Ketua DPRD Kota Semarang Berharap Pemerintah Kawal Jalur Distribusi Minyak Goreng

MUS • Tuesday, 15 Mar 2022 - 07:06 WIB

Semarang - Menjelang Ramadhan, harga beberapa kebutuhan pokok atau sembako mulai merambat naik. Kenaikan harga ini merupakan fenomena yang berulang setiap tahun.

Ketua DPRD Jateng, Kadar Lusman mengatakan kenaikan harga yang rutin terjadi tiap tahun, seharusnya dapat diantisipasi pemerintah, baik terkait ketersediaan maupun distribusinya.

Menurut Kadar, penyebab kenaikan harga di antaranya meningkatnya permintaan konsumen, kenaikan biaya distribusi, dan psikologi pasar menjelang Ramadhan.

Indikasinya, menurut Pilus panggilan akrab Kadar Lusman, sebulan menjelang bulan suci ini harga kebutuhan pokok di pasar-pasar tradisional sudah mengalami kenaikan di beberapa pasar tradisional. Terdapat beberapa komoditas yang perlu diwaspadai kemungkinan kenaikannya menjelang Ramadhan tahun ini.

“Untuk mengatasi fenomena kenaikan harga bahan pokok tersebut, sektor produksi barang kebutuhan masyarakat perlu diperkuat. Perlu peningkatan jumlah produksi barang-barang kebutuhan masyarakat pada saat terjadinya peningkatan konsumsi,” ujarnya dalam dialog Prime Topic yang digelar di Smart Class Gedung Falkutas Kedokteran Universitas Muhammadiyah (Unimus) Semarang, Senin (14/3).

Prime Topic ‘Menjaga Ketersediaan dan Harga Sembako’, selain Pilus, Ketua DPRD Kota Semarang juga menghadirkan narasumber Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang Nurkholis dan Dekan Falkutas Ekonomi Unimus Dr. Haerudin. Dialog dipandu oleh moderator Advianto Prasetyobudi dari Trijaya FM Semarang.

Solusi lain, tutur Pilus, dengan mengadakan operasi pasar dan inisiasi program pasar murah di beberapa titik konsumsi di beberapa wilayah. Operasi pasar dan inisiasi program tersebut sedikit banyak berperan untuk mengendalikan faktor psikologis pasar agar kenaikan harga bahan makanan pokok tidak terjadi secara permanen.

“Kami juga akan terus mendorong Pemkot Semarang, dalam hal ini Dinas Perdagangan untuk menerapkan strategi jitu dan membentuk tim khusus agar dapat memantau, mengawasi gejolak harga bahan kebutuhan pangan di berbagai pasar tradisional,” tutur Pilus.

Selain itu, Pilus menuturkan, upaya lain juga diperlukan untuk mencegah munculnya para spekulan yang menaikkan harga semaunya.

Pilus juga menyarankan masyarakat agar tidak panik dan khawatir mendapatkan kebutuhan pokok selama Ramadhan hingga Lebaran mendatang, karena ketersediaan pangan masih mencukupi.

Sementara itu, Kepala Dinas Pedagangan Kota Semarang Nurkholis menuturkan menjelang Ramadhan sudah pasti permintaan kebutuhan pokok mengalami peningkatan, mengingat mayoritas masyarakat di Kota Semarang umat Islam yang menjalankan puasa.

Namun, lanjutnya, mengontrol kebutuhan pangan akan terus dilakukan agar dapat membantu menekan peningkatan angka permintaan di pasar.

Meski mengalami kenaikan harga, tutur Nurkholis, sejauh ini ketersediaan barang masih aman, kecuali minyak goreng. Selain minyak goreng, ketersediaan barang di pasar juga masih terpantau aman.

Menurutnya, Disdag terus melakukan operasi pasar secara rutin untuk memantau harga dan stok minyak goreng yang saat ini memang sangat diminati masyarakat konsumen.

“Kami sudah melakukan operasi pasar minyak goreng rutin meliputi dua sasaran ke berbagai pasar tradisional dan langsung kepada masyarakat melalui semua kecamatan,” ujarnya.

Dia menambahkan operasi pasar minyak goreng yang telah dilakukan tersebut terdiri minyak goreng curah sebanyak 41 ton dan minyak goreng kemasan sebanyak 15.000 liter dengan dijual seharga Rp12.500 per liter hingga Rp13.000 per liter.

Sedangkan para pedagang eceran dapat menjual kembali dengan harga HET sesuai ketentuan Kemendag Rp14.000 per liter.

Dinas Perdangan Kota Semarang, akan menggandeng TNI/Polri untuk memantau distribusi barang ditingkat distributor. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kenaikan harga yang tidak wajar.

“Nanti kita akan lakukan koordinasi lintas sektor termasuk TNI-Polri untuk pemantauan harga. Termasuk nanti memantau di tingkat distributor. Bahkan dari laporan yang kami dapat dari kepala-kepala pasar, sudah ada beberapa komoditas yang mengalami kenaikan seperti telur biasanya Rp18.000 per kg naik menjadi Rp22.000 per kg, daging ayam dan cabai,” lanjut Nurkholis. 

Menurut Dekan Falkutas Ekonomi Unimus Dr Haerudin, jika kembali melihat ke hukum ekonomi, harga memang akan naik ketika permintaan (kebutuhan masyarakat) lebih tinggi daripada penawaran.

Maka, lanjutnya, ada dua pihak yang berperan penting yaitu peran masyarakat dari sisi permintaan dan peran pemerintah dari sisi penawaran.

Pemerintah harus mampu memastikan kecukupan kebutuhan ketika Ramadhan melalui regulasi-regulasi yang diperlukan untuk meningkatkan angka penawaran sehingga angka permintaan tidak melebihi angka penawaran.

Selain itu, tutur Haerudin, pedagang “nakal” yang mampu mengontrol harga pasar pun harus bisa ditangani oleh pemerintah agar harga barang di pasar tetap stabil.

Haerudin menuturkan masyarakat juga hendaklah membeli bahan pokok sesuai kebutuhan. Perlu bijak dengan tidak membeli secara berlebihan dengan tujuan untuk ditimbun.

Pada dasarnya, jika masyarakat dan pemerintah dapat bekerja sama untuk menanggulangi fenomena tahunan ini cerita kenaikan bahan kebutuhan pokok setiap jelang Ramadan tidak perlu terus terulang.