholas Saputra selaku figur publik, Prita Laura selaku praktisi komunikasi, Eko Septiaji mewakili Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO), yang di moderator oleh Iwan Setyawan, CEO Provetic. 

Menurut laporan Survei Indeks Literasi Digital Nasional tahun 2021, perempuan menjadi salah satu sasaran literasi digital, setidaknya sebesar 56,6% jumlah responden perempuan yang menggunakan internet lebih banyak dibanding responden laki-laki. 

Hasil tersebut mengindikasikan bahwa responden perempuan Indonesia telah memiliki akses pada teknologi serta mulai mengikuti terwujudnya transformasi digital. Transformasi tersebut harus berjalan beriringan dengan pengetahuan dan kemampuan literasi digital yang baik. 

“Perempuan termasuk Ibu, Nenek, dan Anak perempuan merupakan pihak yang sangat esensial dalam keluarga. Oleh karena itu, sebagai perempuan kita perlu lebih berhati-hati dan lebih kritis ketika menerima dan menyebarkan informasi” kata Maria Anna seperti dikutip redaksi, Kamis (17/3).

Sementara itu Dirjen Aplikasi Informatika, Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan bahwa perempuan berperan dan berdamapak signifikan diberbagai bidanh. Karenanya perempuan tidak hanya membangun diri dan keluarganya, namun turut serta membangun masyarakat dan Negara. 

"Program Literasi Digital ini akan terus dilaksanakan untuk menjangkau seluruh masyarakat Indonesia ke berbagai pelosok Negeri tanpa terkecuali, terkhusus bagi perempuan Indonesia," ungkapnya. 

Hoaks Sebagai Bentuk Ancaman Digital 

Berita bohong atau hoaks bisa menyasar berbagai kalangan. Mulai dari keluarga, teman, bahkan figur publik sebagai sosok yang kita idolakan bisa saja terpapar informasi yang bohong atau salah. 

Seperti yang disampaikan oleh salah satu narasumber Nicholas Saputra bahwa seiring dengan perkembangan zaman, cara kita mendapatkan kebenaran juga membutuhkan usaha ekstra. Jadi, tidak bisa setiap informasi kita serap tanpa adanya pemeriksaan fakta terlebih dahulu. 

“Dulu kita menerima informasi, kita tangkap baik-baik. Sekarang, informasi yang salah bisa mempengaruhi hubungan antar sesama, dan banyak hal dalam kehidupan kita,” kata Nicholas dalam diskusinya. 

Meski memeriksa fakta merupakan suatu hal yang dianjurkan pada era digital seperti saat ini, melakukan hal tersebut tidaklah sulit. 

Menurut Prita Laura, kemajuan digital didukung dengan banyaknya teknologi atau bantuan yang menawarkan kemudahan, salah satunya di bidang verifikasi fakta. Menurutnya, masyarakat dapat memulainya dengan memeriksa media terdaftar di Lembaga Dewan Pers atau tidak, jika informasi yang diterima bersumber dari media online. 

“Cek media (sumber informasi), apakah terdaftar di Dewan Pers atau enggak, Masyarakat juga bisa cek fakta dulu sebelum sharing, biasakan curiga pada emosi negatif,” tutur Prita. 

Selain itu, tak sedikit masyarakat yang mendapatkan informasi bohong melalui media sosial, contohnya seperti grup WhatsApp. 

Berdasarkan penuturan Eko Septiaji dari organisasi kemasyarakatan MAFINDO, terdapat sebuah penelitian oleh perguruan tinggi di Indonesia yang menunjukkan bahwa kalangan yang paling banyak yang menjadi korban manipulasi hoaks adalah kalangan digital imigran, yaitu mereka yang lahir sebelum digital berkembang dengan pesat. 

“Oleh karena itu, kita memiliki portal turnbackhoax.id dan kanal cekfakta.com, berkolaborasi dengan 24 (dua puluh empat) media online yang didukung oleh Google News,” Dengan adanya bantuan portal tersebut, masyarakat dapat dengan mudah melakukan penyaringan informasi yang mereka terima, sehingga masyarakat dapat mengidentifikasikan informasi mana yang salah dan benar. Dengan berkembangnya kebiasaan ini, dapat terwujud masyarakat Indonesia yang makin cakap digital sehingga perkembangan ekosistem internet di Indonesia pun akan dapat tercapai dengan cepat dan baik," Tutup Eko.