Riset Kesehatan untuk Masalah Bangsa

MUS • Saturday, 30 Oct 2021 - 11:47 WIB

Prof Tjandra Yoga Aditama
Mantan Kepala Badan Litbangkes RI dan mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, yang juga membawahi penelitian di WHO SEARO

Riset kesehatan merupakan bagian tidak terpisahkan dari program kesehatan masyarakat dan penanganan kesehatan klinik pasien di suatu negara, termasuk tentunya Indonesia. Dengan kebijakan bahwa tanggung jawab pemerintah untuk riset kesehatan kini ada di tangan BRIN, maka terdapat 3 hal yang perlu disampaikan.

Pertama, sedikitnya ada lima hal yang harus dicakup dalam riset kesehatan:

1. Penelitian sains dasar (basic science), dengan biomolekuler, nano tehnologi dll
2. Penelitian klinik untuk penanganan pasien dalam menghadapi penyakitnya sehari-hari
3. Penelitian operasional (OR - operational research) untuk tahu seberapa jauh metode kesehatan masyarakat terimplementasi di lapangan 
4. Penelitian kesehatan masyarakat berskala luas, untuk menemukan metode terbaik untuk mengatasi masalah kesehatan bangsa
5. Penelitian yang bersifat survei untuk mendapat data situasi kesehatan suatu bangsa, baik epidemiologik maupun dari aspek lebih luas.

Kedua, dalam melaksanakan riset kesehatan jelas perlu melibatkan  setidaknya 5 pihak:

1. Pasien dan keluarganya
2. Komunitas di masyarakat, termasuk tokoh masyarakat
3. Petugas kesehatan, baik di klinik dan RS maupun petugas kesehatan masyarakat
4. Penentu kebijakan publik di berbagai tingkatan, yang keputusannya akan mempengaruhi masalah kesehatan
5. Komunitas internasional, karena kolaborasi antar bangsa akan juga amat mempengaruhi keberhasilan riset kesehatan

Ketiga, perlu disadari bahwa riset kesehatan bukan dilakukan oleh berbagai pihak, dan ini perlu dikoordinasikan dengan baik. Setidaknya ada lima pihak yang berperan:

1. Pemerintah (tadinya Balitbangkes dan sekarang menjadi BRIN)
2. Perguruan Tinggi dan juga RS Pendidikan
3. Dunia usaha
4. Lembaga riset lain di dalam negeri
5. Kegiatan riset internasional, baik melalui badan dunia seperti WHO dll, juga jaringan Universitas dan atau Organisasi Profesi kedokteran/kesehatan regional dan global, serta lembaga riset internasional.

Semoga riset kesehatan di Indonesia dapat memenuhi tiga harapan utama:

1. Berperan penting dalam menyelesaikan masalah kesehatan bangsa, sehingga keputusan yang diambil benar-benar "evidence based", berdasar bukti ilmiah sesuai hasil penelitian
2. Ikut berperan dalam penanganan masalah kesehatan regional dan global, apalagi mengingat penyakit dapat berpindah antar bangsa dan Presiden Jokowi dalam Sidang Umum PBB September yang lalu sudah mencanangkan perlunya tata ulang kesehatan global
3. Meningkatkan mutu ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan anak bangsa, agar benar-benar bertaraf internasional.