DFW Indonesia Gelar Workshop Pendataan dan Registrasi Kapal Kecil

MUS • Thursday, 4 Nov 2021 - 07:54 WIB

Pasarwajo - Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia, bekerjasama dengan Burung Indonesia menggelar workshop pendataan dan registrasi kapal kecil bagi nelayan tuna di kabupaten Buton. Kegiatan tersebut dilaksanakakan di Pasarwajo Kabupaten Buton, Rabu (3/11/2021).

Koordinator Program DFW Indonesia untuk program Wabula, Nasruddin, mengatakan bahwa kegiatan tersebut bertujuan untuk membantu nelayan tuna skala kecil untuk mendapatkan Tanda Daftar Kapal Perikanan (TDKP). 

“Kegiatan ini untuk mendorong peningkatan kesadaran nelayan tuna mendaftarkan kapal sehingga terdata dengan baik dan memperoleh Bukti Pencatatan Kapal Perikanan (BPKP)” kata Nasruddin. 

Kegiatan workshop ini dikuti oleh nelayan yang berasal dari 3 desa pesisir di kabupaten Buton yaitu desa Holimombo Jaya, Wabula dan Wasuemba dengan melibatkan narasumber dari Dinas Perikanan kabupaten Buton dan KSOP Baubau. 

Nasruddin menambahkan bahwa, rantai pasok tuna global saat ini mewajibkan nelayan menggunakan kapal dan alat tangkap yang legal. 

“Tuna asal Buton jika mau ekspor harus dibuktikan dengan legalitas kapal dan alat tangkap sehingga tidak terkategori IUU fishing,” kata Nasruddin. 

Setelah kegiatan workshop akan dilanjutkan dengan pengukuran kapal dan penerbitan pas kecil oleh pihak KSOP Baubau. 

"Dari kegiatan ini ditargetkan 100 kapal ikan penangkap tuna skala kecil akan mendapatkan pas kecil dan BPKP," pungkas Nasruddin.  

Sementara itu Marine Inspektor dari Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Baubau, Muh Akbar yang menjadi narasumber workshop mengatakan bahwa pengukuran dan penerbitan pas kecil merupakan syarat bagi kapal ukuran dibawah 10GT. 

“Ini untuk memastikan kapal yang dibangun memenuhi aspek keselamatan ketika melakukan operasi penangkapan ikan," kata Akbar. 

Kepala Seksi Pengelolaan TPI, Dinas Perikanan kabupaten Buton, Yusuf, mengatakan bahwa dengan sistem data base yang baik, akses nelayan dalam memperoleh pembiayaan kredit usaha rakyat, asuransi nelayan akan lebih mudah. 

“Sistem one data yang dikembangkan oleh pemerintah kepada nelayan bertujuan untuk perlindungan nelayan secara keseluruhan”, ungkap Yusuf. 

Dia mengatakan bahwah jumlah nelayan tuna di 3 desa tersebut berjumlah sekitar 300 dengan alat tangkap pancing ulur dan jaring insang. “Perikanan skala kecil memang mendominasi dengan ukuran 2-3 GT," jelas Yusuf. 

Seorang peserta workshop yang merupakan nelayan tuna asal Holimombo Jaya, La Saleh mengatakan bahwa workshop ini memberi wawasan kepada nelayan dan keluarga tentang manfaat pendaftaran kapal. 

“Kami baru mengetahui jika manfaatnya bisa banyak bukan saja untuk keselamatan nelayan tapi juga akses untuk mendapatkan program pemerintah berupa bantuan dan kredit usaha," ungkap La Saleh.  

Dengan adanya pas kecil dan teregistrasinya kapal nelayan, mereka merasa lebih aman melakukan aktivitas penangkapan ikan.

DFW Indonesia dan Burung Indonesia saat ini bekerjasama dalam program pengelolaan perikanan skala kecil berbasis masyarakat adat di Key Biodiversity Area (KBA) Wabula, kabupaten Buton. Program tersebut mendapat dukungan pendanaan dari Critical Ecosystem Partnership (CEPF) dan berlangsung dari April 2021-Mei 2022. (HenQ)