Merawat Kesehatan Mental Penyintas Bencana

MUS • Monday, 6 Dec 2021 - 11:58 WIB

Oleh Muhammad Iqbal, Ph.D
Psikolog

Erupsi gunung Semeru di Jawa Timur terjadi dengan tiba-tiba, dengan menimbulkan kerugian dan korban jiwa. Kondisi ini tentu saja menimbulkan tekanan psikologi bagi penyintas, kehilangan orang yang dicintai, kehilangan harta benda, tidak terpenuhinya kebutuhan hidup membuat mereka hampa dan merasa kehilangan masa depan

Untuk mencegah terjadinya gangguan psikologis pada penyintas bencana, maka penyintas bukan hanya memerlukan sandang, papan, pangan namun juga dukungan maupun pertolongan psikologi awal sehingga kesehatan mental penyintas tetap terjaga

Pertolongan awal psikologi dapat diberikan oleh siapa saja, termasuk relawan, aparat negara, tokoh agama, teman dan keluarga.

Diawal terjadi bencana (tanggap darurat) seperti erupsi gunung semeru, penyintas mengalami kecemasan akan kematian, muncul rasa bersalah, kemudian di pengungsian mereka juga akan mengalami kesepian dan kebosanan.

Disamping itu bila tidak segera mendapat pertolongan awal psikologi, penyintas bencana biasanya akan mengalami stres pasca bencana, seperti ketakutan yang berlebihan, sulit tidur, sensitif, menarik diri, mudah curiga dan relasi sosial yang buruk bahkan berdampak pada kesehatan fisik seperti sakit kepala, sakit perut dan nyeri
 
Bentuk pertolongan pertama psikologi yang bisa dilakukan adalah dengan membawa penyintas kepada lokasi yang aman, memenuhi kebutuhan dasar (sandang, papan, pangan) lalu menghubungkan dengan keluarga terdekat agar mereka bisa nyaman. 

Disamping itu pemberi pertolongan bisa mendengarkan keluhan penyintas serta memberi dukungan, motivasi dan semangat. Bila pemberi pertolongan mendapati penyintas memiliki tekanan psikologis yang berat segera merujuknya kepada tenaga profesional (psikiater dan psikolog)

Disamping itu dukungan psiko sosial dan spiritual juga bisa dilakukan, dengan memberi bantuan kebutuhan dasar termasuk juga memberdayakan dalam kegiatan sosial sehingga penyintas merasa dirinya berharga. Demikian juga dengan dukungan semangat, mendengarkan, menguatkan, relakasasi, menyediakan informasi dan memotivasi serta aktifitas keagamaan seperti shalat, doa, dzikir, muhasabah, tausiah ringan, shalawat yang bisa menguatkan penyintas dan menerima dengan ikhlas musibah yang terjadi.

Untuk itu ada baiknya relawan yang akan terjun ke lokasi bencana perlu mendapatkan pelatihan Psychological First Aid (PFA) agar bisa mencegah terjadinya gangguan kesehatan mental kepada penyintas bencana

www.rumahkonseling.online
IG @muhammadiqbalpsy