Pemerintah Mulai Sibuk Vaksin Booster, Epidemiolog: Jangan Lalai Dengan Dosis Kedua

MUS • Thursday, 13 Jan 2022 - 18:53 WIB

Jakarta – Vaksin booster bagi warga lansia dan kelompok rentan telah dimulai sejak Rabu, 12 Januari 2022. Mantan direktur WHO SEARO (South East Asia Regional Office) sekaligus Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof. Tjandra Yoga Aditama, menilai pemberian vaksin penguat atau dosis ketiga sangat diperlukan demi mengendalikan kasus covid-19, termasuk varian Omicron.

"Pemberian booster tentu baik dan perlu segera dimanfaatkan oleh yang sudah mendapat kesempatan ini. Kasus Omicron terus meningkat di dunia dan Indonesia. Tentu kita harapkan peningkatan kasus dapat dikendalikan," ungkapnya dalam Trijaya Hot Topic pagi, Kamis (13/1/2022). 

Menurut Tjandra, pemberian vaksinasi dosis kedua sebenarnya sudah cukup efektif. Namun, dengan adanya varian baru serta penurunan antibodi karena keadaan tertentu, membuat imunitas tubuh menurun. 

“Sebenarnya dulu dengan diberikan vaksin dua kali itu sudah lumayan bagus. Tapi seiring berjalannya waktu dia menurun. Maka efek protektifnya tidak maksimal, makanya diberikan vaksin ketiga," jelas Prof Tjandra.

Sementara itu menurut epidemiolog Griffith University, Dicky Budiman selain melindungi diri dari varian omicron, vaksin booster juga diperlukan untuk menangkal varian-varian lainnya. Sekaligus memberikan proteksi tubuh yang baru agar lebih kuat. 

“Dengan diberikan booster tentu akan membatasi penularan omicron. Karena data menunjukan orang yang dibooster memiliki tingkat proteksi yang lebih safety dalam menangkal omicron," kata Dicky. 

Meski mulai sibuk dengan program booster, Dicky berharap pemerintah tidak melupakan pemberian vaksin primer dosis pertama dan kedua. 

Mengingat masih ada 44% orang Indonesia yang belum divaksin dosis kedua, separuh di antaranya adalah lansia.

"Artinya apa? Perlu digencarkan lagi, mereka semua harus diberikan vaksin kedua. Jadi kesibukan pemerintah dengan booster jangan sampai lalai dalam menggencarkan pemberian vaksin kedua karena ini merupakan faktor utama untuk vaksin booster itu sendiri," tukas Dicky. (Fir)