6 Analisa Omicron yang Kini Sudah Menyebar di 5 Benua

MUS • Monday, 29 Nov 2021 - 16:34 WIB

Prof Tjandra Yoga Aditama
Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI/ Guru Besar FKUI
Mantan Direktur WHO Asia Tenggara dan Mantan Dirjen P2P & Ka Balitbangkes

 
Sesudah menyatakan Omicron sebagai Virus of Concern (VOC) pada 26 November, maka pada 28 November kemarin WHO kembali mengeluarkan pernyataan tentang varian baru ini. Kalau kita lihat pengumuman-pengumuman varian baru sebelumnya, tidak ada yang dalam kurun 2 hari sudah ada pengumuman lanjutan. Informasi WHO kemarin 28 November menyebutkan enam analisa tentang kemungkinan dampak varian ini.
 
1. Penularan. Belum terlalu jelas sekali apakah Omicron memang lebih mudah menular ketimbang varian lain, termasuk Delta. Tetapi memang jumlah orang yang positif varian ini terus meningkat di Afrika Selatan, dan perlu studi epidemiologi mendalam tentang hal ini.  

2. Beratnya penyakit. Ada 3 hal disini:

2.1. Juga belum terlalu jelas apakah Omicron mengakibatkan sakit lebih berat. Data awal memang menunjukkan dugaan ada peningkatan masuk RS di Afrika Selatan, tapi harus diteliti lebih lanjut analisanya

2.2. Juga sejauh ini tidak ada (atau setidaknya belum ada) informasi ilmiah yang menyebutkan bahwa gejala akibat Omicron berbeda dengan akibat varian lain.

2.3. memang ada laporan awal dari data mahasiswa bahwa kaum muda cenderung keluhannya lebih ringan, tapi kepastian dampat beratnya varian Omicron baru akan ada dalam beberapa hari atau minggu ke depan. 

Kita sudah ketahui bahwa semua varian covid-19 sejauh ini dapat menimbulkan penyakit berat dan kematian apalagi pada kelompok rentan (lansia, komorbid, gangguan imunitas dll. Jadi sambil menunggu data ilmiah lebih lengkap maka kita harus terus waspada dan pencegahan (3M, 3T dan vaksinasi) tetap merupakan hal utama. 

3. Kemungkinan Infeksi ulang. Data awal menunjukkan bahwa infeksi varian Omicrom meningkatkan risiko infeksi ulangan, seseorang yang sudah sakit dan sembuh kemudian jatuh sakit lagi.

4. Efektifitas vaksin. WHO masih terus menganalisa hal ini bersama para pakar di dunia.

5. Efektifitas test PCR. 

5.1. Sejauh ini test PCR masih dapat mendeteksi infeksi covid-19, termasuk akibat Omicron. 

5.2. Sekarang penelitian masih terus berjalan, termasuk ada tidaknya kemungkinan dampak pada rapid antigen test.  

5.3. Juga ada berita lain tentang kemungkinan Gene S yang mungkin sulit terdeteksi dengan PCR, walau ada dua kelompok Gene lain yang masih terdeteksi, namun masih perlu penelitian lebih lanjut

6. Efektifitas pada Pengobatan. Sesuai dengan Pedoman Pengobatan WHO tanggal 24 November 2021 (2 hari sebelum Omicron dinyatakan sebagaj VOC) maka Kortikosteroid dan IL6 Receptor Blockers masih tetap efektif untuk menangani pasien COVID-19 yang berat dan parah. Tentu perlu analisa lebih lanjut tentang kemungkinan dampaknya pada varian Omicron.  

Seperti diketahui bahwa hari ini infeksi akibat Omicron sudah ditemukan di lima benua di dunia, a.l. dengan laporan kasus dari Kanada di benua Amerika dan juga dari Australia. Hal ini tentu membuat kita memang perlu ekstra waspada dan hati-hati